Sukses

5 'Hal Baik' Ini Malah Bisa Merusak Karir

Ada 5 hal yang dianggap sebagai sesuatu yang baik oleh karyawan, tapi ternyata malah berdampak buruk kepada karir. Apa saja?

Liputan6.com, New York - Banyak hal salah kaprah soal kehidupan kerja. Misalnya, kita meluangkan lebih banyak bersama rekan kerja daripada sahabat. Atau, lebih banyak melakukan tugas untuk atasan daripada kewajiban pada orangtua dan keluarga.

Saat berupaya menjadi karyawan terbaik, kita seringkali tidak menyadari bahwa kesan baik yang diciptakan justru buruk bagi karir di masa depan. 

Dikutip dari Vault pada Senin (23/5/2016), berikut ini adalah 5 sifat positif yang ternyata malah berdampak buruk pada karir kita:

1. Pahlawan larut malam

Ada 5 hal yang dianggap sebagai sesuatu yang baik oleh karyawan, tapi ternyata malah berdampak buruk kepada karir. (Sumber Guardian)

Selalu ada satu orang dalam setiap pekerjaan yang selalu menjadi orang terakhir yang mematikan lampu setelah semua karyawan sudah pulang.

Ada di antara orang-orang itu yang merasa bahwa mereka akan terlihat baik dalam pandangan atasan sekiranya melakukan pengorbanan lebih. Tapi, pandangan perusahaan dan rekan kerja tidaklah demikian.

Rekan-rekan kerja sebal dengan perilaku ini karena mereka tidak berniat bekerja terlalu panjang dan secara salah menyangka bahwa sang atasan akan mengganjar perilaku 'Pahlawan Larut Malam' ini lebih daripada mereka.

Dan, para atasan sejatinya tidak peduli dengan seberapa lama orang bekerja, melainkan fokus kepada seberapa banyaknya pekerjaan itu terselesaikan.

Jika seseorang mengerjakan suatu proyek hingga larut malam, padahal rekan kerja lainnya mengerjakan lebih cepat, maka ia bisa dipandang sebagai seseorang dengan kemampuan buruk melakukan manajemen waktu, seorang yang lambat, atau seseorang yang suka menunda hingga menit-menit terakhir.

Bekerjalah hingga larut hanya kalau diperlukan. Mereka yang menjawab surel yang dikirim malam hari oleh atasan atau melesat dalam proyek-proyek menit terakhir yang sebenarnya perlu lebih banyak waktu akan membuktikan nilainya bagi perusahaan. Tapi, bekerja larut malam yang hanya demi penampilan akan sia-sia.

2. Tugas Berganda

Ada 5 hal yang dianggap sebagai sesuatu yang baik oleh karyawan, tapi ternyata malah berdampak buruk kepada karir. (Sumbe Linked In)

Ada orang yang mendengarkan rapat melalui telepon sambil menulis laporan untuk proyek lain yang tidak berhubungan. Orang itu menyelesaikan satu aspek suatu tugas tertentu dan kemudian melakukan pekerjaan di tugas lain, tapi tidak pernah benar-benar tuntas pada keduanya.

Sejumlah persyaratan kerja malah meminta jenis karyawan seperti ini, tapi bukan itu yang mereka maksudkan.

Ketika orang membagi perhatian di antara banyak tugas, terkadang ia mengorbankan efisiensi dan ketelitian. Hal ini bisa memperpanjang waktu mengerjakan suatu tugas, misalnya karena sedang mengerjakan 5 tugas sekaligus. Karena terus-terusan berganti-ganti tugas, orang bisa berpotensi melakukan kesalahan di sejumlah tugas yang diberikan, sehingga memaksa memberikan waktu tambahan untuk melakukan perbaikan.

Perusahaan ingin pegawai melakukan empat tugas dan mengerjakannya dalam satu hari, tapi agar dilakukan dengan perhatian rinci yang sama untuk masing-masing proyek.

Daripada melakukan semuanya dalam waktu yang sama, lebih bermanfaat untuk memberikan perhatian penuh pada satu tugas saja di suatu waktu.

3. Pegawai Efisien

Perusahaan mungkin kaget membaca ini, tapi menjadi terlalu efisien dalam suatu pekerjaan malah buruk bagi karir.

Ini adalah wilayah abu-abu, karena ada sebagian yang setuju dan sebagian lagi akan menolaknya. Tapi, nasihat ini bukan untuk semua pekerjaan.

Ada beberapa pekerjaan yang menghukum pegawai karena bekerja terlalu cepat. Pegawai menyelesaikan semua tugas namun harus diberikan tugas tambahan karena teman-temannya tertinggal. Hal ini tentu saja menimbulkan kekesalan.

Ibaratnya, kalau bekerja cepat malah diganjar dengan tugas-tugas tambahan, kenapa hal itu harus dipertahankan?

4. Pembagi Kue

Ada 5 hal yang dianggap sebagai sesuatu yang baik oleh karyawan, tapi ternyata malah berdampak buruk kepada karir. (Sumbe hldataprotection.com)

Orang jenis ini senang memberi donat, kue, dan kudapan untuk dibagikan kepada karyawan dan rekan kerja. Sepertinya semua orang senang, tapi ada sisi buruknya.

Ketika membelikan donat untuk kantor, orang tidak menghargai diet orang lain. Tentu saja bukan tugas kita untuk memperhatikan siapa yang tidak bisa memakannya, tapi hal ini membawa risiko dimarahi orang lain karena pertambahan ukuran pinggangnya atau terkait dengan alergi makanan.

Mereka yang secara teratur membawa cemilan ke kantor dapat dijuluki sebagai ibu atau ayah di tempat kerja, yang mungkin kita nikmati sesaat, tapi membuat sebal atasan. Ada kejadian seorang pegawai dicurigai membeli kesetiaan orang menggunakan kue-kue.

Periksalah ‘suhu’ di kantor. Jika di kantor memang ada meja tempat cemilan dan orang secara teratur membawa cemilan untuk rekan-rekannya, maka ikutlah dalam budaya itu. Jika senang membawa permen, tapi mengamati ada orang yang menghindar karena alasan diet, gantilah dengan membawa yang lebih sehat. Dan kalau atasan terlihat terganggu dengan kebaikan ini, jangan memancing dengan meneruskan kebiasaan ini. Jika demikian, ajaklah rekan makan siang atau rehat kopi bersama untuk menikmati berbagi dengan cara lain.

5. Rekan Kerja Gaul

Ada 5 hal yang dianggap sebagai sesuatu yang baik oleh karyawan, tapi ternyata malah berdampak buruk kepada karir. (Sumber cosmolife.org)

Ini adalah orang yang tidak bisa melintas di lorong tanpa berhenti sejenak untuk bicara dengan setiap rekan kerja yang dilaluinya.

Dampak samping menjadi populer bisa beraneka ragam. Mungkin kita kebablasan menceritakan di mana sebenarnya berada sewaktu sedang mengaku sakit di rumah atau mencurahkan isi hati tentang sesuatu yang terjadi dalam kehidupan pribadi dan dipandang sesuatu yang harus diwaspadai oleh atasan terkait dengan tugas penting atau promosi.

Orang bisa saja membuat rekannya marah karena berbagi informasi tentang gaji, dan tentunya membuat atasan marah juga. Kenyataannya, ada sejumlah atasan yang terancam oleh para karyawan yang menjadi terlalu populer. Bisa-bisa, sang atasan secara diam-diam berusaha membubarkan pertemanan para karyawan di tempat kerja.

Kadang-kadang lebih baik tidak terlihat di radar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.