Sukses

Dancing Grandma, Grup Nenek-nenek Perangi Narkoba

Dancing grandma alias damas sangat ideal dengan pekerjaan ini, karena mereka lebih paham komunitasnya dibanding polisi.

Liputan6.com, Guangzhou - Kota Guangzhou di China bagian selatan membuka 'lowongan' baru dalam hal memerangi obat bius. Mereka menyebut dirinya dancing grandma atau nenek berdansa.

Kelompok itu terkenal dengan kegiatan rutinnya yaitu menari di depan publik. Kebanyakan anggotanya adalah perempuan separuh baya dan pensiunan.

Mereka kerap disebut damas. Tugasnya membantu petugas unit narkoba di kota kawasan Jianggao.

Lebih dari 100 damas telah direkrut semenjak skema bantuan polisi unit narkoba itu dibentuk awal Januari 2016. Keberadaan mereka dibutuhkan untuk mencegah serta menghancurkan kriminalitas yang berhubungan dengan obat bius.

Kegiatannya meliput kampanye seperti memberi pamflet tentang bahaya narkoba dari rumah ke rumah, juga menghadiri berbagai acara pencegahan pemakaian obat bius.

Pihak keamanan berharap dengan memberikan posisi perempuan dalam komunitas, mereka diharapkan dapat membantu memonitor obat-obatan di sekitarnya.

"Kebanyakan perempuan di sini paling anti dengan obat-obatan," kata Tang Rohzhen dari unit kepolisian anti narkoba seperti dilansir dari BBC, Kamis (31/3/2016).

"Itulah mengapa kami merekrut mereka untuk menyebarkan pesan anti-narkoba," lanjutnya lagi.

Tim kepolisian dari Jianggao itu meniru gerakan yang sama yang dilakukan di kota Yantai. Kota tersebut sukses menerapkan program tersebut.

"Damas sangat ideal dengan pekerjaan ini, karena mereka lebih paham komunitasnya dibanding polisi," kata petugas anti-narkoba Yuan Zhu.

"Mereka cepat sekali mengidentifikasi orang asing di lingkungan mereka dan segera bisa menghubungi polisi," tutup Zhu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.