Sukses

Diduga Makan Jaring Ikan, Paus Kepala Kotak Seberat 41 Ton Mati

Dugaan para ahli ada hubungannya dengan jaring ikan sepanjang 8 meter yang ditemukan di kerongkongannya.

Liputan6.com, Jiangsu - Seekor paus sperma atau paus kepala kotak seberat 41 ton belum lama ini ditemukan terdampar di sebuah pantai dekat Kota Nantong, Provinsi Jiangsu, China.

Penyebab kematian hewan yang memiliki gigi terbesar di dunia hingga kini belum diketahui. Para ahli yang menelitinya menduga berkaitan dengan jaring ikan sepanjang 8 meter yang ditemukan di kerongkongannya.

Setelah beberapa hari paus seberat 41 ton ini terdampar, paus lainnya juga ditemukan terdampar di dekat Kota Nantong. Penyebab kematian mamalia bertubuh besar ini juga tidak ditemukan.(Shanghaiist.com)

Dugaan tersebut diperkuat dengan pernyataan dari pendiri Museum Dalian di Liaoning Sui Hongjin saat melakukan otopsi terhadap tubuh paus raksasa itu. 

"Tidak ada makanan terdapat di lambung hewan air tersebut, sementara luka juga tidak ditemukan pada bagian perut jelang otopsi. Kemungkinan paus malang itu mati kelaparan karena penyumbatan pada kerongkongan," seperti dilansir dari Shanghaiist.com, Jumat (18/3/2016).

Setelah melakukan otopsi, paus kepala kotak yang memiliki nama latin Physeter Macrocephalus, di bawa ke Museum Dalian untuk dilakukan proses pengawetan, yang akan membutuhkan waktu sekitar 5 tahun.

Dugaan ini diperkuat dengan pernyataan pendiri Museum Dalian di Liaoning Sui Hongjin saat melakukan otopsi terhadap tubuh paus raksasa itu. (Shanghaiist.com)

Ketika pengawetan sudah selesai dilakukan, pajangan paus raksasa nantinya akan menjadi salah satu koleksi sejumlah benda-benda terbesar di China yang berhasil memecahkan rekor dunia, seperti teleskop terbesar yang berfungsi untuk memburu alien, toko Lego terbesar, serta pertemuan para pembantu terbesar di dunia.

Selang beberapa hari paus kepala kotak ditemukan, paus lainnya juga diketahui terdampar dekat Kota Nantong. Namun, penyebab kematian paus kedua itu hingga kini belum diketahui.

Dugaan para ahli ada hubungannya dengan jaring ikan sepanjang 8 meter yang ditemukan di tenggorokannya.(Shanghaiist.com)

Sementara itu, 11 ribu kilometer di sisi lain Pasifik, lumba-lumba terkecil di dunia dihadapi bahaya yang lebih besar. Permintaan lumba-lumba untuk dikirim ke Teluk California membuat para nelayan melakukan pemburuan terhadap mamalia laut yang dikenal sangat cerdas itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.