Sukses

Akibat Perubahan Iklim, 7 Pulau Ini Terancam 'Hilang' Selamanya

Perubahan iklim membuat terjadinya erosi pantai di kepulaun ini sehingga menyebabkan beberapa dari daratan itu tenggelam.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelajahi kepulauan yang penuh dengan keindahan alam, pantai pasir putih, terumbu karang nan indah, dan hamparan air laut nan jernih, sering menjadi pilihan liburan bagi para pecinta laut. 

Sebelum terlambat, para penggemar keindahan bawah air harus segera mengunjungi beberapa tempat di bawah ini. Karena dalam kurun waktu beberapa puluh tahun ke depan, lokasi itu tidak akan bisa dikunjungi lagi. 

Dikutip dari News.com.au, Minggu (12/6/2016), akibat adanya kenaikan permukaan air laut, erosi dan polusi -- sebagai akibat perubahan iklim -- membuat tujuh pulau di dunia ini terancam tenggelam, bersama dengan hilangnya flora dan fauna liar yang ada di dalamnya. 

Berikut selengkapnya 7 deret kepulauan di dunia hampir tenggelam:

1. Maladewa

Perubahan iklim membuat terjadinya erosi pantai di kepulaun ini sehingga menyebabkan beberapa dari daratan itu tenggelam (News.com.au).

Maladewa atau yang lebih sering disebut dengan 'surga dunia', adalah sebuah negara yang terdiri dari sekitar 1.190 pulau di Samudera Hindia.

Lokasi itu dikelilingi oleh pantai pasir putih nan indah, resor mewah, pondok beratap jerami, dan perairan pirus. Tidak mengherankan jika tempat bak surga itu menjadi lokasi populer para pencari kenikmatan alam.

Jika Anda sudah mempunyai niat untuk mengunjungi 'surga dunia' itu, sebaiknya Anda bertindak cepat.

Karena letaknya yang hanya beberapa meter di atas permukaan laut, para ilmuwan memperkirakan, dalam kurun waktu 100 tahun, tempat tersebut akan tenggelam.

Hal tersebut diakibatkan oleh adanya perubahan iklim.

2. Seychelles, Afrika

Perubahan iklim membuat terjadinya erosi pantai di kepulaun ini sehingga menyebabkan beberapa dari daratan itu tenggelam (News.com.au).

Kumpulan 115 pulau berserta pantainya yang indah, tebing megah, hutan subur, air nan jernih, dan resor bintang lima itu terletak di lepas pantai timur Afrika.

Namun sayangnya, jika Anda tidak segera menginjakkan kaki di tempat itu dalam waktu dekat, kemungkinan terbesarnya adalah Anda tidak akan dapat melihat keindahan alam itu lagi.

Para ilmuwan telah memprediksikan, dalam kurun waktu 50 tahun, Seychelles, akan segera menyatu dengan lautan luas dan hilang selamanya.

Hal tersebut terjadi akibat adanya kerusakan batu karang, karena perubahan iklim dan erosi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kepulauan di Samudera Pasifik

3. Kepulauan Marshall

Perubahan iklim membuat terjadinya erosi pantai di kepulaun ini sehingga menyebabkan beberapa dari daratan itu tenggelam (News.com.au).

Kepulauan yang terletak di sebuah negara kecil di Mikrosenia, wilayah Samudera Pasifik itu, terjepit di antara Hawaii dan Australia.

Kepulauan Marshall dengan Ibu Kota Majuro, merupakan salah satu pulau yang terancam 'hilang', akibat adanya perubahan iklim.

Kepulauan tersebut terletak kurang dari satu meter di atas permukaan laut. Saat terjadi pasang tinggi, air laut bisa mencapai dan menghancurkan rumah penduduk di sepanjang jalan.

4. Kepulauan Magdalen

Perubahan iklim membuat terjadinya erosi pantai di kepulaun ini sehingga menyebabkan beberapa dari daratan itu tenggelam (News.com.au).

Selain memiliki hamparan pantai pasir putih dan tebing batu pasir merah, kepulauan yang terletak di Teluk St. Lawrence ini, juga mempunyai hembusan angin yang sangat kuat.

Hembusan angin kuat tersebut, menyebabkan adanya pengikisan di pesisir pulau, setiap tahunnya.

Walaupun kepulauan tersebut dilindungi oleh tembok es laut, para peneliti memprediksikan, gumpalan es tersebut hanya akan bertahan selama 75 tahun ke depan.

5. Kiribati

Perubahan iklim membuat terjadinya erosi pantai di kepulaun ini sehingga menyebabkan beberapa dari daratan itu tenggelam (News.com.au).

Merupakan sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudera Pasifik tengah, dengan populasi yang tidak begitu banyak.

Kepulauan tersebut terkenal dengan kegiatan memancing, berselancar, dan juga melihat burung. Jika Anda tertarik untuk mengunjungi tempat itu, sebaiknya Anda segera mempersiapkan diri secepatnya.

Menurut proyeksi perubahan iklim, pulau yang memiliki 33 atol karang dan pulau-pulau karang itu, akan tenggelam pada akhir abad ini.

Kepulauan tersebut juga tidak akan dapat dihuni lagi pada tahun 2050, akibat adanya erosi pantai dan pencemaran air.

3 dari 3 halaman

Kepulauan di Amerika Selatan hingga Papua Nugini

6. Kepulauan Galapagos

Perubahan iklim membuat terjadinya erosi pantai di kepulaun ini sehingga menyebabkan beberapa dari daratan itu tenggelam (News.com.au).

Kepulauan satu ini, terdiri dari 13 pulau berapi dan bebatuan, terletak 1.000 kilometer di sebelah barat pesisir Amerika Selatan.

Di kepulauan vulkanik ini, Anda dapat menemukan beberapa spesies satwa liar yang menakjubkan. Seperti, singa laut, iguana laut, kura-kura raksasa, dan pinguin langka -- satu-satunya spesies yang ditemukan di utara khatulistiwa.

Sayangnya, hewan liar tersebut terancam mati akibat adanya perubahan iklim, polusi, dan juga adanya spesies baru yang masuk ke dalam habitat mereka -- kucing dan anjing.

7. Kepulauan Salomo

Perubahan iklim membuat terjadinya erosi pantai di kepulaun ini sehingga menyebabkan beberapa dari daratan itu tenggelam (News.com.au).

Kepulauan Salomo terletak di sebelah timur Papua Nugini dan merupakan bagian dari negara persemakmuran Inggris. Daratan ini juga sering disebut sebagai pulau mata biru, karena keunikan penduduk asli yang memiliki mata berwarna biru.

Negara tersebut terkenal dengan area menyelam dan snorkling-nya yang menakjubkan, serta ombak indah yang menunggu untuk ditaklukkan peselancar.

Kepulauan yang memiliki beberapa anak pulau itu, harus kehilangan lima daratan tak berpenghuni pada bulan Mei lalu.

Hal tersebut terjadi diakibatkan oleh naiknya permukaan air laut dan erosi pantai akibat perubahan iklim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.