Sukses

13 Anak AS yang Disekap Orangtua Kandung Kini Memulai Hidup Baru

13 anak David dan Louise Turpin tinggal di rumah berbeda di Riverside County. Sudah bisa tersenyum dan saling kontak via Skype.

Liputan6.com, California - Dunia terkejut kala mendengar kabar di negara sebesar Amerika Serikat ada orangtua kandung yang mengurung 13 anaknya selama bertahun-tahun. Pasangan suami istri David dan Louise Turpin itu juga dilaporkan melakukan penyiksaan terhadap anak-anak mereka yang berusia 2 hingga 29 tahun.

Kasus itu terungkap setelah salah seorang anak mereka lolos dan meminta bantuan polisi.

Kini, menurut pihak otoritas, 13 anak David dan Louise Turpin tinggal di rumah berbeda di Riverside County. Dikutip dari CNN pada Selasa (20/3/2018), mereka dilaporkan menikmati kebebasan dan terlihat bahagia.

CEO Pusat Regional Corona Medical Mark Uffer (CRMC), mengumumkan bahwa ke 13 anak Turpin telah diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut, mengutip undang-undang privasi sebagai alasan.

Enam dari anak-anak itu masih di bawah umur, sementara tujuh orang lainnya sudah dewasa.

"Atas nama kita semua di CRMC, kami berharap kakak beradik yang berani ini makin sehat dan kuat, dan mereka melakukan langkah selanjutnya dalam perjalanan hidup mereka," katanya.

Dua kakak beradik paling muda sekarang berada di satu rumah asuh di Riverside County, sementara empat lainnya berada di rumah lain di county itu.

"Tidak ada rumah yang mampu menampung keenam anak tersebut," kata seorang sumber yang dekat dengan polisi.

"Dua anak termuda, khususnya, akan membutuhkan banyak perhatian," ucap sumber itu. "Mereka tidak berpendidikan sama sekali."

"Anak berusia 17 tahun, yang melarikan diri, kecerdasannya setara dengan anak kelas satu."

Usai kasus penyiksaan anak-anak ini terungkap, para bocah itu ditampung di tiga rumah yang berbeda. Sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan, kakak beradik itu sudah saling berkomunikasi.

"Anak-anak semua berbicara secara teratur melalui Skype. Mereka semua senang berada di tempat lain," kata sumber itu.

David Turpin juga mengaku tidak bersalah atas satu tuduhan perilaku cabul dengan anak di bawah umur. Dia juga menolak bersalah bahwa ia bersama istrinya melakukan penyiksaan anak.

Mereka ditangkap pada bulan Januari. Seorang hakim memberi jaminan US$ 12 juta untuk setiap terdakwa.

Satu-satunya hal yang bisa dilakukan anak-anak itu kala masih dikurung oleh orangtuanya adalah menulis di jurnal. Jadi ,ratusan buku catatan bisa menjadi bukti di pengadilan bahwa pasangan itu melakukan tindakan penyiksaan anak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyiksaan Vs Pendidikan

Pada saat penangkapan, pasangan Turpin mengklaim mereka sudah mendidik anak-anak yang berusia antara 2 hingga 29 tahun secara home schooling.

"Sekolah Sandcastle Day buatan pasangan itu ternyata abal-abal. Mereka membuat sekolah agar mereka untuk mendapatkan uang dari county dan negara bagian," ucap sumber lainnya.

Sebelumnya, Jaksa Wilayah Riverside County, Mike Hestrin, mengatakan sekolah di rumah itu digunakan untuk menyembunyikan kehidupan horor dan pelecehan. Anak-anak mereka dipukuli dan kelaparan, dirantai ke tempat tidur selama berminggu-minggu. Mereka hanya diperbolehkan mandi setahun sekali.

Meski demikian, pihak berwenang belum bisa menentukan apakah anak paling bungsu yang berusia 2 tahun juga disiksa.

Kondisi hidup yang mengerikan menyebabkan salah seorang anak mereka, seorang gadis 17 tahun, melarikan diri melalui jendela rumah keluarga.

Dia menelepon 911 dari ponsel tidak aktif yang ditemukannya di rumah. Dia telah merencanakan pelariannya selama lebih dari dua tahun.

Pihak berwenang menuturkan, ketika orang tuanya ditangkap terlihat anak laki-laki tertua yang berusia 29 tahun memiliki berat 37 kg. Kondisinya sangat bertolak belakangan dengan adik-adiknya yang sangat kurus sehingga terlihat lebih muda dari usianya.

Anak-anak itu juga menjadi sasaran permainan pikiran dan pelecehan emosional selama dikurung orangtua mereka.

David dan Louise Turpin, yang tinggal di Perris, mengaku tidak bersalah atas lebih dari 40 tuduhan, termasuk penyiksaan, pemenjaraan palsu, penyalahgunaan orang dewasa dan penganiayaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.