Sukses

Mobil Self Driving Makan Korban, Tabrak Pejalan Kaki Hingga Tewas

Menurut polisi, tak ada tanda-tanda mobil self driving itu menurunkan kecepatannya yang mencapai 60km/jam saat menabrak pejalan kaki.

Liputan6.com, Tempe - Ketakutan manusia akan kecerdasan artifisial yang tak dapat dikendalikan terwujud. Sebuah mobil self driving atau swakemudi yang dimiliki Uber makan korban. Kendaraan itu menabrak pejalan kaki dari Arizona, Amerika Serikat, pada Minggu 18 Maret 2018 malam.

Parahnya, menurut polisi, tak ada tanda-tanda mobil self driving itu menurunkan kecepatannya yang mencapai 60km/jam saat menabrak pejalan kaki.

Dikutip dari The Verge, pada Selasa (20/1/2018), pejalan kaki bernama Elaine Herzberg itu dibawa ke rumah sakit usai tertabrak mobil dan meninggal di sana.

Saat ditabrak mobil self driving, korban berusia 49 tahun tersebut tengah mendorong sepeda. Menurut polisi Tempe, Ronald Elcock, Elaine kemungkinan merupakan seorang gelandangan.

Seorang pengemudi keselamatan di belakang kemudi mobil self driving itu, yang diidentifikasi sebagai Rafael Vasquez. Tidak ada tanda bahwa pengemudi itu cacat, kata polisi.

Seorang juru bicara Uber menegaskan bahwa pria berusia 44 tahun itu dipekerjakan sebagai pengemudi keselamatan oleh Uber. Kendaraan itu melakukan perjalanan dalam mode otonom pada saat kecelakaan.

Kecelakaan tersebut telah menarik perhatian media nasional. Insiden itu mungkin pertama kalinya bahwa pejalan kaki manusia tewas akibat kendaraan otonom mobil self driving.

Para pendukung teknologi telah memperjuangkan mobil self driving sebagai potensi penangkal puluhan ribu kematian lalu lintas yang terjadi setiap tahun, sementara beberapa pendukung keamanan publik menyatakan sebaliknya. Pihak mereka meminta tes kecepatan sebelum diluncurkan ke publik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Uber Hentikan Uji Coba

 Uber menangguhkan semua pengujian mobil swakemudi di seluruh negeri setelah kecelakaan itu.

Volvo dan Toyota, yang memiliki kemitraan mobil self driving dengan Uber (atau bernegosiasi penawaran), telah menolak berkomentar tentang masa depan hubungan mereka dengan Uber.

Kecelakaan terbaru adalah insiden fatal yang paling signifikan yang melibatkan kendaraan self-driving. Pada 2016, seorang pengemudi Tesla tewas ketika kendaraannya dalam mode Autopilot semi-otonom.

Kasus tersebut akan lebih diteliti lagi, karena melibatkan kendaraan yang lebih maju dan perusahaan yang lebih kontroversial. Dewan Keselamatan Lalu Lintas Nasional telah mengirim tim ke Tempe untuk menyelidiki kecelakaan itu.

Menurut Polisi Tempe, investigasi akan sama dengan kecelakaan mobil biasa.

Begitu penyelidikan ditutup, kasus tersebut akan dirujuk ke pengacara negara Maricopa yang akan menentukan apakah akan mengajukan tuntutan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.