Sukses

Deputi Direktur FBI Dipecat Dua Hari Jelang Pensiun, Ada Apa?

Deputi Direktur FBI, Andrew McCabe, dipecat dua hari sebelum pensiun. Sebelumnya pada Januari 2018, ia telah mengajukan surat pengunduran diri.

Liputan6.com, Washington, DC - Mantan wakil direktur FBI Andy McCabe dipecat dari pemerintah federal Amerika Serikat, Jumat 16 Maret 2018. Pemecatannya dilakukan dua hari sebelum ia ditetapkan pensiun.

Jaksa Agung Jeff Sessions mengumumkan pemecatan tersebut dalam sebuah pernyataan pada Jumat 16 Maret 2018 malam waktu setempat.

"Setelah penyelidikan yang ekstensif dan adil, sesuai dengan prosedur Departemen Kehakiman, Office of the Inspector General (OIG) memberikan laporannya atas tuduhan kelalaian yang dilakukan oleh Andrew McCabe terhadap Office of Professional Responsibility (OPR)," ucap Jeff Sessions melalui pernyataannya, seperti dikutip dari ABC News, Jumat 16 Maret 2018.

"OPR kemudian meninjau kembali laporan dan dokumen-dokumen yang mendasarinya dan mengeluarkan sebuah proposal yang berkenaan dengan tata tertib, yang merekomendasikan pemberhentian McCabe. Laporan OIG dan OPR menyimpulkan, McCabe telah membuat pernyataan tidak sah untuk media dan tidak memiliki keterbukaan - termasuk di bawah sumpahnya - dalam banyak kesempatan," lanjutnya.

"FBI mengharapkan setiap karyawan untuk bekerja secara jujur, terintegritas, dan berakuntabilitas tertinggi. Seperti yang tertulis dalam proposal OPR: semua karyawan FBI tahu bahwa integritas adalah kunci utama kami dan melanggar sumpah mengakibatkan pemecatan."

"Berdasarkan Keputusan Departemen 1202 dan laporan Inspektur Jenderal, temuan FBI Office of Professional Responsibility dan rekomendasi dari kantor pejabat senior, saya menyatakan untuk memberhentikan Andrew McCabe dengan segera."

Keputusan Jeff Sessions ditetapkan setelah para pejabat FBI menyimpulkan, McCabe harus dipecat karena diduga menyesatkan penyelidik internal mengenai perannya dua tahun lalu: mengizinkan seorang juru bicara FBI dan pengacara FBI mengungkap informasi tentang investigasi Clinton Foundation ke seorang reporter.

Pada hari Kamis, juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan bahwa seluruh tindakan buruk McCabe telah dicatat secara diam-diam. Kendati demikian, McCabe membantah semua tuduhan yang dilimpahkan padanya.

"Setiap saat, saya selalu mencoba bersikap adil dan jujur dalam semua pertemuan yang saya lakukan, dengan siapa pun yang tertarik untuk bertanya," papar pria berumur 49 tahun itu.

"Segala tuduhan itu sangat bertentangan dengan kenyataan dan tidak benar, dan itu amat mengecewakan, menyinggung saya," imbuh McCabe yang telah bekerja untuk FBI sejak 2016.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ajukan Surat Pengunduran Diri pada Januari 2018

Andrew McCabe, Deputi Direktur Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) sebelumnya telah mengajukan pengunduran diri dari jabatannya pada Senin, 29 Januari 2018 waktu setempat.

Pengunduran diri Andrew McCabe terjadi di tengah tensi tinggi seputar dugaan skandal campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 yang berujung pada kemenangan Donald Trump sebagai presiden -- yang populer disebut dengan nama "Russian Meddling".

Seperti dikutip dari The New York Times, 30 Januari 2018, dua sumber anonim yang dekat dengan McCabe menyatakan, pengunduran diri itu dilakukan karena McCabe sering ditekan oleh Presiden Trump yang merasa terganggu dengan sepak terjang sang deputi direktur saat ikut menyelidiki dugaan Russian Meddling dan peretasan surat elektronik pribadi Hillary Clinton pada periode Pilpres AS 2016 lalu.

Pengunduran McCabe juga terjadi menjelang dirilisnya laporan tahunan Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan Kehakiman Amerika Serikat, Michael E Horowitz terhadap kinerja FBI. Laporan itu juga berisi tinjauan terhadap penyelidikan FBI terhadap dugaan skandal "Russian Meddling" dan "Peretasan Surel" Hillary Clinton dua tahun silam.

Sejumlah kutipan dari Laporan Horowitz berisi kritik terhadap McCabe yang dianggap tidak "netral" dan terpengaruh secara politik dalam menyelidiki dugaan skandal Russian Meddling dan Peretasan Surel Hillary Clinton.

Laporan itu tak hanya mengkritik, tapi juga mempertanyakan netralitas McCabe dalam melakukan penyelidkan kedua skandal itu. Sebab, pada 2016 silam, istri McCabe, Jill McCabe adalah perwakilan Partai Demokrat yang ikut bersaing dalam pemilu Senat Negara Bagian Virginia.

Kala itu, Jill dikabarkan menerima sokongan dana politik sekitar US$ 500.000 - 700.00 dari Terry McAuliffe, Gubernur Virginia yang dekat dengan Hillary dan Bill Clinton.

Kritik keras Laporan Horowitz terhadap McCabe itu turut menggemakan kecaman serupa yang pernah dilontarkan oleh Partai Republik pada 2016 silam -- yang mempertanyakan netralitas sang deputi direktur dalam melakukan penyelidikan terhadap Trump dan Russian Meddling.

Bahkan, kecaman serupa terus diutarakan oleh Presiden Trump sepanjang tahun 2017.

Salah satunya pada Juli 2017. Melalui Twitter, Trump mengatakan, "Masalahnya adalah orang yang menangani penyelidikan terhadap Hillary, Andrew McCabe, mendapatkan US$ 700.000 dari H (Hillary) untuk istrinya!"

Kendati pada akhirnya, Jill McCabe kalah dalam pemilu Senat Virginia tersebut. Dan, Andrew McCabe sendiri mengundurkan diri dari kedua penyelidikan yang menjadi pergunjingan hebat di Amerika Serikat itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.