Sukses

Donald Trump Marah Disebut Menonton TV hingga 8 Jam per Hari

Donald Trump marah kepada laporan media yang menyebutnya memiliki kebiasaan menonton televisi hingga delapan jam per hari.

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump marah kepada laporan media yang menyebutnya memiliki kebiasaan menonton televisi hingga delapan jam per hari. Amarahnya diungkapkan melalui unggahan Twitter pada Senin, 11 Desember 2017 malam waktu setempat.

"Lagi-lagi cerita keliru, kali ini giliran @nytimes (The New York Times) yang menyebut saya (memiliki kebiasaan) menonton televisi 4 - 8 jam per hari -- Jelas Salah!" tulis Presiden Donald Trump lewat akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump, seperti dikutip dari The Hill, Selasa (12/12/2017).

Kegusarannya tak berhenti sampai di situ. Ia kemudian melanjutkan, "Selain itu, saya jarang, jika pun pernah, menonton CNN atau MSNBC. Keduanya saya anggap sebagai (penyebar) Berita Palsu".

"Saya (juga) tak pernah menonton Don Lemon, yang pernah saya sebut sebagai orang terbodoh dalam dunia pertelevisian! Reportase yang Buruk (untuk TNYT)," kata Donald Trump mengungkapkan amarahnya.

Clifford Levy, deputi manajerial editor the New York Times merespons komentar berang Trump itu. Lewat Twitter, Levy mengatakan bahwa reportase yang mereka lakukan sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik.

"Kami di the New York Times memiliki kaidah ideal dalam melakukan reportase (itu), dengan mewawancarai 60 penasihat, mitra, teman dan anggota Kongres AS," tulis Levy, mengomentari twit Donald Trump.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hingga 8 Jam per Hari?

Menurut the New York Times, Trump memulai rutinitas hariannya di Gedung Putih pada pukul 05.30 dengan menonton televisi di kamar tidurnya.

Seperti dikutip dari independent.co.uk, Senin 11 Desember 2017, the New York Times menyatakan mereka mewawancarai lingkungan dekat Donald Trump, seperti penasihat, teman dan anggota Kongres untuk mendapat gambaran tentang kehidupan sehari-hari sang presiden.

Sejumlah program pagi, termasuk Fox & Friends, disebut merupakan "santapan" Trump. Terkadang, ayah lima anak itu juga menyetel CNN, media yang sering ditudingnya menyebar berita palsu. Program lainnya yang juga masuk agenda Trump adalah Morning Joe yang tayang di MSNBC.

Seiring berjalannya waktu, ia menghabiskan setidaknya empat, tapi sering kali delapan jam per hari untuk menonton siaran berita. Tak jarang ia menyalakan televisi dalam kondisi "tanpa suara". Meski demikian, ia tetap melacak media mana saja yang memberitakannya, pemerintahannya, serta penyelidikan atas dugaan keterlibatan tim kampanyenya dengan Rusia dalam Pilpres 2016.

Beberapa sumber mengatakan bahwa jelang satu tahun pemerintahannya, Trump masih memandang dirinya sebagai "orang luar yang difitnah yang sedang berjuang" dibanding pemimpin dunia bebas.

Dilaporkan, setelah kemenangan bersejarahnya, Trump mengatakan kepada stafnya bahwa hari-harinya di Gedung Putih harusnya dilihat sebagai program televisi di mana ia "mengalahkan saingannya".

Senator Lindsey Graham menilai bahwa persoalan Trump terletak pada mentalitas. "Ada perbedaan antara bertarung untuk kursi presiden dan menjadi presiden. Anda harus menemukan titik perbedaan di antara itu".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.