Sukses

Aksi Raja Sepak Bola Difabel Asal China yang Luluhkan Hati Dunia

Keterbatasan fisik tak jadi penghalang bagi He Yiyi asal China untuk mengejar mimpi menjadi atlet sepak bola

Liputan6.com, Beijing - Kiprah seorang atlet sepak bola difabel telah meluluhkan hati jutaan penggemar 'The Beautiful Games' di China. Pasalnya, sebuah video yang menunjukkan aksi sang atlet -- dengan keterbatasan fisik itu -- kala menghadapi lawan tandinganya, viral di dunia maya.

He Yiyi (21 tahun) kehilangan seluruh tungkai kaki kiri akibat kanker yang dideritanya pada masa kanak-kanak. Saat anggota tubuhnya masih utuh, He Yiyi muda sempat masuk dalam radar pencari bakat sepak bola asal Prancis.

Namun akibat penyakit itu, ia harus menggunakan penyangga kaki (kruk) untuk menyokong segala aktivitasnya, termasuk bermain sepak bola. Dan He Yiyi pun tetap ciamik mengolah si kulit bundar, meski mesti bermain menggunakan kruk.

Kiprah dan kesunngguhan tekadnya bermain sepak bola membuat para rekan atlet menjulukinya dengan sebutan 'Angel with Broken Wings', 'Ball King with One Leg', atau 'Magic Boy'. Demikian seperti dikutip dari Asia One, Minggu (19/11/2017).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Video He Yiyi Viral

Pesepak bola difabel He Yiyi (AFP)

Video yang menampilkan aksi He Yiyi mengolah kulit bundar menunjukkan momen-momen kala ia dan timnya bertanding melawan klub sepak bola lain dalam sesi ekshibisi di Provinsi Guangdong.

Pertandingan ekshibisi itu sengaja digelar sebagai aksi protes He Yiyi dan rekan-rekannya, usai sang 'Magic Boy' ditolak masuk ke dalam liga amatir yang terorganisasi di Guangdong.

Sebuah video yang merekam pertandingan itu menunjukkan kapabilitas He Yiyi yang mumpuni saat bertanding dengan para atlet sepak bola yang bertubuh sehat dan utuh.

Kondisi yang dialami He Yiyi tak menjadi penghalang. Ia tetap mampu melakukan berbagai teknik sepak bola, seperti menggiring, mengoper, menendang, bahkan melompat berusaha untuk menyundul si kulit bundar.

Bahkan pada salah satu momen, pria berusia 21 tahun itu mampu melepaskan tembakkan ke sudut atas gawang kiper lawan, alhasil mencetak skor untuk timnya.

Saat diwawancarai oleh Agence France Presse, pria yang didiagnosis kanker tulang pada usia 12 tahun itu mengatakan bahwa pertandingan ekshibisi tersebut merupakan cara He Yiyi memprotes komite liga amatir Guangdong yang menolaknya untuk bergabung dalam kompetisi.

"Pertandingan amatir adalah untuk semua orang. Mengapa orang lain dapat melakukannya tapi saya tidak? Tidak boleh ada prasangka seharusnya," kata He Yiyi.

Pada 2008, sebagai pemain muda semi-profesional, He Yiyi sempat masuk dalam radar pencari bakat dari Prancis. Bahkan, ia dijadwalkan untuk mengikuti uji coba di klub sepak bola di Negeri Mode.

Namun, semua berubah ketika ia didiagnosis mengidap Osteosarcoma alias kanker tulang pada kaki kirinya. Dokter mengatakan kepadanya bahwa kesempatan terbaik untuk bertahan dalam jangka panjang adalah agar kakinya diamputasi.

Namun, kejadian itu tak menghalangi He Yiyi untuk tetap bermain 'The Beautiful Games'.

Demi membantunya mengolah si kulit bundar, He Yiyi lebih memilih menggunakan kruk ketimbang kaki prostetik, karena lebih mudah untuk bermanuver. Dan dia sengaja menggunakan kruk murahan, sehingga saat lawan melakukan penjegalan (sliding tackle), kruknya hanya akan pecah ketimbang melukai pemain lain.

Berikut menit-menit pesepak bola difabel He Yiyi mengolah si kulit bundar dalam pertandingan:

3 dari 3 halaman

Tetap Positif

Pesepak bola difabel He Yiyi (AFP)

He Yiyi bercerita, pada salah satu kesempatan ketika bermain sepak bola dengan pemain sehat, para atlet lain kadang sering mencemoohnya.

"Mereka ingin saya keluar dalam beberapa menit pertama dan juga berujar, 'Apa yang kamu lakukan di sini?'," kata He Yiyi.

Meski begitu, He Yiyi memiliki pesan untuk orang lain yang enggan mengejar impian olahraga mereka karena keterbatasan fisik yang dialami.

"Anda harus bersikap positif terhadap kehidupan, jangan menjebak diri sendiri di rumah dan merengek. Hanya Anda yang bisa menyelamatkan diri sendiri, bukankah lebih baik memberi senyum kepada orang lain?"

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.