Sukses

Ini Penjelasan AS soal Larangan Panglima TNI ke Negaranya

Sejauh ini, pihak Kedubes AS juga tengah mendalami sebab musabab insiden ditolaknya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo masuk ke AS.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Duta Besar (Wadubes) Amerika Serikat untuk RI, Erin Elizabeth Mckee, dipanggil Kementerian Luar Negeri untuk menjelaskan perihal larangan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo masuk ke negaranya. Pihak Negeri Paman Sam kemudian mengatakan sangat menyesali dan menyayangkan telah terjadi hal demikian.

"Kami sangat menyesal atas ketidaknyamanan yang muncul akibat insiden tersebut. Kami meminta maaf. Saya meminta maaf kepada mereka, termasuk Menteri Retno pagi ini," jelas Mckee di Kemlu RI selepas bertemu Menlu Retno, Senin (23/10/2017).

McKee juga menjelaskan, peristiwa penolakan keberangkatan itu sudah selesai dan pemerintah AS berkenan untuk menyambut kedatangan Jenderal Gatot yang hendak berkunjung ke Negeri Paman Sam memenuhi undangan dari Jenderal Dunford.

"Jenderal Gatot diundang ke AS atas undangan Jenderal Dunford. Atas itu, Jenderal Gatot kini sudah bisa datang ke AS tanpa halangan. AS menyambut partisipasi Jenderal Gatot dalam konferensi undangan Jenderal Dunford. Sudah tidak ada isu tentang (penolakan) kedatangannya ke AS, kami menerima dia," katanya.

Sejauh ini, pihak Kedubes AS juga tengah mendalami sebab-musabab insiden tersebut.

"Kedubes AS berusaha keras untuk memahami insiden tersebut. Kami berharap hal ini tidak akan terjadi lagi. Kami juga bersedia untuk memfasilitasi komunikasi antara Jenderal Gatot dan Jenderal Dunford."

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah menyatakan lebih dahulu hasil pertemuannya dengan pihak AS, terkait kasus penolakan terhadap Jenderal Gatot masuk ke AS.

"Tadi pagi sekitar 07.45 saya sudah melakukan pertemuan dengan Wakil Duta Besar Amerika Serikat (Mckee), karena Dubes AS (Joseph Donovan) sedang di Kep. Banda," ujar Menlu Retno.

"Buat kami, masalah ini sangat penting dan oleh karena itu, kita mencoba untuk terus meminta dengan tegas agar AS segera memberikan penjelasan," ucap sang menlu merangkum pertemuan dengan Wadubes AS yang berlangsung selama sekitar 60 menit itu.

Retno menjelaskan, dalam pertemuan itu Wadubes AS membenarkan bahwa rencana kunjungan Jenderal Gatot ke AS adalah atas undangan Jenderal Joseph Dunford, Chairman of the US Joint Chief of Staff.

"Oleh karena itu, mereka menyatakan regret dan apology," tambah Menlu Retno.

Saat ini, Retno menyampaikan, pemerintah AS tak lagi memberikan pembatasan dalam bentuk apapun terhadap Jenderal Gatot Nurmantyo.

"Sekarang mereka berusaha untuk menyelesaikan masalah. Sekarang, dari pihak Kedutaan AS, saya telah mendapatkan informasi bahwa tidak ada lagi pembatasan dalam bentuk apapun bagi Jenderal Gatot untuk berkunjung ke AS."

Meski begitu, Retno kembali menegaskan bahwa Indonesia tetap menunggu penjelasan detail dari pihak Negeri Paman Sam.

"Tetapi saya sampaikan, bahwa itu saja tidak cukup. Kami tetap memerlukan penjelasan kenapa peristiwa itu sampai terjadi."

Menlu Retno juga menjelaskan, dari kemarin hingga saat ini, Kemlu telah melakukan komunikasi lewat berbagai pihak ke entitas yang terkait dengan situasi yang sarat kontroversi itu.

"Kita tidak hanya bekerja dari Jakarta dengan Kedutaan AS di sini, tapi juga bekerja dari Washington. Kemarin secara terus-menerus, tidak hanya cukup 5-6 kali, tetapi saya sampai tidak bisa menghitung berapa banyak komunikasi saya dengan Dubes RI di AS untuk meminta klarifikasi mengenai apa yang terjadi," ujar Menlu Retno.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Permintaan Maaf dari AS

Sebelumnya, melalui keterangan resmi dari Pers Atase Kedutaan Besar Amerika Serikat yang diterima Liputan6.com pada Minggu, 22 Oktober 2017, pihak AS menyatakan terus mengupayakan agar Jenderal Gatot Nurmantyo tetap dapat berangkat memenuhi undangan di Washington DC.

"Pimpinan Kepala Staf Gabungan Jenderal Dunford mengundang Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk menghadiri Chiefs of Defense Conference on Countering Violent Extremism di Washington DC yang diadakan pada 23-24 Oktober 2017," tulis keterangan itu.

Kedubes AS di Jakarta menuliskan bahwa Jenderal Gatot Nurmantyo tidak bisa melakukan perjalanan sesuai rencana semula.

Meski demikian, pihak Kedubes AS telah menghubungi staf Panglima TNI sepanjang akhir pekan terkait masalah ini.

"Kedutaan Besar Amerika Serikat telah menghubungi staf Panglima TNI tentang masalah ini sepanjang akhir pekan dan berusaha mengupayakan terlaksananya perjalanan," tulis pernyataan pers Kedubes AS.

Akibat dari penolakan Jenderal Gatot ke AS, Duta Besar Joseph Donovan telah menyampaikan maaf kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk ketidaknyamanan yang dialami Panglima TNI.

"Dubes Joseph Donovan telah meminta maaf kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi atas ketidaknyamanan yang diterima oleh Jenderal Gatot," lanjut pernyataan itu.

Kedutaan AS di Jakarta akan terus memfasilitasi perjalanan Jenderal Gatot ke AS.

"Kami terus berkomitmen dengan Strategic Partnership bersama Indonesia dalam rangka memperkuat keamanan dan kesejahteraan kedua bangsa ini serta warganya," ujar pihak Kedutaan AS melalui pernyataan tertulisnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini