Sukses

Trump Berencana Buka Dokumen Rahasia Pembunuhan Presiden Kennedy

Sejumlah senator asal Partai Republik mendukung langkah Donald Trump untuk membuka dokumen rahasia pembunuhah JFK.

Liputan6.com, Washing Presiden Donald Trump mengungkapkan rencananya untuk membuka dokumen rahasia milik Pemerintah AS tentang pembununan Presiden John F. Kennedy. Dokumen yang akan dibuka itu merupakan arsip dengan mandat 'subyek untuk menerima informasi lebih lanjut'. 

Rencana Trump itu ia ungkapkan dalam Twitternya, Sabtu 21 Oktober 2017. Dia mengatakan, pada batas waktu 26 Oktober yang ditetapkan oleh undang-undang oleh Kongres yang mewajibkan membuka dokumen rahasia kepada publik - termasuk file FBI dan CIA -. Peraturan itu menghalangi tindakan Presiden untuk memblokir pelepasan dokumen-dokumen tertentu. 

"Dengan mandat itu, saya akan mengizinkan, sebagai Presiden, file JFK yang telah lama diblokir dan diklasifikasikan agar segera dibuka," kata Trump. Meski begitu, suami dari Melania itu berencana agar beberapa dokumen tidak di-deklasifikasi. 

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada wartawan, "Presiden percaya bahwa dokumen-dokumen ini harus dibuka untuk kepentingan transparansi penuh kecuali lembaga-lembaga memberikan pembelaan keamanan nasional atau penegakan hukum yang lebih jelas."

Gedung Putih mengatakan, dalam sebuah pernyataan kepada Politico awal pekan ini, bahwa Gedung Putih sedang bekerja "untuk memastikan bahwa jumlah maksimum data dapat dilepaskan ke publik" pada batas waktu minggu depan.

Trump sendiri tidak asing dengan kontroversi dan teori konspirasi yang telah lama beredar seputar pembunuhan presiden ke-35 AS itu.

Selama kampanye 2016, Trump membuat tudingan tidak berdasar bahwa ayah dari saingannya, Senator Ted Cruz dikaitkan dengan pembunuh Kennedy, Lee Harvey Oswald, sebuah klaim yang tidak pernah dia ralat atau meminta maaf.

Penasihat politik Trump, Roger Stone, yang membantu meluncurkan kampanye Trump untuk presiden, juga merupakan sosok penggemar teori konspirasi yang suka menulis sebuah buku tentang klaim liar bahwa Presiden Lyndon B. Johnson, wakil presiden Kennedy, terlibat dalam pembunuhan Kennedy.

Setelah Trump berkicau tentang dibukanya dokumen Kennedy, sejumlah pihak mendesak Trump untuk segera mendeklasifikasikan dokumen rahasia.

Anggota kongres dari Partai Republik, termasuk pemimpin komite peradilan Senat, Chuck Grassley, dari Iowa, telah mendesak Trump untuk mengizinkan pelepasan dokumen secara penuh.

"Tidak ada alasan lagi untuk tetap tersembunyi," Grassley mentwit awal bulan ini.

Grassley melanjutkan, "Tak ada alasan untuk menyembunyikan lagi. Sudah saatnya warga AS dan sejarawan AS menarik kesimpulan sendiri."

Meski demikian, para sejarawan yang telah mempelajari pembunuhan tersebut tidak percaya bahwa dokumen tersebut akan menghasilkan kesimpulan baru dalam pembunuhan Kennedy. Namun, dokumen tersebut dapat menjelaskan lebih jauh tentang aspek penyelidikan dan perjalanan misterius Oswald ke Mexico City beberapa minggu sebelum pembunuhan tersebut terjadi.

Beberapa orang menyatakan kekhawatiran bahwa dokumen tersebut bisa memalukan ke Meksiko dan merusak hubungan AS-Meksiko.

Donald Trump sebagai presiden dapat menahan pelepasan dokumen tertentu jika dia yakin deklasifikasi dokumen itu justru dapat membahayakan intelijen AS, penegakan hukum, militer atau hubungan luar negeri AS.

"Tidak akan ada lagi senjata meletus (kalau dokumen dibuka)," kata Gerald Posner, penulis "Case Closed: Lee Harvey Oswald and the Assassination of JFK," kepada Michael Smerconish di CNN.

"Tapi siapa pun yang berpikir ini akan mengubah kasus di kepalanya dan tiba-tiba menunjukkan bahwa ada tiga atau empat penembak di Dealey Plaza - jelas bukan begitu."

"Oswald melakukannya sendiri," lanjut Posner. "Tapi apa file-file itu dan mengapa mereka penting untuk dideklasifikasi adalah mereka mengisi sejarah kasus ini dan menunjukkan kepada kita bagaimana FBI dan CIA berulang kali menyembunyikan buktinya."

Posner mengatakan bahwa teori konspirasi tentang CIA dan massa yang bekerja sama untuk membunuh seorang kepala negara adalah benar - namun sasarannya adalah pemimpin Kuba Fidel Castro, bukan Kennedy.

"Mereka mencoba tujuh kali dan mereka bahkan tidak bisa melukainya ... Mereka tidak bisa menyingkirkan Castro," lanjutnya.

Ken Hughes, seorang peneliti kepresidenan di Miller Center Universitas Virginia, mengatakan kepada CNN bahwa file tersebut dapat menjelaskan keterlibatan AS dalam upaya untuk membunuh Castro dan juga kudeta yang disetujui oleh pemimpin Vietnam Selatan Ngô Đình Diệm pada tahun 1963.

"Ada banyak hal untuk sejarawan konvensional - kami adalah ahli teori non-konspirasi - dan kami mengharapkan agar dokumen itu dibuka," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembunuhan JFK

Jumat 22 November 1963 pukul 12.30 waktu Dallas, Texas, John F Kennedy ditembak.

Tiga peluru -- ada yang bilang empat-- menerjang tenggorokan dan kepala Kennedy. Yang pertama mengenai bagian tenggorokan. Jackie Kennedy sontak panik. "Jack, Jack apa telah mereka lakukan padamu," desak dia.

Kemudian, dua tembakan menyusul. Mengenai bagian kepala. Memecahkannya. Jackie lalu memanjat bagian belakang mobil untuk mengumpulkan pecahan tengkorak suaminya itu.

Warga yang berkumpul di sekitar mobil kap terbuka yang membawa rombongan VVIP langsung tiarap dan berteriak saat mendengar suara tembakan. Lainnya berlari mengejar kendaraan Kennedy, mencari tahu apa yang terjadi.

Presiden Kennedy yang bersimbah darah dilarikan ke Parkland Hospital. Para dokter berusaha sekuat tenaga menyelamatkannya di sebuah kamar operasi unit gawat darurat (UGD). Namun, terlambat.

Hari itu John F Kennedy dinyatakan meninggal dunia. AS, juga dunia, geger. Wakil Presiden Lyndon B. Johnson langsung dilantik sebagai presiden.

Lee Harvey Oswald menjadi satu-satunya tersangka. Dua hari setelah ia ditangkap polisi, mantan anggota US Marine yang membelot ke Uni Soviet itu ditembak mati oleh Jack Ruby saat digiring ke tahanan.

Ia tewas sebelum sempat membeberkan apa sebenarnya yang terjadi pada hari itu. Juga apakah ia bertindak sendirian atau bersama-sama orang lain? Dan apa motivasinya menghabisi Kennedy?

Investigasi 10 bulan yang dilakukan oleh Warren Commission pada 1963 hingga 1964, juga oleh United States House Select Committee on Assassinations (HSCA) pada 1976 hingga 1979, dan investigasi lain oleh pemerintah menyimpulkan bahwa sang presiden dibunuh oleh Lee Harvey Oswald.

Pada 1979, House Select Committee on Assassinations (HSCA) menemukan cacat investigasi yang dilakukan FBI dan Warren Commission. HSCA juga menyimpulkan, ada empat tembakan yang dilakukan dan kemungkinan terdapat konspirasi di dalamnya. Namun, beberapa penyelidikan, salah satunya oleh National Academy of Sciences mempertanyakan keakuratan bukti HSCA tersebut.

Artinya, misteri kematian Kennedy belum terungkap... hingga saat ini. Akankah dokumen yang 26 Oktober mendatang akan menjawab misteri itu?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini