Sukses

Hebat, Bocah 11 Tahun Ini Terpilih Jadi Ilmuwan Muda AS

Bocah sekolah ini menyisihkan 10 finalis lain untuk menyabet gelar America's Top Young Scientist alias ilmuwan muda top Amerika,

Liputan6.com, New York - Seorang siswi berusia 11 tahun mendapatkan kehormatan sebagai America's Top Young Scientist alias ilmuwan muda top Amerika, berkat upayanya menemukan cara cepat dan murah untuk mendeteksi air yang terkontaminasi timbel (Pb).

Adalah Gitanjali Rao yang telah menyabet gelar tersebut. Ia bersama 10 finalis lain menghabiskan waktu selama tiga bulan, untuk berkolaborasi dengan para ilmuwan guna mengembangkan gagasan mereka.

Perangkatnya, menggunakan carbon nanotube untuk mendeteksi adanya timbel, sebagai solusi atas laporan bahwa ribuan sistem air di AS dilaporkan terkontaminasi logam berat itu.

"Penemuanku terinspirasi oleh skandal di Flint, Michigan, di mana para pejabat menghadapi tuduhan, termasuk pembunuhan, karena kontaminasi air pada tahun 2014-2015," kata Gitanjali kepada Business Insider yang dikutip dari BBC, Jumat (20/10/2017).

Sampai saat ini, pengujian yang andal untuk timbal memakan biaya cukup mahal dan harus mengirimkan sampel untuk dianalisis. Untuk mendapatkan hasilnya pun perlu waktu lama.

Akan tetapi, penemuan portabel Gitanjali yang diberi nama Tethys --dari nama Dewi Yunani untuk air segar-- memungkinkan sebuah sensor terhubung ke aplikasi mobile untuk memberikan analisis yang akurat dan segera melalui sebuah aplikasi.

"Jika Anda mandi di air yang terkontaminasi, Anda akan mengalami ruam dan itu mudah dipelajari oleh ahli epidemiologi," katanya kepada Business Insider. "Dan jika seseorang meminumnya, anak-anak kemungkinan akan mengalami masalah kesehatan".

Gitanjali mengatakan bahwa dia ingin memperbaiki perangkat ciptaan yang membawanya sebagai ilmuwan muda top AS, agar nantinya bisa dipasarkan dan dipakai banyak orang.

Sementara itu, saat ditanya apa cita-citanya saat dewasa nanti, Gitanjali mengatakan, ia ingin menjadi ahli genetika atau ahli epidemiologi.

Gitanjali memenangkan hadiah senilai US$ 25.000 atas penghargaan tertinggi di Challenge Scientist 3M Young Scientific 2017.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ilmuwan Muda yang Sita Perhatian Obama dan Zuckerberg

Seorang ilmuwan muda lain juga pernah menjadi sorotan dunia, bahkan presiden AS kala itu, Barack Obama dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg.

Gara-garanya ia ditangkap karena membawa jam elektronik yang merupakan sebuah proyek ilmiah buatannya sendiri ke sekolahnya di Texas.

Ternyata otoritas setempat menyangka bahwa jam tersebut merupakan sebuah bom rakitan.

Anak laki-laki yang diketahui bernama Ahmed Mohamed itu merupakan anggota dari klub robotika di sekolahnya dan karena itu, membuat benda-benda elektronik baginya adalah hal biasa.

Berawal dari berita yang dirilis Dallas News, Ahmed yang pada 2015 silam duduk di bangku kelas 9 itu pun menarik perhatian dunia. Tagar #IStandWithAhmed beredar luas di Twitter sebagai bentuk dukungan terhadapnya.

Hashtag tersebut digunakan oleh ratusan ribu orang dan sempat menjadi worldwide trending topic.

Ahmed Mohammed, remaja muslim yang sempat ditangkap polisi di sekolahnya lantaran jam digital buatannya dikira bom. (doc.istimewa)

Di akun Twitter miliknya, Obama mengatakan, "Jam yang keren, Ahmed. Mau menunjukkannya padaku di Gedung Putih? Kita harus menginspirasi lebih banyak anak sepertimu untuk menyukai sains. Itulah yang membuat Amerika hebat."

Kemudian Zuckerberg, di akun Facebook miliknya, mengomentari kasus yang menimpa bocah berkacamata tersebut,

"Mungkin kalian sudah mendengar kabar mengenai Ahmed, siswa 14 tahun di Texas yang membuat jam dan ditangkap karena membawanya ke sekolah. Mempunyai keahlian dan ambisi untuk membuat sesuatu seharusnya dihargai, bukan ditangkap. Masa depan bergantung pada orang-orang seperti Ahmed. Ahmed, kalau kamu ingin datang ke kantor Facebook, aku ingin menemuimu. Tetaplah berkreasi."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.