Sukses

Liliane Bettencourt, Pewaris L'Oreal dan 3 Drama Hidupnya

Pewaris takhta L'orel dan wanita terkaya sedunia itu memang hidup bergelimangan harta. Namun, kehidupannya penuh drama. Berikut kisahnya.

Liputan6.com, Paris - Dunia kecantikan berduka. Pewaris perusahaan kosmetik terbesar, L'Oreal, Liliane Bettencourt, meninggal dunia di usia 94 tahun pada Rabu 21 September 2017. Perempuan terkaya di muka Bumi itu meninggalkan warisannya kepada putri tunggalnya.

Kematiannya dikonfirmasi oleh Jean-Paul Agon, kepala sekaligus chief executive dari L'oreal Group di laman perusahaan itu.

Sementara sang anak, Francoise Bettencourt, mengatakan, ibunya tutup usia dalam damai di rumah mereka di pinggiran Paris, Neuilly-sur-Seine.

Sebelum menutup usia, Liliane terkenal dengan hidupnya yang penuh drama. Dari mulai keterkaitannya dengan Nazi hingga skandal hubungannya dengan gigolo dan nyaris menyeret mantan presiden Prancis Nicolas Sakorzy ke penjara.

Ia menghilang dari publik semenjak meninggalkan dewan direktur L'Oreal pada 2012. Hal itu diduga akibat sakit dementia dan Alzheimer yang dideritanya semenjak 2006. Pada tahun 2011, pengadilan menunjuk sang anak untuk menjadi wali dari Liliane. 

Berikut tiga drama Liliane yang Liputan6.com kutip dari berbagai sumber pada Jumat (22/9/2017): 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

1. Terkait Nazi

Liliane kerap menyembunyikan masa lalunya. Namun, Nyonya Bettencourt telah lama terkait dengan aktivitas anti-Semit dan asosiasi Nazi oleh ayah dan suaminya sebelum dan selama Perang Dunia II.

Hal itu berupa rekaman tulisan propaganda yang terdokumentasi dengan baik, serta dukungan material untuk kelompok fasis, beberapa di antaranya pengikutnya menemukan perlindungan di L'Oréal pasca-perang berakhir.

Glamor, ekstrovert, seorang sosialita tak kenal lelah yang menyukai pesta dan makan malam, permata dan haute couture, Mrs Bettencourt mendapat peringkat Forbes tahun ini sebagai wanita terkaya di dunia, dengan kekayaan bersihnya mencapai US$ 39,5 miliar. Dia adalah pemegang saham mayoritas L'Oréal, perusahaan kosmetik terbesar dan paling kuat di dunia.

Liliane Bettencourt, Pewaris L'Oreal dan 3 Babak Drama Hidupnya (AFP)

Dia adalah anak tunggal Eugène Schueller, seorang ahli kimia yang di dapur apartemennya di Paris pada tahun 1907, menciptakan pewarna rambut yang dia sebut Auréale. Bisnisnya, yang dinamakan L'Oréal pada tahun 1939, membeli merek Lancôme, Maybelline, Helena Rubinstein, Giorgio Armani dan merek lainnya, menciptakan raksasa yang mempekerjakan lebih dari 77.000 orang di 130 negara. Juga memperoleh pendapatan hampir US$ 26 miliar pada tahun 2016 dan merupakan mesin ekonomi bergengsi untuk Paris.

Liliane tumbuh dalam kepompong istimewa dan rahasia. Ayahnya adalah seorang simpatisan Nazi yang membeli properti yang diambil dari orang-orang Yahudi di Jerman, mendukung sebuah organisasi fasis Prancis di tahun 1930-an yang bertemu di markas besar L'Oréal di Paris, dan mendirikan sebuah gerakan masa perang melawan Bolshevisme, Yudaisme dan Freemason.

Sang ayah terhindar dari tuntutan sebagai kolaborator oleh campur tangan sekutu politik, termasuk menantu masa depannya, yang mengklaim telah bergabung dengan kelompok Resistance dan menyelamatkan orang-orang Yahudi.

Pada tahun 1950, Liliane Schueller menikahi André Bettencourt, keturunan keluarga Katolik Roma Norman tua.

Tuan Schueller meninggal pada tahun 1957, meninggalkan miliaran dolar kepada putrinya dan takhta L'Oréal. Liliane menjadi direktur, namun mengambil sebagian besar peran pasif sebagai penerus ayahnya untuk memperluas perusahaan di seluruh dunia.

Liliane hidup dalam kemewahan yang luar biasa. Rumah utamanya, bergaya Art Moderne berdinding krem dikelilingi pohon pinus yang menjulang tinggi di Neuilly-sur-Seine.

Kediamannya dipenuhi oleh barang-barang antik dan lukisan karya Monet, Matisse, Picasso dan Mondrian. Dia memiliki properti di banyak negara, yacht di Mediterania dan Karibia, dan sebuah pulau di Seychelles.

3 dari 3 halaman

2. Fotografer Gigolo

Pengadilan Liliane dikenal dengan L'affaire Bettencourt yang dimulai pada 2007 telah membuat publik Prancis terpana.

Pengadilan digelar setelah sang anak mengajukan tuntutan bahwa ibunya telah diperas oleh fotografer jet set yang 25 tahun lebih muda. Francoise Bettencourt mengatakan bahwa ibunya telah dipengaruhi oleh pria yang lebih mudah dan memberikan uang sejumlah US$1,4 miliar.

Nyonya Bettencourt diduga memberikan sejumlah uang, benda-benda mahal, karya seni dan sebuah pulau di Seychelles kepada si fotografer. Dalam tuntutan, sang anak mengungkapkan bahwa ibunya yang kehilangan kompetensi telah diperdayakan oleh pria yang disebut gigolo.

Dituduh "abus de faiblesse", atau memanfaatkan kelemahan wanita tua itu, fotografer François-Marie Banier, dibombardir pada sebuah persidangan pada awal tahun 2015 oleh kesaksian pelayan, kepala pelayan, dokter dan lain-lain yang menyebutnya manipulator dengan memberikan banyak obat kepada wanita yang telah rentan penyakit itu.

Para orang dekat itu mengatakan, Banier begitu mendominasi Liliane seperti memilihkan warna lipstik, baju, dan memonitor kegiatannya. Bahkan pernah Bernie meminta pewaris takhta itu untuk mengadopsinya.

Tuli dan menderita demensia, Nyonya Bettencourt tidak menghadiri persidangan. Tapi putrinya dan wali yang ditunjuk pengadilan, Françoise Bettencourt-Meyers, mengatakan kepada pengadilan di kota barat daya Bordeaux: "Strategi Banier bukan hanya untuk menjauhkannya dari keluarga dan menaklukkannya. Tapi untuk menghancurkan keluarga kami. Itu program kehancuran," kata sang putri.

Atas tuntutan itu, Banier kini harus menghadapi tuntutan tiga tahun penjara.

3. Menyeret Mantan Presiden Prancis

Selain tuntutan kasus sang anak dengan fotografer yang dituduh gigolo, ada kasus lain yang menyeret mantan presiden Nicolas Sarkozy.

Patrice de Maistre, yang mengelola kekayaan Bettencourt dituduh menyerahkan amplop uang tunai kepada anggota partai sayap kanan Sarkozy di partai UMP selama kampanye kepresidenannya di tahun 2007.

Tuduhan terhadap Sarkozy dicopot pada bulan Oktober 2013 karena kurangnya bukti.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.