Sukses

Truk Pembawa Bantuan untuk Rohingya Terguling, 9 Orang Tewas

Sebuah truk pembawa bantuan untuk pengungsi Rohingya tergelincir dari jalan berbukit di Bangladesh.

Liputan6.com, Dhaka - Sebuah truk pembawa bantuan untuk pengungsi Rohingya tergelincir dari jalan berbukit di Bangladesh dan terjun ke sawah pada Kamis 21 September 2017. Peristiwa itu mengakibatkan sembilan orang tewas dan 10 orang terluka. Demikian disampaikan otoritas dan relawan setempat.

Kecelakaan tersebut terjadi di sebuah distrik di Bangladesh yang dekat dengan perbatasan Myanmar. Distrik itu menjadi destinasi bagi para pengungsi dari Rakhine yang melarikan diri akibat konflik bersenjata yang pecah pada 25 Agustus lalu. Demikian seperti dilansir dari Antara, Kamis (21/9/2017).

Belum diketahui pasti apakah truk tersebut memuat bantuan kemanusiaan Indonesia. 

"Enam meninggal di tempat, sementara tiga orang meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit," kata pejabat tinggi kelompok bantuan Bulan Sabit Merah, AKM Jahangir.

Jahangir menambahkan bahwa beberapa yang terluka berada dalam keadaan kritis.

Korban tewas dan terluka adalah buruh yang berada di dalam truk. Mereka membantu menyalurkan bantuan. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui identitas serta status kewarganegaraan para korban.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cuaca Buruk Hambat Proses Distribusi Bantuan

Upaya pemasangan tenda bantuan Indonesia di kamp pengungsian Rohingya pada 20 September lalu batal terlaksana. Cuaca buruk jadi kendala utama.

"Upaya pemasangan tenda hari ini terkendala hujan lebat. Distribusi barang bantuan yang hari ini dapat dilaksanakan hanyalah makanan siap saji dan family kit,” demikian disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Bangladesh, Rina Soemarno, melalui keterangan tertulis yang diperoleh Liputan6.com pada Kamis, 21 September 2017.

Akibat hujan lebat, pemasangan lima tenda di lokasi pengungsian pada Rabu kemarin di Ukhia, Teknaf, ditunda hingga cuaca memungkinkan. Ukhia --yang hanya berjarak 4 km dari perbatasan Myanmar-- merupakan salah satu lokasi kamp pengungsian besar baru yang menerima warga sipil terdampak konflik dari Rakhine.

Hujan lebat sejak siang hari menyebabkan jalanan penuh lumpur, sehingga sulit untuk dilewati truk pembawa tenda. Curah hujan lebat juga mengurangi jarak pandang, sehingga truk-truk tersebut harus berjalan perlahan.

Truk baru bisa sampai ke lokasi pada pukul 18.00 waktu setempat. Oleh karena itu, sudah tidak mungkin memasang tenda tanpa penerangan yang baik.

Pendistribusian bantuan dari Indonesia yang tiba pada Selasa 19 September dipusatkan di tujuh lokasi di upazila (sub-distrik) Ukhia. Bantuan yang diberikan adalah beras yang sudah dimasak menjadi nasi Kichuri di dapur umum upazila.

Disampaikan oleh Additional Deputy Commisioner of Cox’s Bazar, Mahidur Rahman, pendistribusian nasi Kichuri pada Rabu 20 September telah diperluas menjadi 12 lokasi, yaitu dengan tambahan lima lokasi di upazila Teknaf.

Barang yang akhirnya dapat didistribusikan pada hari ini hanyalah makanan siap saji dan family kit yang berisi barang-barang kebersihan pribadi. Pembagian itu pun dilaksanakan dengan penerangan yang terbatas. Pemasangan tenda bantuan Indonesia direncanakan akan dicoba kembali pada Kamis hari ini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.