Sukses

Remaja China Tewas di Kamp Penanggulangan Kecanduan Internet

Baru dua hari dimasukkan ke dalam institusi kecanduan internet, anak laki-laki mereka dikabarkan telah dilarikan ke rumah sakit.

Liputan6.com, Beijing - Seorang remaja asal China dilaporkan meninggal dunia setelah beberapa hari dikirim ke pusat perawatan kecanduan internet. Kejadian yang menghilangkan nyawa seseorang ini kemudian menimbulkan kritik terhadap institusi kontroversial ini.

Dikutip dari laman BBC, Selasa (15/8/2017), remaja berusia 18 tahun yang meninggal dunia tersebut diketahui mengalami banyak cedera pada bagian tubuhnya. Untuk itu polisi menahan direktur pusat institusi kecanduan internet tersebut.

Insiden ini terjadi di provinsi Anhui Timur, China. Negeri Tirai Bambu tersebut memiliki beberapa kamp pelatihan yang bertujuan untuk mengobati anak-anak pecandu internet dan gim.

Namun, institusi tersebut dikenal kontroversial dan menuai kritik karena pengajarannya yang bergaya militer.

Ibu dari korban yang tak disebutkan namanya itu mengatakan, anak laki-lakinya telah mengalami kecanduan internet serius. Sudah banyak cara yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.

Bahkan sang ayah sudah berusaha berusaha keras mendidik anaknya agar terlepas dari belenggu ilusi dunia maya.

Karena kesulitan untuk mendidik anaknya tersebutlah kedua orang tua remaja tersebut untuk mengirimkan anak laki-lakinya ke pusat kota Fuyang yang disebut-sebut punya konseling psikologis dan pelatihan fisik untuk merawat anak dengan kecanduan internet.

Baru dua hari dimasukkan ke dalam institusi kecanduan internet, anak laki-laki mereka dikabarkan telah dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.

"Tubuh anak laki-laki saya benar-benar dipenuhi luka-luka dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ketika saya mengirim anak saya ke institusi kecanduan internet, ia masih sehat sekali," ujar sang ibu.

Setelah kejadian remaja ini, banyak pemberitaan online dan surat kabar yang menyerukan hukuman kepada institusi tersebut. Namun, ada beberapa orang pula yang mengkritik kelalaian kedua orang tua remaja tersebut.

Salah satu contoh situs Mingguang Daily yang menulis, "Beberapa orang tua telah menemukan masalah serta gagal dalam mendidik anak, dan malah mencari bantuan pihak ketiga dalam menyelesaikannya."

Ketergantungan terhadap kamp pelatihan bagi pecandu internet dan gim memang telah menyebar di beberapa wilayah China.

Kamp tersebut semakin populer meski kontroversi mengenai cara didikannya terlalu berat untuk anak-anak dan remaja.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.