Sukses

Gerhana Matahari Total Mengancam Ponsel Anda?

Peristiwa alam yang terjadi ketika Surya, Bulan, dan Bumi berada dalam satu baris lurus ini diprediksi akan menjadi berita utama.

Liputan6.com, Oregon - Gerhana matahari total yang diprediksi akan terjadi pada 21 Agustus 2017, merupakan kemunculan fenomena alam yang terakhir kali terlihat pada 99 tahun silam di wilayah Amerika Serikat.

Peristiwa alam yang terjadi ketika Surya, Bulan, dan Bumi berada dalam satu baris lurus ini diprediksi akan menjadi berita utama dan menarik perhatian dunia.

Pengguna sosial media juga diprediksi akan membanjiri fitur Instagram, Snapgram, Facebook dan Twitter dengan gambar serta video terkait gerhana matahari.

Dikutip dari laman Techradar.com, Rabu (9/8/2017), #Eclispe2017 telah menjadi salah satu tagar paling populer dan dianggap sebagai isu hangat yang paling banyak dibicarakan pada tahun ini.

Namun, bagi mereka yang berada di lokasi gerhana matahari patut mengantisipasi layanan sinyal dari telepon seluler mereka.

Lonjakan penggunaan telepon seluler dalam waktu yang bersamaan tentu menjadi sebuah kekhawatiran. Pasalnya, setiap pengguna telepon seluler dalam satu wilayah akan berkumpul mengamati fenomena alam dan melakukan aktivitas yang sama.

Tak seperti acara besar lainnya seperti konser musik ataupun pesta olahraga, acara tersebut hanya akan diadakan dalam satu tempat.

Beda halnya dengan fenomena gerhana matahari yang akan melintasi seluruh daratan Amerika Serikat.

"Fenomena yang memiliki sangkut paut dengan geografi adalah sesuatu hal yang berbeda dengan peristiwa besar lainnya," kata Scott Mair, Wakil Presiden Senior Perencanaan dan Teknik Jaringan AT&T.

"Kami tak mengharapkan adanya sebuah masalah besar ketika fenomena alam ini terjadi. Namun, kemungkinan besar kendala dan gangguan sinyal dalam layanan telepon genggam kemungkinan besar akan terjadi," tambahnya.

Masalah ini kemungkinan besar akan terjadi di wilayah Path of Totality. Titik ini akan terjadi di wilayah Oregon sampai ke South Carolina. Sebabnya, wilayah ini adalah posisi sempurna untuk mengamati gerhana matahari.

Tak hanya dapat merasakan efek gerhana matahari secara sempurna, wilayah ini akan mengalami durasi paling lama antara dua hingga tiga menit -- tergantung lokasi berdiri.

"Untuk mengantisipasi hal tersebut, kami akan meningkatkan kapasitas layanan sinyal di beberapa lokasi utama yang paling banyak dikunjungi oleh warga. Terutama lokasi dengan durasi gerhana matahari paling lama," ujar Mair.

Meski begitu, AT&T bukanlah satu-satunya layanan komunikasi yang mengantisipasi lonjakan pengguna telepon seluler pada saat gerhana matahari terjadi.

"Kami percaya, layanan jaringan seluler kami dapat menangani kapasitas tambahan selama fenomena gerhana matahari terjadi," kata Karen Schulz Juru Bicara Verizon.

Memprediksi kebutuhan Bandwidth (konsumsi transfer data) bukanlah sesuatu hal yang mudah. Diperkirakan, akan ada 7,4 juta orang yang akan melakukan aktivitas yang sama pada tanggal 21 Agustus 2017.

"Kami telah mengidentifikasi lokasi tempat berkumpul yang dianggap sebagai lokasi terbaik bagi warga menggunakan data dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA)," kata Mair.

Beda halnya dengan Juru Bicara Sprint, Adrienne Norton yang mengatakan, dalam mengantisipasi gerhana matahari pihaknya akan menerapkan sistem Cell on Wheels (COW) di Oregen dan Idaho.

Cell on Wheels adalah stasiun portabel yang digunakan untuk menyediakan cakupan jaringan seluler tambahan untuk acara besar dan situasi gawat darurat.

Kedua negara bagian yang dilintasi oleh Path of Totality ini akan menjadi lokasi tersibuk dalam penggunaan sosial media dan kebutuhan internet lainnya.

Kabarnya, pihak AT&T akan meningkatkan kapasitas jaringan sebesar 160 persen dan akan mengirim COW ke wilayah Madras dan Mitchell di Oregon.

"Di Madras akan ada 150 sampai 200 orang, sehingga akan ada jaringan tambahan," ujar Mair.

Meski kota Madras akan menjadi tuan rumah Lowell Observatory Solar Eclipse Experience 2017, pihak AT&T lebih memprioritaskan wilayah Hopkinsville. Otoritas perusahaan tersebut akan mengirim Cell on Light Truck (COLT) untuk meningkatkan bandwidth sebesar 300 persen.

COLD adalah sebuah alat yang biasanya digunakan untuk pemulihan jaringan pada sebuah wilayah pasca-bencana seperti kebakaran hutan, banjir, angin topan dan bencana alam lainnya.

Meski begitu, 300 persen kenaikan bandwidth tak mampu menangani penggunaan jaringan dengan jumlah populasi yang mendadak naik. Untuk itu, para pengguna dituntut untuk tetap bijak dalam memanfaatkan jaringan seluler.

"Bagi orang-orang yang ingin menggunakan telepon genggam, mengirim pesan teks adalah hal yang paling mungkin terjadi. Jika Anda ingin membagikan sebuah video atau live streaming, tentu hal itu sulit untuk dilakukan," ujar Mair.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.