Sukses

Ayah Tiri Obama, dari Topograf ABRI hingga Pekerja Minyak

Kisah Lolo Soetoro, ayah tiri Obama yang turut memberi andil dalam perjalanan hidup mantan Presiden Amerika Serikat ke-44.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden AS ke-44, Barack Hussein Obama, baru saja menyambangi kembali kampung halamannya yang kedua, Indonesia. Ia datang dari latar belakang yang beragam. Ibunya, Ann Dunham, adalah perempuan kulit putih yang lahir di Kansas, Amerika Serikat. Sementara, ayah kandungnya berasal dari Kenya dan memeluk agama Islam.

Saat Obama berusia 6 tahun, sang ibu menikah dengan seorang pria Indonesia bernama Lolo Soetoro. Ia pun pindah ke Jakarta, yang dianggapnya sebagai kampung halaman kedua.

Siapa Lolo Soetoro sebenarnya? Dalam pidato pembukaan Kongres Diaspora Indonesia ke-4, Barack Obama berbicara tentang ayah tirinya. Suami dari Michelle itu mengatakan Lolo adalah sosok yang mengenalkannya toleransi. "Ayah tiri saya, ayah Maya, adalah seorang muslim. Tapi, ia menghargai orang Hindu, Buddha, Kristen...," kata Obama di Jakarta, Sabtu 1 Juli 2017.

"Seperti umumnya orang Indonesia, Lolo beragama Islam, tapi bisa memberi ruang bagi sisa-sisa animisme dan Hindu yang lebih kuno," ujar Obama mendeskripsikan kepercayaan Lolo.

Stanley Armour Dunham, Ann Dunham, Maya Soetoro dan Barack Obama pada pertengahan tahun 1970-an (Wikipedia)

Dikutip dari Majalah Magma UGM Edisi 1/2012, Lolo Soetoro adalah putra ke-9 (dari 10 bersaudara) Martodihardjo, seorang pegawai urusan pertambangan asal Yogyakarta.

Lolo berprofesi sebagai topograf dan lulusan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, yang kala itu masih bernama Jurusan Ilmu Bumi, Fakultas Sastra dan Pedagogik UGM.

Setelah lulus, Lolo mendapatkan beasiswa ikatan dinas dari ABRI di Universitas Hawaii di Manoa pada 1964. Pada masa studi inilah, dirinya bertemu dengan ibu Barack Obama, yaitu Ann Dunham pada 1965. Saat itu, Ann Dunham baru saja bercerai dengan suaminya, Barack Husein Obama, pria asal Kenya.

Mereka pun saling jatuh cinta dan akhirnya memutuskan menikah. Lolo Soetoro menerima kehadiran Obama, putera tunggal Ann, dengan baik.

Lolo dalam bahasa Hawaii berarti "gila", tulis Obama dalam bukunya, Dreams From My Father.

"Tapi arti itu tak cocok untuk pria itu, Lolo adalah pria yang sopan, baik hati, dan ramah kepada semua orang."

Obama menulis bahwa "permainan tenis Soetoro bagus, senyumnya jarang sekali, dan temperamennya tak tergoyahkan".

Sekitar setahun kemudian, Lolo memboyong istri dan anaknya ke Indonesia. Saat itu, Obama masih berusia enam tahun. Keluarga kecil itu tinggal di Menteng Dalam, Jakarta Selatan.

Obama kecil mengenyam pendidikan SD Franciscus Asisi sampai kelas tiga dan kemudian pindah sekolah di SD Negeri 01 Menteng di Jalan Besuki.

"Sebagai bocah, saya datang ke dunia yang berbeda," kata Obama saat pidato di depan mahasiswa Universitas Indonesia pada 2010 lalu.

Obama dalam bukunya itu juga bercerita bagaimana ia tumbuh sebagai bocah Indonesia dengan ayah tirinya.

"Dengan Lolo, saya belajar makan cabai rawit hijau mentah saat makan malam (banyak nasi) dan jauh dari meja makan," kata Obama. 

Di mata Obama kecil, yang kala itu akrab dipanggil Barry, pengalaman makan "eksotis" membekas di benaknya. Namun, tidak bagi Ann.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dari Ikatan Dinas ABRI ke Perusahaan Minyak

Dikutip dari artikel NYTimes pada 2011, ketika Ann tiba di Indonesia tahun 1965, Lolo saat itu masih bekerja untuk Angkatan Darat ABRI. Gajinya sangat rendah. 

Sementara itu, Majalah TIME menyebut pekerjaan Lolo sebagai ahli topografi di Angkatan Darat ABRI. Topografi adalah pemetaan yang terperinci tentang muka bumi pada daerah tertentu

Ia masuk ABRI sebagai bagian wajib militer dan pangkat terakhir adalah kolonel. Sebagai topograf, Lolo menjadi salah satu tim yang memetakan Papua Barat.

Topografi Angkatan Darat dibentuk semenjak 1948. Pada tahun 1970 dibentuk Badan Pusat Topografi AD, disingkat Pustopad yang merupakan badan pembina tingkat Komando Utama yang secara organik dan administratif dibawah Kobangdiklat TNI AD dan merupakan Badan Tertinggi Pembinaan Kecabangan Topografi AD. Kini, topografi AD di bawah Badan Pelaksana Pusat menjadi Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat.

Pada malam pertama di Jakarta, Ann bercerita kepada temannya lewat surat bahwa sang suami memberi makan malam dengan nasi putih yang banyak dan dendeng celeng. Saat itu, penganan tersebut biasa diburu ketika tak ada makanan.

Namun, saat Lolo selesai masa ikatan dinas di ABRI, kakak iparnya, Trisulo, menggunakan kontaknya sebagai wakil presiden di Pertamina untuk membantu Lolo mendapat pekerjaan di Union Oil Company of California.

Barack Obama ketika masih anak-anak bersama dengan ibunya, Ann Dunham (NPR)

Awal 1970-an, Lolo dan Ann pindah ke rumah kontrakan di Matraman, yang saat itu kawasan menengah atas Jakarta. Mereka memilik tiga kamar, paviliun, dan mampu membayar pembantu.

Saat 15 Agustus 1970, Ann melahirkan Maya Kassandra Soetoro. Dan di tahun itulah, semenjak Lolo pindah ke perusahaan minyak, dia semakin sibuk.

Seperti kebanyakan pejabat minyak saat itu, Lolo berharap sang istri menjadi bagian dari kehidupan sosial. Hal itu ditolak mentah-mentah oleh Ann.

Obama dalam bukunya mendeskripsikan bahwa sang ibu kerap berargumentasi dengan ayah tirinya karena sang ibu terus menolak menghadiri makan malam bersama pejabat minyak. Hingga pada suatu hari, Ann setuju untuk hadir di makan malam.

"Pengusaha Amerika dari Texas dan Louisiana akan menampar punggung Lolo dan membual tentang berkat telapak tangan mereka, untuk mendapatkan hak pengeboran lepas pantai yang baru, sementara istri mereka mengeluh kepada ibu saya tentang kualitas pembantu di Indonesia."

"Lolo kemudian meminta ibu saya untuk kembali hadir ke acara semacam itu, karena tak mungkin datang sendirian dan mengingatkan budayanya adalah budaya ibu saya juga, dan itu membuat ibu saya marah."

"Mereka bukan orang saya," tulis Obama menirukan sang ibu.

Tak cuma pengalaman itu, dalam memoar itu, Obama pernah bertanya kepada ayah tirinya, "Apakah Anda pernah melihat seseorang dibunuh?"

Obama mengisahkan Lolo terkejut dengan pertanyaan anak tirinya itu.

"Pernah tidak?" tanya Obama kecil. "Ya," jawab Lolo

"Apakah berdarah-darah?"

"Ya." Dalam buku itu, Obama diam sesaat dan bertanya mengapa pria itu dibunuh?

Lolo menjawab, "Karena ia lemah. Biasanya begitu. Orang lain akan mengambil keuntungan jika mereka lemah. Seperti halnya sebuah negara. Orang kuat akan mengambil tanah orang lemah. Dia membuat orang lemah bekerja di bidangnya. Jika wanita lemah itu cantik, pria kuat akan membawanya." Lolo berhenti sejenak, lalu bertanya kepada anak tiri yang masih bocah," Mana yang lebih baik? "

Obama tidak menjawab pertanyaan itu. Lolo akhirnya berkomentar, "Lebih baik menjadi kuat."

Setelah kelahiran Maya Soetoro pada 1970, tak lama kemudian pasangan Ann membawa Obama dan Maya ke Hawaii. Saat itu, Obama berusia 10 tahun. Pasangan itu bercerai 10 tahun kemudian. 

Masih dari bukunya itu, Obama menulis hubungan ibu dan Lolo sebenarnya berubah jauh sebelum ayah tirinya pindah ke perusahaan minyak. Menurut Obama, ada yang berbeda kala Lolo masih tinggal di Hawaii dan di Jakarta.

Lolo meninggal dunia karena komplikasi liver pada 1987 pada usianya 51 tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.