Sukses

Marak Skandal Politik, Rusia Ganti Dubes di AS

Duta Besar Rusia untuk AS diganti. Proses pergantian dilakukan di tengah hangatnya skandal politik antara kedua negara.

Liputan6.com, Moskow - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Sergey Kislyak, akan meninggalkan jabatannya. Langkah itu dilakukan di tengah maraknya dugaan isu skandal politik antara kedua negara.

Saat ini, komite Kongres AS dan Penasihat Khusus dari Kementerian Kehakiman yang dipimpin oleh Robert Mueller tengah menyelidik secara intensif sejumlah isu skandal politik. Salah satunya adalah dugaan keterlibatan Rusia dalam membantu tim kampanye Donald Trump saat Pilpres AS 2016.

Akan tetapi, menurut pihak Kementerian Luar Negeri Rusia, langkah tersebut dilakukan bukan karena proses investigasi yang tengah berlangsung atau maraknya dugaan skandal politik antara kedua negara, melainkan hanya sebatas rotasi jabatan semata. Demikian seperti yang dikutip dari CNN, Rabu (28/6/2017).

"Pergantian dubes, terutama di negara besar, jadi bahan pertanyaan sejak tahun lalu. Namun, semua itu telah direncanakan sejak jauh hari. Terutama, untuk duta besar yang telah ditempatkan di negara itu selama beberapa waktu. Jadi, tidak ada pergantian yang dilakukan tanpa di luar rencana yang ada," kata juru bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova.

Pengganti Kislyak adalah Anatoly Antonov. Proses pergantian itu telah disetujui oleh dewan State Duma Rusia (majelis rendah) pada Mei 2017.

Antonov dinilai sebagai salah satu figur krusial dalam lingkaran politik Rusia. Saat ini ia masih menjabat sebagai Deputi Kementerian Luar Negeri. Ia juga pernah menjabat sebagai Deputi Kementerian Pertahanan pada 2011 - 2016.

Kerap Dirundung Dugaan Skandal

Saat masih menjabat sebagai duta besar, nama Sergey Kislyak kerap disebut terlibat dalam sejumlah dugaan skandal politik.

Pada Mei 2017, sejumlah media sempat memberitakan tentang dugaan skandal pembocoran informasi intelijen yang dilakukan oleh Presiden Donald Trump kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Duta Besar Sergey Kislyak.

Dugaan skandal pembocoran itu dilakukan saat sang presiden menjamu Lavrov dan Kislyak di Gedung Putih pada 10 Mei 2017. Informasi yang dibocorkan berupa keterangan soal isu terorisme, ISIS, Suriah, keamanan penerbangan, dan isu kemanusiaan.

Selain itu, Kislyak juga mengaku pernah berkomunikasi dengan tim kampanye Trump, Jeff Sessions, pada Pilpres AS 2016. Namun, Sessions yang pada waktu itu menjabat sebagai Senat, berargumen bahwa pertemuan dengan Kislyak adalah urusan kesenatoran, bukan terkait pemilu.

Penasihat keamanan dalam negeri Trump, Michael Flynn, juga menjadi salah satu individu yang dituding terlibat dalam pertemuan antara Rusia dengan tim kampanye Rusia.

Flynn dipaksa mengundurkan diri pada 13 Februari 2017 setelah terbukti bertemu dan berdiskusi dengan Sergei Kislyak yang membahas sanksi AS terhadap Rusia serta mengelabui Wakil Presiden Mike Pence tentang pertemuan tersebut. Hope Hicks, juru bicara Gedung Putih, turut mengonfirmasi pertemuan itu.

Hingga kini, Presiden Trump, tim kampanyenya, serta pejabat tinggi Rusia membantah segala tuduhan tersebut.

Saksikan juga video berikut ini

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.