Sukses

Serangan Rusia Tewaskan Khalifah ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi ?

Kemhan Rusia tengah menyelidiki dugaan tewasnya pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi dalam serangan udara di Raqqa.

Liputan6.com, Moskow - Kementerian Pertahanan Rusia menjelaskan bahwa mereka tengah menyelidiki dugaan tewasnya pemimpin tertinggi ISIS Abu Bakar al-Baghdadi di Suriah.

Dugaan tewasnya al-Baghdadi muncul setelah militer Negeri Beruang Merah melancarkan serangan udara ke sebuah pertemuan dewan pemimpin tertinggi ISIS di ibu kota de facto mereka di Raqqa, Suriah, pada Jumat 16 Juni 2017. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kemhan Rusia.

Pernyataan yang sama juga menjelaskan bahwa pertemuan dewan pemimpin tertinggi ISIS tersebut dihadiri oleh sekitar 30 komandan dan 300 militan.

"Menurut sejumlah informasi dari berbagai sumber, pemimpin ISIS Ibrahim Abu Bakar al-Baghdadi, yang turut hadir di dalam pertemuan dewan pemimpin tertinggi, ikut tewas akibat serangan udara tersebut," jelas Kemhan Rusia kepada Sputnik dan dikutip dari BBC, Jumat (16/6/2017).

Media CNN turut memberitakan informasi yang sama dengan mengutip TASS. Pertemuan dewan pemimpin tertinggi ISIS itu membahas tentang rencana mereka untuk meninggalkan Raqqa.

Sementara itu, Russia Today memuat dalam laporannya bahwa serangan udara dilakukan oleh jet tempur Sukhoi 34 dan Sukhoi 35. Di antara korban tewas selain al-Baghdadi adalah, Emir Raqqa Abu al-Haji al-Masri, Emir Ibrahim al-Naef al-Hajj, dan kepala keamanan ISIS Suleiman al-Sawah.

Saat ini, militer pro-Rusia dan pro-Amerika Serikat di Raqqa dilaporkan tengah menggempur militan ISIS demi merebut kembali kota tersebut dari tangan al-Baghdadi Cs.

Al-Baghdadi sendiri sempat hilang dari pantauan Rusia dan AS. Terakhir kali ia muncul di sebuah video propaganda ISIS pada tahun 2014.

Sempat muncul dugaan bahwa pucuk tertinggi ISIS itu berada di Mosul, Irak, pada Oktober 2016.

Kementerian Pertahanan AS, Irak, dan Suriah belum mengonfirmasi tewasnya al-Baghdadi. Ini bukan kali pertama desas-desus kematian al-Baghdadi muncul.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Raqqa Digempur

Pada laporan 7 Juni 2017, militan Kurdi dan Arab yang tergabung dalam SDF dan didukung Amerika Serikat memulai serangan mereka ke Raqqa. Dari keterangan SDF, operasi ini dimulai sejak Senin, 5 Juni 2017.

SDF disebut Pemerintah Suriah sebagai pemberontak, karena militan itu bertujuan untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad. Mendapat sokongan penuh dari AS dan sekutunya, kelompok SDF yakin misi merebut Raqqa akan berjalan sukses.

"Kami deklarasikan sejak hari ini upaya peperangan merebut Kota Raqqa kami mulai, wilayah itu disebut sebagai ibu kota dari terorisme," sebut Juru Bicara SDF, Talal Silo, seperti dikutip dari BBC 7 Juni 2017.

"SDF menyerang kota dari utara, timur, serta barat dan kami mendesak warga sipil menjauhi garis depan pertempuran dan beberapa lokasi yang dihuni ISIS," tambah dia.

Salah satu pejabat militer AS, Letnan Jenderal Steve Townsend, menyebut peperangan akan berlangsung lama dan sulit. Namun, SDF dan sekutunya tidak perlu takut, AS selalu siap membantu.

"Kami dalam posisi siap melucuti ibu kota khalifah (ISIS) itu," papar Townsend.

 

Saksikan juga video berikut ini

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.