Sukses

Qatar: AS yang Minta Taliban Diterima di Negara Kami

Taliban sejak 2013 telah membuka kantor perwakilan di Qatar. Atas permintaan Amerika Serikat?

Liputan6.com, Doha - Krisis diplomatik Qatar terjadi karena tudingan Arab Saudi Cs, bahwa negara itu mendanai dan melindungi kelompok terorisme salah satunya Taliban.

Utusan Khusus Kementerian Luar Negeri Qatar untuk Urusan Kontra-Terorisme, Mutlaq Al Qahtani mengatakan, mereka menerima perwakilan Taliban di negaranya berdasarkan permintaan Pemerintah Amerika Serikat (AS).

"Ini adalah permohonan AS dan juga merupakan bagian dari diplomasi 'pintu terbuka' kami yang ditujukan untuk memfasilitasi perundingan dan melakukan mediasi dan membawa perdamaian," sebut Al Qahtani seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (12/6/2017).

"Qatar adalah fasilitator perundingan antara Amerika, Taliban, dan Pemerintah Afghanistan," tambah dia.

Mendengar pengakuan dari Qatar, AS sampai saat ini masih belum berkomentar. Kedua negara tersebut memiliki kedekatan khusus karena menjalin perjanjian persekutuan.

Kehadiran Taliban di Qatar ditandai dengan pembukaan kantor perwakilan mereka pada 2013 lalu.

Sementara itu, pernyataan Al Qahtani datang untuk merepons tudingan Presiden AS Donald Trump. Miliarder nyentrik tersebut menuduh Qatar membiayai teroris di tingkatan paling tinggi.

Ironisnya, Pemerintah Qatar melihat komentar Trump hanya omong kosong. Pasalnya, sama sekali tidak ada bukti konkrit demi membuktikan tuduhan tersebut.

Untuk menenangkan suasana, Trump kembali mengeluarkan pernyataan. Kali ini, dirinya menyebut Qatar dan beberapa negara Timur harus melakukan upaya lebih melawan terorisme.

Bukan cuma kerja keras dobel. Trump menegaskan, Pembasmian terorisme harus dilakukan secepat mungkin dan tak bisa ditunda-tunda lagi.

Dalam krisis diplomatik Qatar, Trump silang pendapat dengan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson.

Trump memilih jalan lebih kontroversial. Ia mengkritik Qatar dengan tajam dan sependapat dengan Saudi, bahwa negara itu mendanai terorisme.

“Negara Qatar, sayangnya, punya sejarah jadi penyandang dana untuk terorisme pada tingkat tinggi,” kata Trump seperti dikutip dari VoA Indonesia, Sabtu (10/6/2017).

Komentar Trump datang tak berapa lama usai Tillerson menyerukan negara Teluk harus meringankan sanksi yang diberikan kepada Qatar.

Tillerson punya alasan kenapa blokade mesti diperingan. Ia melihat tindakan beberapa negara Teluk berimbas pada sisi kemanusiaan.

"Kami melihat mulai ada kekurangan makanan, keluarga terpaksa terpisah dan anak-anak keluar dari sekolah," sebut Tilllerson.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.