Sukses

Iran dan Arab Saudi Saling Tuduh soal Teror London

Iran meminta negara-negara Barat untuk memburu sumber terorisme dan menyalahkan Arab Saudi sebagai akar aktivitas teror di beberapa tempat.

Liputan6.com, Islamabad - Pascaserangan teror di London pada 3 Juni 2017 lalu, Iran meminta negara-negara Barat untuk memburu sumber serta akar finansial dan ideologi terorisme. Permintaan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Iran Bahram Qasemi.

Bagi Qasemi, serangan teror di London menjadi salah satu aspek untuk meningkatkan kewaspadaan dunia dan negara Barat untuk membasmi terorisme hingga ke akarnya.

"Peristiwa teror yang terjadi berulang-ulang memicu peningkatan kewaspadaan bagi masyarakat internasional," ujar Bahram Qasemi seperti yang dikutip oleh Independent, Selasa (6/6/2017).

"Maka untuk memberantas teror, mereka (negara Barat) harus mampu menumpas terorisme hingga ke akarnya, aspek finansial dan ideologi, dan sumber-sumber ekstremisme serta kekerasan," ia menambahkan.

Seperti yang dikutip dari Independent, sejumlah negara Barat sempat menuding Iran--yang berideologi Syiah--telah mensponsori sejumlah kelompok, individu, dan aksi terorisme. Namun, Iran membantah dan justru menuding Arab Saudi--yang berideologi Sunni--sebagai pemberi dana terbesar dan mempengaruhi ideologi beberapa organisasi serta militan teroris di dunia.

Di sisi lain, Arab Saudi, yang merupakan sekutu dekat Amerika Serikat, membantah telah menjadi sponsor terorisme. Bahkan negara yang dipimpin oleh Raja Salman bin Abdulaziz itu mengaku turut aktif melakukan pemberantasan dan penanggulangan aktivitas teror, seperti memotong kucuran arus dana anggaran organisasi teror serta menindak individu berhaluan radikal-ekstrem.

Kedua negara, Iran dan Arab Saudi, merupakan dua negara besar yang juga rival di bidang politik dan keagamaan. Masing-masing negara juga selalu berada di kubu yang berseberangan dalam setiap konflik, seperti di Yaman, Irak, dan Suriah, maupun isu terorisme.

Teror London Bridge dan Borough Market

Rangkaian peristiwa teror terjadi di London Bridge dan Borough Market di London pada 3 Juni 2017 malam waktu setempat atau 4 Juni 2017 pagi waktu Jakarta.

Kejadian teror di London Bridge merupakan peristiwa tabrak lari yang terjadi sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Menurut keterangan saksi mata, peristiwa tabrak lari tersebut dilakukan oleh sebuah mobil van berwarna putih dan menabrak sejumlah pejalan kaki di trotoar jembatan.

Sementara itu, kejadian teror di Borough Market London merupakan peristiwa penusukan dan terjadi beberapa menit setelah peristiwa London Bridge. Menurut saksi mata, setidaknya ada tiga orang yang membawa pisau dan menusuk sejumlah individu di kawasan pasar London tersebut.

Sejumlah saksi mata bahkan mendengar sejumlah pelaku berteriak 'ini untuk Allah' saat melakukan penusukan di Borough Market, demikian seperti yang diwartakan oleh Telegraph Minggu 4 Juni 2017.

Setidaknya terdapat 7 korban tewas dan sekitar 48 korban luka atas peristiwa teror di London Bridge dan Borough Market London. Polisi juga telah menembak mati 3 terduga pelaku beberapa saat setelah kejadian. Hingga saat ini, 12 orang yang diduga memiliki keterkaitan dengan teror London telah diamankan oleh kepolisian.

Firma analis intelijen dan terorisme SITE Intelligence Group menjelaskan, media yang berafiliasi dengan ISIS, yaitu Amaq, mengklaim sebagai dalang serangan teror London 3 Juni 2017 lalu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.