Sukses

FBI Akui Sadap Trump Tower tapi Bukan Donald Trump, Lalu Siapa?

Dari 2011-2013, dua tahun sebelum Trump mengumumkan keinginannya untuk jadi presiden AS, biro itu memata-matai lantai 63 Trump Tower.

Liputan6.com, New York - Federal Bureau of Investigation, atau FBI mengaku bahwa mereka menyadap Trump Tower. Namun, pihaknya mengatakan targetnya bukan si pemilik gedung itu.

Dari tahun 2011 hingga 2013, dua tahun sebelum Donald Trump mengumumkan keinginannya untuk jadi presiden AS, biro itu memata-matai organisasi kriminal Rusia yang beroperasi di lantai 63 Trump Tower.

Dikutip dari Newsweek melansir ABC News pada Kamis (30/3/2017), pihak FBI memiliki surat perintah pengadilan untuk memonitor kelompok mafia yang beroperasi di Trump Tower. Pihak federal mengatakan, kelompok itu adalah jaringan pencucian uang internasional, judi olahraga, dan pemerasan.

Salah satu mafia senior yang disadap adalah Vadim Trincher yang diduga telah melakukan tindak pencucian uang sebesar puluhan juta dolar dari bekas negara Uni Soviet lewat Siprus lalu masuk ke AS.

Temuan FBI membuat juri utama pengadilan federal mendakwa 30 orang pada April 2013. Di antara orang-orang itu terdapat bos mafia bernama Alimzhan Tokhtakhounov, yang AS mencoba mengekstradisi pada 2012.

Pada tahun itu pula, keamanan Italia menahan Tokhtakhounov atas kasus sogokan kepada sejumlah juri di Olimpiade Musim Dingin di Salt Lake City. Italia menolak permintaan ekstradisi AS dan Tokhtakhounov kembali ke Moskow.

Tujuh bulan setelah dakwaan 2013 itu bersama red notice Interpol -- yang mencari sejumlah nama untuk ditahan-- Tokhtakhounov terlihat pada 9 November 2014 di tempat duduk VIP saat digelar kompetisi Miss Universe di Moskow.

Duduk bersama Tokhtakhounov, tak lain tak bukan Donald Trump, pemiliki kompetisi itu. Beberapa bulan sebelumnya, suami dari Melania berkicau dalam Twitternya,"kira-kira Putin akan menghadiri kontes Miss Universe pada November di Moskow, jika ya, dia akan jadi teman baik saya yang baru."

Kicauan di Twitter itu dia tulis pada 19 Juni 2013. Tak jelas apakah Trump pernah bertemu dengan Tokhtakhounov sebelumnya.

Setelah Trump berhasil mewujudkan keinginannya untuk jadi presiden, timnya telah membuat serangkaian tuduhan bahwa Barack Obama memerintahkan mata-mata selama miliarder nyentrik itu kampanye. Tuduhan itu hingga saat ini belum dilengkapi bukti yang sahih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.