Sukses

Bocoran Dokumen WikiLeaks Perkuat Dugaan Wartawan AS Dibunuh CIA

Sebuah bocoran dokumen terbaru oleh Wikileaks memperkuat dugaan wartawan investigasi AS tewas dibunuh oleh CIA.

Liputan6.com, Washington, DC - Selasa 7 Maret 2017 mungkin merupakan hari terburuk bagi Central Intelligence Agency, CIA. Hal itu terjadi karena Wikileaks merilis ribuan dokumen rahasia milik lembaga itu.

Dokumen itu dinamakan 'Vault 7' dan berisi 8.761 file, yang disebut oleh pendiri Wikileaks, Julian Assange, "peretasan seluruh kapasitas milik CIA." Dokumen rahasia itu merinci soal alat peretasan pemerintah yang dapat masuk ke komputer, ponsel, bahkan smart TV.

"Pada Oktober 2014, CIA juga mencari sistem untuk mengontrol sebuah mobil dan truk dari jarak jauh," tulis laporan Wikileaks seperti dikutip dari News.com.au pada Rabu (8/3/2017).

"Tujuannya memang tidak jelas untuk apa, tapi itu membuat CIA mudah melakukan pembunuhan tanpa terdeteksi, karena dibuat seakan-akan sebuah kecelakaan," lanjut bocoran Wikileaks.

Publikasi besar-besaran Wikileaks atas ribuan dokumen CIA itu membenarkan kepercayaan para pecinta teori konspirasi bahwa kematian wartawan perang Michael Hastings akibat dari campur tangan lembaga intelijen AS.

Hasting yang kerap kali vokal terhadap pemerintah atas program pengawasan massal di era Barack Obama, meninggal pada subuh 18 Juni 2013. Kala itu mobil Mercedes C250 Coupe tiba-tiba kehilangan kendali dan mengeluarkan api sebelum akhirnya menghantam pohon palem.

Menurut saksi mata, insiden terjadi pada pukul 4.25 di kawasan Hancock Park, Los Angeles. Saksi mata itu melihat mobil tiba-tiba melaju dengan kecepatan tinggi dan menciptakan 'percikan api lalu terbakar' sebelum akhirnya keluar jalur menabrak pohon palem.

Polisi LA mengatakan tak ada sabotase dalam kecelakaan itu.

12 jam sebelum tragedi yang merenggut nyawanya, kontributor BuzzFeed dan Rolling Stone itu mengirim email kepada kolega dan teman-temannya. Ia memperingatkan dirinya tengah bergelut dengan 'berita besar' dan sedang diinvestigasi.

"FBI telah mewawancarai 'teman-teman dekat saya'," tulis email Hasting yang dikirim pada 17 Juni.

"Akan sangat bijaksana jika Anda meminta pengacara atau bantuan hukum sebelum mereka mewawancara Anda. Saya sedang membuat berita besar dan harus pergi keluar dari radar mereka. Salam, semoga segera bertemu Anda semua. Michael."

Artikel terakhir Hasting adalah, 'Why Democrats Love to Spy on Americans', yang dimuat di BuzzFeed. Isinya berupa kritikan tajam kepada Presiden obama dan program memata-matai penduduk AS. Tulisan itu berdasarkan artikel yang dibocorkan oleh pegawai NSA (National Security Agency) Edward Snowden.

Menurut janda Hasting, Elise Jordan, suaminya tengah menulis profil direktur CIA John Brennan di hari menjelang kematiannya. Namun demikian, Elise tidak percaya teori konspirasi bahwa suaminya dibunuh.

"Saya tahu bahwa ia tengah mengejar cerita penting," kata Elise kepada CNN enam minggu setelah kecelakaan.

"Ia adalah orang yang kerap mengejar berita-berita panas, itulah Michael. Saya percaya LAPD menginvestigasi kasus ini," lanjutnya.

Meski demikian, mantan US National Coordinator for Security, Infrastructure Protection, and Counter-terrorism Richard Clarke kepada Huffington Post mengatakan, kecelakaan itu 'konsisten dengan serangan siber terhadap mobil'.

"Ada alasan untuk percaya bahwa badan-badan intelijen negara-negara besar tahu bagaimana menguasai mobil dari jarak jauh," kata Clarke.

"Apa yang telah terungkap sebagai hasil dari beberapa penelitian di universitas adalah bahwa hal itu relatif mudah untuk meretas mobil Anda, seperti penyebab percepatan ketika pengemudi tidak ingin akselerasi, atau tiba-tiba mengerem saat pengemudi tidak ingin mengerem, atau tiba-tiba mengaktifkan airbag," lanjutya.

"Anda dapat melakukan beberapa hal yang benar-benar sangat merusak sekarang, melalui hacking mobil, dan itu tidak sulit..." tambahnya.

WikiLeaks sendiri menduga kematian Hastings 'adalah hasil dari sabotase'.

Beberapa jam setelah kecelakaan, WikiLeaks memposting pernyataan di Twitter, "Michael Hastings menghubungi pengacara WikiLeaks Jennifer Robinson hanya beberapa jam sebelum ia meninggal, mengatakan bahwa FBI sedang menyelidiki dia."

Akibat klaim itu, FBI mengambil langkah yang tidak biasa untuk menyangkal penyelidikan.

"Tak ada penyidikan wartawan Michael Hastings oleh FBI," kata juru bicara agensi Laura Eimiller pada saat itu.

Eimiller mengatakan kepada Reuters, FBI telah menerima rentetan panggilan telepon berkaitan tweet WikiLeaks "dan hal itu membuat kami sedikit di luar kendali".

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.