Sukses

Pasukan Irak Memulai Serangan untuk Merebut Mosul Barat

Di sisi timur, Mosul dikepung oleh pasukan kontraterorisme, di selatan oleh polisi Irak sementara di utara oleh militer dan milisi Syiah.

Liputan6.com, Baghdad - Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengumumkan peluncuran serangan militer yang ditujukan untuk merebut kembali Mosul barat dari ISIS. Dalam pertempuran kali ini, polisi Irak dan pasukan dari kementerian dalam negeri diharapkan dapat mengambil kendali atas bandara Mosul.

"Kami mengumumkan dimulainya sebuah fase baru dalam operasi. Pasukan kami memulai pembebasan warga dari teror ISIS," demikian pidato Abadi di televisi seperti dilansir Al Jazeera, Senin, (20/2/2017).

Dalam laporannya, Al Jazeera memuat, Mosul di sisi timur dikepung oleh pasukan kontraterorisme, di sisi selatan oleh polisi Irak, sementara di sisi utara oleh militer Irak dan milisi Syiah. Sekitar 750 ribu warga sipil diyakini masih terjebak di Mosul barat.

Organisasi bantuan mengkhawatirkan perang akan memicu eksodus massal yang belum pernah terjadi sebelumnya selama empat bulan pertempuran berlangsung di Mosul. Warga di tepi barat telah mengeluhkan hidup yang sulit dan memperingatkan bahwa pasokan makanan mereka menipis.

Sebelum serangan dimulai, Angkatan Udara Irak pada Sabtu waktu setempat telah menjatuhkan selebaran di Mosul barat untuk memperingatkan bahwa pertempuran semakin dekat.

"Bersiaplah untuk menyambut pasukan dan bekerja sama dengan mereka, sebagaimana saudara-saudara Anda telah melakukannya di sisi kiri sebagai upaya untuk mengurangi kekalahan dan mempercepat akhir pertempuran," tulis sebuah selebaran.

Adapun selebaran lainnya memperingatkan anggota ISIS untuk meletakkan senjata mereka dan menyerah.

Pada bulan lalu, Kementerian Pertahanan sempat mengumumkan bahwa ISIS hampir sepenuhnya dapat dipukul mundur di sisi timur Mosul, kawasan yang terbagi oleh Sungai Tigris. Namun pernyataan tersebut ditarik kembali dan pertempuran pun berlanjut di beberapa area.

Lebih dari 46.000 orang telah melarikan diri dari Mosul akibat pertempuran yang berkecamuk.

Meski Mosul barat lebih kecil dibanding wilayah timur, namun pertempuran di barat diperkirakan akan jauh lebih berat bagi pasukan pemerintah terutama di jalan-jalan kecil di Kota Tua.

"Mosul barat memiliki potensi untuk menjadi lebih sulit dengan pertempuran dari rumah ke rumah pada skala yang lebih besar dan lebih berdarah," ujar Patrick Skinner, konsultan intelijen Soufan Group kepada AFP.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini