Sukses

4 Lumba-Lumba Kabur dari Kolam Atraksi di Jepang

Polisi setempat mengatakan mereka belum tahu siapa dalang di balik insiden penyebab kaburnya lumba-lumba itu.

Liputan6.com, Tokyo - Sekawanan lumba-lumba dilaporkan kabur dari fasilitas rekreasi di kota Taiji, Jepang. Lokasi itu dikenal sebagai lokasi berburu tahunan yang kontroversial.

Staf dari pusat DolphinBase Centre menemukan jaring yang membagi kolam dengan laut, dalam kondisi tersayat. Besarnya lubang memungkinkan empat lumba-lumba keluar.

Blog resmi milik fasilitas tersebut menuliskan, keempat lumba-lumba itu sangat familiar dengan tempat pelatihan itu. Tiga di antaranya kembali atas kemauan sendiri ke tempat semula, sementara 1 lagi masih hilang.

Polisi setempat mengatakan mereka belum tahu siapa dalang di balik insiden itu.

Lumba-lumba bottlenose itu diperkirakan berusia antara tiga sampai lima tahun. Mereka dilatih di kandang dekat pantai selama lebih dari enam bulan.

Namun pihak fasilitas rekreasi itu tak memberitahu apakah binatang itu liar atau hasil dari penangkaran.

Keempat lumba-lumba itu terlihat kabur, berenang di luar kolam di mana pengunjung dapat berinteraksi dan berenang bersama pada Rabu 4 Januari.

DolphinBase Centre menulis di blog resminya bahwa mereka marah dengan seseorang yang tak berpengetahuan, dan menyebabkan lumba-lumba dalam bahaya.

"Kami marah oleh tindakan keji ini yang dapat dengan mudah menyebabkan lumba-lumba mati," tegas DolphinBase Centre melalui sebuah pernyataan.

"Mereka berpikir bahwa setelah keluar dari 'kandang' mereka, lumba-lumba akan berenang jauh, tapi itu tidak benar. Lumba-lumba tidak akan berenang jauh dan mereka tidak akan meninggalkan kelompok mereka."

Lumba-lumba terakhir tetap berada di luar kandang, dan ada di dekatnya. Pihak DolphinBase Centre mengatakan mamalia itu kemungkinan takut dengan pintu masuk baru dan tersesat.

Seorang juru bicara polisi mengatakan kepada BBC, bahwa penyelidikan sedang berlangsung dan para pelaku masih belum diketahui.

Kejadian serupa pernah terjadi pada 2010 oleh kelompok yang dikenal dengan Blackfish, yang meninggalkan barang bukti pisau.

Kelompok aktivis Ric O'Barry Dolphin Project mengutuk tindakan mereka yang terlibat dalam sebuah pernyataan.

"Sementara kami menentang penangkaran lumba-lumba, kami tidak memaafkan perilaku ilegal semacam itu," jelas Ric.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini