Sukses

Bokek, ISIS Bedah Tubuh Militan yang Cedera dan Jual Organnya

Kebanyakan organ-organ itu diselundupkan ke luar Suriah dan Irak ke negara-negara tetangga seperti Saudi Arabia dan Turki.

Liputan6.com, Niniwe - Karena keuangan yang babak belur, ISIS nekat mencuri 23 organ manusia dari para anggotanya yang tewas atau cedera.

Pencurian ini dilakukan di provinsi Niniwe, Irak, setelah serangan-serangan udara terus menghajar kelompok tersebut.

Dikutip dari Daily Mail pada Selasa (20/9/2016), suatu sumber di lapangan menceritakan kepada Iraqi News pada Minggu lalu, bahwa ISIS mengambil jalan pintas tersebut demi menjaga kecukupan dana.

"Satuan medis khusus melaksanakan pencurian organ tubuh dari 23 anggota militan ISIS yang terbaring di sejumlah rumah sakit di Niniwe," kata sumber tersebut.

"Yang dicuri dari para anggota misalnya ginjal, usus, dan lainnya. Semua ditransfer di bawah pengawasan ketat ke suatu rumah sakit di pinggiran kota," lanjutnya.

Demi keamanan, sumber itu meminta identitasnya dirahasiakan. Menurutnya, kelompok itu mulai mempreteli para anggotanya setelah serangan-serangan udara oleh pasukan AS dan Rusia yang menghancurkan ladang-ladang minyak sumber penghasilan ISIS selama ini.

Sumber itu menambahkan, "Hal tersebut terjadi setelah sebagian besar sumber pendanaan, terutama berasal dari minyak mentah yang menjadi 80 persen impor organisasi teroris itu."

Di awal tahun ini, temuan HIS, suatu perusahaan analisis di Amerika Serikat (AS), mengungkapkan bahwa keluaran harian minyak milik kelompok tersebut turun dari 33 ribu barel per hari menjadi 21 ribu barel per hari.

Pemasukan dari minyak sempat bertengger pada US$ 80 juta per bulan, tapi sudah anjlok ke US$ 56 juta pada Maret lalu, setelah bagian-bagian daerah pendudukan mereka dibom dan direbut kembali.

Ludovico Carlino, seorang analis untuk HIS, mengatakan, "ISIS masih menjadi suatu kekuatan di kawasan, tapi anjloknya pemasukan itu besar angkanya dan akan menjadi tantangan bagi kelompok itu untuk mengurus wilayahnya dalam jangka panjang."

Organisasi teroris ini juga kehilangan sekitar 22 persen wilayahnya sejak pertengahan 2014. Artinya, sekarang tersisa 6 juta orang di bawah cengkeraman ISIS, turun dari angka 9 juta pada 2 tahun lalu. Tentu saja, pemasukan pajak juga amblas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dokter-dokter Asing

Laporan situs berita al Monitor yang mengutip pengakuan dokter ahli telinga, hidung, tenggorokan (THT) bernama Siruwan al-Mosuli, mengatakan bahwa kelompok itu mulai memperdagangkan organ sejak 2014.

Ia menceritakan bahwa para komandan ISIS mempekerjakan dokter-dokter asing untuk melaksanakan sistem penyelundupan orang dari sebuah rumah sakit di kota Mosul yang diduduki. Keuntungan keuangannya sudah mulai terasa.

Organisasi teror itu bahkan membentuk divisi khusus penyelundupan organ yang tugas utamanya adalah untuk menjual jantung-jantung, hati, dan ginjal manusia yang menjadi bisnis menggiurkan di pasar gelap international.

Penulis laporan itu melanjutkan, "Al Mosuli mengaku mengamati ada yang pergerakan tidak biasa di antara beberapa fasilitas kedokteran di Mosul. Dokter Arab dan para ahli bedah asing dipekerjakan, tapi dilarang berbaur dengan dokter setempat. Kemudian bocorlah informasi tentang jual beli organ itu."

Kebanyakan organ-organ itu diselundupkan ke luar Suriah dan Irak ke negara-negara tetangga seperti Saudi Arabia dan Turki. (Sumber gruntreport.com dan beforeitsnews.com)

"Pembedahan dilakukan dalam rumah sakit dan organ-organnya segera dibawa melalui jejaring yang mengkhususkan diri dalam penyelundupan organ-organ manusia."

"Mosuli mengatakan bahwa organ-organ itu berasal dari para pejuang yang tewas dan buru-buru dibawa ke rumah sakit, atau orang cedera yang diterlantarkan atau korban-korban penculikan."

Assyrian International News Agency melaporkan bahwa kebanyakan organ-organ itu diselundupkan ke luar Suriah dan Irak ke negara-negara tetangga seperti Saudi Arabia dan Turki. Di sana, beberapa geng kriminal menjualnya kepada para pembeli rahasia di seluruh dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini