Sukses

Puncak Putus Asa Putri Diana dalam Membina Rumah Tangga

Pernikahan Diana dan Charles yang telah dibina selama 15 tahun akhirnya harus berakhir pada 28 Agustus 1996.

Liputan6.com, London - Sekitar 750 pasang mata di seluruh dunia menyaksikan salah satu peristiwa paling spektakuler pada Abad ke-20, yakni pernikahan agung Putri Diana dan Pangeran Charles.

Peristiwa akbar yang dihelat pada 29 Juli 2981 di Katedral St Paul itu, hingga kini masih dianggap sebagai satu dari beberapa pernikahan yang paling dikenang sepanjang masa.

Walaupun pernikahan itu bak negeri dongeng, namun tidak halnya dengan kisah cinta mereka. Runtuhnya biduk rumah tangga Charles dan Diana disebut-sebut karena kehadiran orang ketiga, Camilla Parker Bowles.

Intrik dan lika-liku kisah cinta keluarga kerajaan itu dituang dalam sebuah buku berjudul, Game of Crowns. Penulisnya, Christoper Andersen, menyebut kehadiran Camilla sebagai kisah 'Drama Kerajaan' paling menarik untuk dibahas.

Diceritakan dalam buku itu, Charles 'menyimpan' Camilla di rumah dinasnya, Highgrove. Mereka pun dikabarkan sering tidur bersama.

Pengkhianatan Charles itu lama-lama diketahui oleh Diana. Princess of Wales pun akhirnya berhadapan dengan Camilla, wanita yang ia juluki 'The Rottweiler' -- salah satu jenis anjing.

"Camilla, aku tahu apa yang terjadi antara dirimu dan Charles. Aku bukan anak kemarin sore," kata Diana seperti yang tertulis dalam buku Game of Crown.

Camilla pun membela diri dengan berkata, "Kamu memiliki semua yang kamu inginkan. Kamu membuat seluruh pria di dunia mencintaimu dan memiliki dua anak yang manis. Apa lagi yang kamu inginkan?"

"Aku ingin suamiku," tegas Diana.

Selain dari buku "Game of Crowns", kisah keretakan rumah tangga mereka juga diungkap oleh pengawal pribadi Diana, Ken Wharfe.

Pangeran Charles dan Putri Diana. (Telegraph)

Puncak putus asa Diana dengan pernikahannya dikabarkan terjadi pada 1990, ketika Charles mengalami kecelakaan. Ia merasa muak karena suaminya sendiri menolaknya untuk dikunjungi olehnya --dan lebih menunggu kehadiran Camilla.

"Diana mengaku kepadaku...dengan tekad bulat, bahwa ini adalah puncak kemuakannya. Kasih sayangnya disia-siakan suaminya," ujar Wharfe.

Sebelumnya, Wharfe juga mengklaim bahwa Charles tak tahu bagaimana menghadapi Diana. Demikian seperti dikutip dari Yahoo.com, Minggu (21/8/2016).

"Pangeran (Charles) tak tahu bagaimana cara menghadapi popularitasnya. Diana sangat berusaha untuk membuat segala hal menjadi baik-baik saja," tuturnya.

"Diana benar-benar mencoba. Saya ingat setelah pertunangan, kami kembali ke Istana Kensington. Saat Pangeran masuk ke mobilnya, ia melambai dan berkata 'Apakah harimu baik?' Diana menjawab, 'Ya sangat menyenangkan, kamu mau kemana sekarang?', 'Pergi ke gereja di kota'," ujar Wharfe menirukan percakapan mereka.

"(Diana kembali bertanya), 'Apakah kamu ingin aku turut serta?' Charles menjawab, 'Tidak, mereka hanya tertarik padamu'," kenang Wharfe.

Pernikahan Diana dan Charles yang telah dibina selama 15 tahun dan dikaruniai dua orang anak akhirnya harus berakhir pada 28 Agustus 1996.

Kisah tragis Diana tak berhenti sampai di sana. Ia meninggal dalam kecelakaan mobil di Paris, Prancis, 31 Agustus 1997, bersama dengan kekasihnya, Dodi Al Fayed.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini