Sukses

Black Box EgyptAir yang Rusak Berhasil Diperbaiki

Pulihnya alat perekam itu diharapkan dapat membantu tim penyelidik untuk menentukan apa penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

Liputan6.com, Paris - Satu dari dua perekam data penerbangan atau black box milik EgyptAir yang jatuh di Laut Mediterania pada Mei 2016 berhasil diperbaiki.

"Black box recorder (perekam data penerbangan) berhasil diperbaiki oleh laboratorium investigasi kecelakaan penerbangan," ujar komisi penyelidikan dalam sebuah pernyataan pada Selasa, 28 Juni 2016.

"Uji coba telah dilakukan...dan kami yakin parameter penerbangan merekam secara benar,"

"Perbaikan kotak hitam kedua akan dimulai besok," imbuhnya.

Pada dua minggu lalu, kotak hitam pesawat EgyptAir tersebut ditemukan dalam keadaan rusak parah. Atas hal tersebut, pemerintah Mesir mengirim alat itu ke biro investigasi kecelakaan penerbangan Prancis (BEA).

Dengan pulihnya perekam data penerbangan, diharapkan dapat membantu tim penyelidik untuk menentukan apa penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

Dikutip dari Al Jazeera, Rabu (29/6/2016), pengumuman itu dilakukan satu hari setelah kejaksaan Paris mengumumkan penyelidikan adanya kemungkinan pembunuhan yang disengaja atas jatuhnya EgyptAir MS 804 pada Mei 2016.

Jaksa mengatakan, hingga saat ini ia tak melihat terorisme sebagai kemungkinan penyebab kecelakaan pesawat EgyptAir yang menyebabkan 66 penumpangnya meninggal.

"Jaksa Paris hari ini telah membuka penyelidikan penuh atas pembunuhan yang disengaja," ujar kantor kejaksaan tersebut.

Pesawat dengan nomor penerbangan MS804 itu jatuh di Laut Mediterania dalam penerbangan dari Paris menuju Kairo. Kejadian pada 19 Mei 2016 tersebut menyebabkan 66 penumpangnya meninggal.

Sebelum EgyptAir MS804 hilang dari radar, pilot diketahui tak melakukan panggilan darurat. Selain itu, hingga kini tak ada kelompok tertentu yang mengklaim atas jatuhnya burung besi tersebut.

Data radar menunjukkan, EgyptAir MS804 sempat melakukan pergerakan mendadak, yakni jatuh dari ketinggian 11.582 meter ke 4.572 meter. Pesawat tersebut kemudian menghilang dari radar pada ketinggian 3.048 meter.

Selain itu, terdapat indikasi adanya asap di lavatory -- kamar mandi pesawat -- dan kesalahan di dua jendela kokpit pada detik-detik terakhir sebelum pesawat tersebut menghilang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.