Sukses

Penderita Buta Warna Akhirnya Bisa Nikmati Indahnya Dunia...

Melalui suatu kebetulan, seorang ilmuwan mendapatkan gagasan untuk menciptakan kacamata guna mengatasi kondisi buta warna.

Liputan6.com, Berkeley - Satu di antara 12 pria dan satu di antara 200 wanita mengalami beraneka bentuk gangguan penglihatan warna. Ada beberapa jenis buta warna, tapi yang paling lazim adalah ketidakmampuan membedakan merah dan hijau.

Warna biru lambang Facebook dipilih oleh Mark Zuckerberg karena dia memiliki buta warna merah dan hijau.

Baru-baru ini, perusahaan EnChroma di Berkeley, California, secara tidak sengaja menemukan cara mengatasi kekurangan tersebut.

Dikutip dari CNBC pada Kamis (23/6/2016), semua dimulai sekitar satu dekade lalu ketika ilmuwan Dr. Don McPherson sedang membuat kacamata pelindung pembedahan laser. Ia mengamati bahwa para ahli bedah mengambil kacamata dari ruang bedah dan menggunakannya sebagai kacamata matahari.

Ketika ia mencobanya sendiri, ia mengamati bahwa dunia menjadi lebih berwarna. Ia sendiri tidak memiliki buta warna, tapi belum terpikir bahwa kacamata ini bisa menolong orang yang buta warna sampai akhirnya seorang teman mencoba memakai sewaktu bermain Frisbee.

Dr. Don McPherson, Melalui suatu kebetulan, seorang ilmuwan mendapatkan gagasan untuk menciptakan kacamata guna mengatasi kondisi buta warna.

"Teman saya meminjam kacamata itu dan, saya mengutipnya, 'Wah, saya bisa melihat kecurutnya' dan ia bicara soal kerucut warna oranye pembatas lapangan," kata McPherson yang sekarang menjadi pimpinan ilmuwan di EnChroma.

Sebagai catatan, orang buta warna biasanya tidak bisa melihat kerucut oranye di antara lapangan hijau.

"Ternyata, salah satu hasil tak sengaja dari teknologi yang saya kembangkan adalah kemampuannya menyerap panjang gelombang lain sehingga membantu orang buta warna," kata McPherson.

Dengan bantuan hibah dari National Institute of Health dan penelitian serta percobaan klinis bertahun-tahun, ia kemudian mengajak Andrew Schmeder untuk mendirikan EnChroma pada 2010.

Melalui suatu kebetulan, seorang ilmuwan mendapatkan gagasan untuk menciptakan kacamata guna mengatasi kondisi buta warna.

Perusahaan itu sudah menjual sekitar 30 ribu pasang kacamata matahari dan kacamata dalam ruang ke seluruh dunia. Sepasang kacamata berharga US$300 (hampir Rp 4 juta) dan bergantung apakah perlu resep minus.

Ada beberapa video yang diunggah ke situs berbagi video tentang orang-orang yang mencoba kacamata itu dan melihat warna-warna untuk pertama kalinya. Banyak orang yang sampai menangis terharu melihat begitu kayanya warna di sekitar mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Langsung Terasa

Menurut perusahaan, perlu beberapa menit sebelum terasa dampak kacamata itu. Tapi, bagi pengembang perangkat lunak bernama Farhan Sareshwala dari Berkeley, perubahan itu langsung terjadi.

 "Menurut saya, pengertian tentang apa yang kita kehilangan sebelum ini merupakan bagian terpenting. Dulunya warna kesukaan saya adalah biru. Sekarang, tanpa ragu, warna merah. Merah benar-benar warna yang kuat dan menakjubkan," kata Sareshwala

Farhan Sareshwala. Melalui suatu kebetulan, seorang ilmuwan mendapatkan gagasan untuk menciptakan kacamata guna mengatasi kondisi buta warna.

Namun demikian, kacamata ini tidak bisa untuk setiap jenis buta warna. Hanya sekitar 80 persen pengguna yang merasakan perbedaannya. Lalu, bagaimana dengan 20 persen lagi?

McPherson menjawab, "Sayangnya, kita bisa berbuat apapun untuk mereka sekarang ini. Walaupun sebenarnya merekalah yang paling memerlukan melihat warna-warna lengkap."

EnChroma sedang mengembangkan teknologi untuk membantu mengatasi semua jenis buta warna. McPherson mengatakan bahwa mereka juga sedang mengembangkan lensa kontak untuk keperluan ini.

Andrew Schmeder, sang CEO EnChroma menjelaskan, perusahaan itu telah menjadi rekanan L'Oreal, 1-800-Flowers dan Valspar Paint agar menyebarkan kabar temuan ini. Mereka juga sedang berusaha meyakinkan para dokter mata untuk turut menawarkan produk ini.

"Pada dokter mata sudah lama diajarkan bahwa tidak ada yang bisa dilakukan pada orang yang buta warna. Tapi setelah mereka mendapatkan banyak umpan balik dari paisen dan dokter-dokter lain, terjadilah perubahan. Kami merasakan berkurangnya kecurigaan dan keraguan, dan meningkatnya penerimaan," kata McPherson.

Dr. Michael Le, seorang dokter mata di Palo Alto Vision Optometry mengatakan, ia tadinya adalah seorang yang skeptis. Tapi setelah mengamati para pasiennya mendapat hasil positif, ia berubah sikap dan sekarang menawarkan kacamata itu.

"Memang tidak berhasil pada semua orang, tapi melegakan ketika melihatnya bekerja. Pasien senang sekali," kata Dr. Le melalui wawancara telepon. "Teknologi ini masih dalam tahap sangat dini, tapi saya tertarik menanti apa yang bisa dilakukan EnChroma di masa depan."

Berikut video yang mengharukan tatkala mereka yang buta warna melihat untuk pertama kalinya bahwa ternyata berwarna...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.