Sukses

3 Insiden Mematikan di Dunia yang Tak Tercatat Sejarah

Ada 3 peristiwa yang terselip dari bencana besar sepanjang masa yang tak diketahui oleh publik.

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai bencana baik alam maupun perbuatan manusia terjadi di dunia. Hampir keseluruhan tragedi tercatat dengan baik agar menjadi pelajaran untuk masa depan.

Namun, ternyata, tak semua tercatat dalam sejarah. Beberapa hanya samar-samar tertutup asap.

Namun, asap ternyata berbahaya dan mungkin sengaja ditutup-tutupi?

Dilansir dari Cracked, pada Minggu (19/6/2016), berikut adalah 3 tragedi dalam yang terselip di antara sejarah dunia yang tak pernah diketahui publik. Dari tragedi di Pearl Harbor hingga NASA. 

1. Pelaut Bertahan Hidup 16 Hari Setelah Pearl Harbor

 3 Bencana Mematikan di Dunia yang Tak Tercatat Sejarah, Pearl Harbor (Wikipedia)

Serangan mendadak ke Pearl Harbor pada 1941 membawa bencana kematian dan kerusakan. 19 kapal karam atau rusa dan lebih dari 2.400 tewas. Itu adalah angka mengerikan.

Namun, di balik fakta sejarah itu, ada kisah horor paling mengerikan.

Salah satu kapal yang rusak akibat serangan itu adalah USS West Virginia. Ia didera oleh 2 bom, dan 7 torpedo. Lebih dari 100 kru tewas. Namun, kapal itu memiliki sejarah paling mengerikan.

Tak lama setelah serangan itu, marinir penjaga bangkai kapal Pearl Harbor dilaporkan mendengar suara pukulan di antara besi besi rongsok.

Dikira itu hanya suara besi, atau penjaga bahkan hantu.

Namun, karena terus berlanjut, akhirnya kebenaran terkuak: ada beberapa orang masih hidup dan terjebak di antara puing. Namun, andai mereka ditolong, justru akan membuat ledakan dan bencana baru lagi.

Tak ada satu pun yang bisa menolong mereka.

6 Bulan kemudian, kapal itu akhirnya bisa dievakuasi. Di dalam airtight storeroom, mereka menemukan 3 jasad pelaut-- Ronald Endicoot, Clifford Olds, dan Louis Costin-- bersama sisa makanan, baterai senter dan air minum.

Menurut kalender di ruangan itu, 3 orang pelaut itu hidup 16 hari sebelum tewas kehabisan udara...

2. Napi Terkurung Tinja 4 Hari Selama Badai Katrina

Badai Katrina (Reuters)

Badai Katrina telah membunuh 2.000 orang, dan ratusan ribu kehilangan tempat tinggal. Kerusakan menghabiskan US$ 100 miliar.

Kisah para penyintas dan korban banyak menyita perhatian. Namun, ada yang luput dari sejarah itu.

Menurut peneliti hak asasi manusia, menemukan fakta bahwa narapidana di penjara Templeman III ditinggalkan begitu saja saat badai menerjang.

Ada 600 orang terkurung tanpa air dan makanan selama 4 hari.

Menurut salah seorang napi, petugas terakhir terlihat pada 28 Agustus di mana badai mulai menghantam.

Sehari kemudian, air mencapai dada di penjara itu dan merusak sistem pembuangan.

Para narapidana berusaha untuk tetap hidup di tengah air bercampur tinja.

Para napi itu bukan penjahat kelas kakap. Kebanyakan dari mereka adalah pelaku kriminal cere seperti pelanggaran lalu lintas, atau mabuk di muka umum. Di antara mereka kebanyakan baru pertama kali mendapat hukuman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kematian Astronot Challanger

3. Astronot Challanger Tewas Penuh Penderitaan

Pada 28 Januari 1986, pesawat luar angkasa, Challanger mengalami kegagalan mematikan. Saat itu, tekanan gas panas menekan tempat pusat bahan bakar.

Sejarah mencatat para awak kapal itu tewas seketika.

Namun, investigasi membuktikan sebaliknya.

Ledakan ternyata tidak serta-merta meledakkan pesawat itu. Namun, perlahan-lahan 'mempereteli' bagian pesawat itu satu per satu.

Akibatnya, ledakan mengeluarkan kompartemen awak relatif utuh. Dan meskipun hampir pasti ada tekanan selama proses ledakan berlangsung, semua orang di ruang angkasa dilengkapi dengan PEAP, atau Personal Egress Air Pack.

Ketika tim penyelamat menemukan PEAP ini (mereka menemukan empat dari kemungkinan tujuh), mereka mengamati bahwa tiga telah diaktifkan.

Pengaktifannya tidak saat alat itu menekan air namun secara manual. Memang, setelah memeriksa PEAP milik Kapten Michael Smith, NASA menemukan bahwa sebagian besar dari udara telah digunakan. Yang berarti bahwa beberapa kru yang mungkin masih hidup ketika mereka jatuh ke laut.

Setelah penyidikan itu ditemukan, ada usaha NASA untuk menyembunyikannya. Ini semata demi melindungi perasaan keluarga yang mengetahui awak kapal itu tidak mati secara langsung melainkan perlahan-lahan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini