Sukses

Risiko Maut Para 'Vampir Modern', Orang yang Minum Darah Manusia

Darah mengalir dalam tubuh kita. Namun, cairan merah itu menyimpan bahaya saat dikonsumsi para 'vampir modern'.

Liputan6.com, Virginia - Kisah vampir atau penghisap darah manusia sudah lama mengakar dalam budaya manusia. Matthew Beresford, penulis From Demons to Dracula: The Creation of the Modern Vampire Myth menyebut, vampir sudah ada sejak zaman kuno. Namun, tak mudah untuk memisahkan yang mana fakta atau mitos.

"Ada yang menyebut, vampir lahir dari ilmu sihir era Mesir Kuno, setan yang dipanggil dari dunia lain," kata dia seperti dikutip dari situs sains LiveScience, Selasa (14/6/2016).


Ada banyak versi vampir, salah satunya jiangshi di Tiongkok, mayat hidup yang menyerang manusia dan menguras energi kehidupan mereka.

Vampir yang paling terkenal tentu saja 'Dracula' karya Bram Stoker. Sementara, para era modern kisah-kisah makhluk pucat itu dibangkitkan kembali Stephenie Meyer lewat Twilight, juga orang-orang yang terobsesi meniru vampir: dengan meminum darah manusia, menjadi blood-feeding.

Ini fakta: dengan berbagai alasan, sejumlah orang di dunia secara teratur mengkonsumsi darah manusia.

Ternyata di jaman modern ini masih ada vampir dalam dunia nyata. Tapi mereka berbeda sekali dibandingkan dengan kisah-kisah vampir kuno. (Sumber cuplikan video ahctv.com)


Salah satu alasan adalah untuk pengobatan. Sejarah mencatat sejumlah kasus di mana darah diyakini sebagai pengobatan medis atau obat awet muda -- yang memberikan vitalitas pada peminumnya.

Namun, tak selamanya berakhir menyenangkan. Pada Pada 2011 seorang pria berusia 19 tahun asal Texas bernama Lyle Bensley, diduga menyelinap masuk ke apartemen seorang wanita dan kemudian menggigit lehernya.

Bensley mengklaim bahwa dirinya adalah vampir berusia ratusan tahun yang membutuhkan darah untuk tetap hidup. Wanita tersebut kemudian kabur dan menelpon polisi.

'Vampir jadi-jadian'  itu akhirnya ditahan atas tindakan yang telah dilakukannya.

Namun, apakah meminum darah merupakan hal yang aman?

Darah Bisa Membunuh

Dalam jumlah yang sangat kecil -- beberapa sendok teh, dan jika bebas dari patogen, maka darah tak akan membahayakan jika dikonsumsi.

Namun, lebih dari itu, Anda harus berhati-hati.

Ketika diminum, darah merupakan racun. Fakta tersebut memang aneh, mengingat manusia tak dapat hidup jika darah tak mengalir di jantung, pembuluh, dan bagian tubuh lainnya. Namun lain halnya jika darah kita konsumsi.

Setiap racun punya dosisnya sendiri, semakin banyak darah yang kita konsumsi maka akan semakin besar kemungkinan keracunan terjadi.

Karena darah sangat kaya akan zat besi, manusia yang mengonsumsi darah secara rutin akan berisiko overdosis zat besi, di mana dalam jumlah yang banyak akan berubah menjadi racun.

Kondisi tersebut disebut hemokromatosis, yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, di antaranya kerusakan hati, penumpukan cairan di paru-paru, kerusakan liver, dehidrasi, tekanan darah rendah, dan gangguan saraf.

Meski begitu, meminum darah tampaknya merupakan hal lebih umum daripada yang kita duga.

Ilustrasi vampir (i-Stock)


Seorang ilmuwan dari Georgia Tech, Edgar Browning, menyebutkan dalam sebuah artikel di BBC bahwa ribuan orang di Amerika Serikat meminum darah karena berbagai alasan.

Beberapa orang mengaku darah yang kaya oksigen dan zat besi memberi mereka energi lebih. Setiap orang yang diwawancara oleh Browning pun mengklaim bahwa mereka tak merasakan efek samping dari kebiasaan mereka.

"Tak ada 'vampir' yang telah saya wawancarai mengaku menderita komplikasi masalah kesehatan akibat mengonsumsi darah," ujar Browning.

Ia menambahkan bahwa hal tersebut disebabkan karena 'vampir' tersebut tak mengonsumsi darah secara berlebihan.

Tak seperti manusia, tubuh hewan memiliki kemampuan untuk mencerna darah.

"Kelelawar vampir membutuhkan asupan zat besi besar, yang membantu hemoglobin membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Namun asupan zat besi mereka biasanya lebih tinggi dari apa yang dibutuhkan, sehingga hewan tersebut memiliki proses khusus untuk mengeluarkan zat besi berlebih," ujar penjelasan dalam buku The Science of Vampires yang ditulis oleh Katherine Ramsland.

"Ketika ditelan, darah akan berjalan melalui saluran yang disesuaikan untuk mengekstraksi nutrisi. Penelitian pada sistem ini menunjukkan bahwa kelelawar memiliki membran mukosa sepanjang saluran usus yang bertindak sebagai penghalang agar zat besi tak terlalu banyak masuk ke aliran darah mereka," jelasnya.

Manusia bukanlah kelelawar vampir. Kita tak memiliki mekanisme ekstraksi zat besi layaknya hewan tersebut.

Kesimpulannya, meminum darah dapat membunuh manusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini