Sukses

29-5-1972: Geng Jepang Mengamuk di Bandara, 26 Orang Tewas

Setidaknya, sebanyak 26 orang tewas dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka dalam serangan bom bunuh diri tersebut.

Liputan6.com, Jerusalem - Hari itu, 29 Mei 1972, tiga pria bersenjata asal Jepang melancarkan serangan membabi buta di Bandara Tel Aviv, Israel. Akibatnya sebanyak 26 orang tewas dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka.

Ketiga pelaku saat itu baru tiba dari Paris, turun dari pesawat maskapai Air France. Setibanya di tempat pengambilan koper, mereka tiba-tiba melepaskan tembakan ke sekitar. Granat dilempar ke siapa saja yang berada di sekeliling mereka.

Salah satu pelaku berlari ke arah luar, menembak calon penumpang pesawat lain, namun kemudian ia bunuh diri menggunakan granat. Situasi bandara kacau. Huru-hara di sekitar.

Pelaku lain tewas ditempat aparat setempat. Sedangkan pelaku ketiga ditangkap. Demikian seperti dimuat BBC on This Day, Minggu (29/5/2016).

Otoritas penerbangan setempat memutuskan untuk mengalihkan pendaratan, dari awalnya di Tel Aviv, Israel menjadi ke Cyprus, untuk mengantisipasi ancaman korban bisa lebih banyak.

Saat itu, belum diketahui jelas motif penyerangan tersebut. Namun kelompok Pembebasan Palestina dikabarkan menjadi dalang serangan setelah adanya pernyataan bahwa mereka merekrut orang Jepang untuk menjalankan operasi tersebut.

Dalam pernyataan, kelompok tersebut mengatakan bahwa aksi penyerangan ini merupakan balasan atas tewasnya 2 pelaku pembajakan pesawat di Bandara Lod pada 8 Mei 1972.

Beberapa hari kemudian, identitas para pelaku terungkap, yakni Takeshi Ukudaira mahasiswa Kyoto University, Kozo Okamoto, dan Yasuyuki Yasuda. Ketiganya dikabarkan telah dicuci otak dan menjalani pelatihan untuk melancarkan serangan bunuh diri.

Satu pelaku yang masih hidup, Kozo Okamoto diproses ke jalur hukum. Dia divonis hukuman penjara seumur hidup. Namun setelah menjalani 13 tahun masa tahanan, ia dibebaskan Israel, dan ditukar dengan tahanan asal Palestina.

Sejarah lain mencatat, pada 29 Mei 1953, Sir Edmund Halley dari Selandia Baru dan Tenzing Norgay dari Nepal menjadi orang-orang pertama yang mencapai puncak Gunung Everest yang merupakan tertinggi di dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.