Sukses

Sadiq Khan Terpilih Jadi Wali Kota Muslim Pertama di London

Sadiq Khan merupakan putra seorang supir bus asal Pakistan yang sempat dituduh memiliki kaitan dengan ekstremisme.

Liputan6.com, London - Pertama dalam sejarah London, seorang Muslim bernama Sadiq Khan terpilih sebagai wali kota di sana. 

Dari hasil pemungutan suara Kamis 5 Mei 2016 waktu setempat, politikus Partai Buruh itu meraih 44,2 persen suara. Sementara saingan terdekatnya Zac Goldsmith dari Partai Konservatif meraih 35 persen suara. Khan menang 994,614 suara dan berhasil mengalahkan si taipan yang memperoleh 310,143 suara.

"Aku tidak pernah membayangkan orang sepertiku bisa terpilih sebagai Wali Kota London," ucap Khan dalam pidato kemenangannya seperti dikutip dari BBC, Sabtu (7/5/2016).

Pada kesempatan itu, ia berjanji untuk menjadi wali kota untuk semua warga London.

"Aku sangat bangga warga London memilih harapan daripada ketakutan. Ketakutan dalam politik tidak diterima di kota kami," imbuh Khan.

Khan yang lahir di London pada tahun 1970, dibesarkan di rumah susun dengan enam kakak dan adik perempuannya di Tooting, daerah di London selatan dengan etnis beragam.

"Cerita saya adalah cerita tentang London. Ayah saya adalah seorang supir bus dan ibu saya penjahit. London memberikan saya kesempatan untuk berkembang, dari rumah susun dan menjalankan usaha yang berhasil dan menjabat di kabinet," kata Khan dalam situsnya.

Pemimpin Partai Konservatif menuduhnya terkait ekstremisme Islam, namun ia mengecam radikalisme dan menyebutnya sebagai kanker. Ia juga mengatakan mendukung perkawinan sesama jenis, langkah yang membuatnya mendapatkan ancaman mati.

Khan berhenti dari pekerjaannya sebagai pengacara hak asasi manusia dan menjadi anggota parlemen untuk Tooting pada 2005.

Menteri Muslim Pertama

Pada 2008, Perdana Menteri saat itu, Gordon Brown, mengangkatnya menjadi Menteri Komunitas sebelum menjadi Menteri Transportasi, sekaligus menjadi Menteri Muslim pertama yang menghadiri sidang kabinet.

Ia bergabung dengan Partai Buruh pada usia 15 tahun dan ditunjuk sebagai anggota majelis di daerah yang dikuasai Partai Konservatif di London, Wandsworth, pada 1994.

Dalam tanya jawab di parlemen akhir April lalu, Perdana Menteri David Cameron mempertanyakan pertimbangan Khan untuk hadir dalam sebuah acara yang sama dengan pria yang disebut mendukung gerakan ISIS.

Khan menuduh pernyataan Perdana Menteri bersifat 'memecah'.

Dalam tanya jawab tanggal 20 April itu, Cameron menyatakan, "Saya khawatir tentang calon dari (Partai) Buruh, yang muncul lagi dan lagi dan lagi (dalam acara yang sama dengan Suliman Gani di daerah pemilihannya, Tooting)," ujar Cameron sebelum diinterupsi oleh anggota partai buruh dengan teriakan, 'memalukan'.

Khan terpilih dengan keunggulan cukup besar dari Zac Goldsmith, yang juga menuduhnya terkait terorisme.

Seorang anggota parlemen dari Partai Konservatif, Andrew Boff, mempertanyakan kampanye negatif Goldsmith yang mengaitkan dengan seorang radikal. Boff mengatakan kepada BBC, pendekatan negatif seperti ini merusak hubungan Partai Konservatif dengan berbagai komunitas di London.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.