Sukses

Terkuak, Surat Perdana dari Titanic 104 Tahun Lalu

Pada 1990 surat Titanic itu ditemukan tersembunyi di dalam sebuah kotak sepatu di loteng rumah ahli waris pemiliknya.

Liputan6.com, Wiltshire - Setelah 104 tahun, sehelai surat yang pertama kalinya ditulis di atas Titanic menyeruak. Surat itu ditulis oleh Paul Danby, seorang warga Jerman keturunan Yahudi yang sangat terpesona dengan kapal itu beberapa jam sebelum berlayar.

Surat itu dituliskan di atas sehelai kertas dengan kepala surat khas Titanic dan bertanggal 10 April 1912 di kota Southampton. Itulah tanggal dimulainya pelayaran Titanic.

Dikutip dari Daily Mail pada Sabtu (9/4/2016), surat itu ditemukan di loteng rumah oleh salah satu keturunannya. Paul Danby dan banyak anggota keluarganya dibunuh oleh pihak Nazi dalam Perang Dunia II.

Pada tanggal penulisan surat, Danby sedang berada di atas kapal bersama dengan pamannya, Adolphe Saalfeld, seorang pengusaha parfum pemegang tiket kelas satu. Ia berniat ke  New York untuk memamerkan produknya.

Beberapa pengunjung penumpang kelas satu diizinkan masuk kapal untuk melihat-lihat selama 2 jam sebelum kapal angkat sauh di Southampton. Paul hanya melihat sebentar saja di dalam kapal.

Dalam surat kepada Rose, istrinya yang sedang di Manchester, Paul menuliskan, “Kami adalah yang pertama menulis surat dari kapal ini, sungguh suatu kapal yang indah.”

“Paman mendapatkan kabin yang besar di dekat sebuah ruang bersama dengan sofa dan ventilator listrik. Aku akan menceritakan semuanya secara rinci nanti. Peluk dan cium hangat untukmu. Paul yang sangat mencintaimu. Salam sayang dari paman.”

Saalfeld sedang berada di ruang merokok ketika Titanic menabrak gunung es dan ia bergegas ke kamarnya untuk mengambil mantel dan kemudian keduanya bergegas ke sekoci penyelamat.

kepingan Titanic yang tenggelam dan hilang selama 100 tahun akhirnya muncul kembali.

Mereka selamat dan tiba kembali di London, tapi tragedi itu menghantuinya seumur hidup.

Ketika reruntuhan Titanic ditemukan pada 1985, wahana bawah air yang sedang mencari peninggalan menemukan dan mengambil tas kulit milik Saalfeld yang berisi 65 botol berisi minyak utama pembuatan parfum.

Walaupun ia bersyukur tidak sedang berada di atas kapal ketika tenggelam, keberuntungan Paul Danby tidak langgeng. Sebagai warga Jerman yang tinggal di Inggris dalam Perang Dunia I, ia dipenjara dan terpisah dari istri dan anak kecilnya, Margaret, selama perang.

Dalam Perang Dunia II, sebagai seorang keturunan Yahudi yang tinggal di Belanda, ia dan keluarganya ditahan oleh pihak Nazi Jerman. Dalam suatu masa, Belanda jatuh ke tangan pendudukan Nazi.

Danby, sang istri, dan ibunya yang bernama Clara diringkus oleh pasukan SS dan dibawa ke kamp maut tempat mereka dibunuh. Putri bungsunya yang bernama Ellen masih berusia 21 tahun luput dari pembantaian dan ditahan di kamp konsentrasi. Sedangkan Margaret lolos dari pembantaian dan kemudian menjadi seorang dokter di kota Amsterdam.

Ellen dan suaminya, Jan Burka, mengungsi ke Kanada seusai perang dan mengatasi tragedi keluarga sehingga berhasi menjadi pelatih seluncur es, Putrinya, Petra Burka, pernah menjadi juara dunia cabang olahraga tersebut.

Surat  satu halaman tulisan Paul Darby disimpan di dalam kotak sepatu di loteng rumah Margaret hingga wafatnya pada 1990. Ellen, yang sekarang berusia 95, sekarang menjadi pemilik surat itu bersama anak-anaknya, Petra dan Astra.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masuk Balai Lelang

Mereka berniat menjualnya melalui balai lelang Henry Aldridge and Son di Devizes, Wiltshire, dengan taksiran nilai sebesar 15 ribu poundsterling (Rp 278 juta).

Astra Burka mengatakan, “Sewaktu masih kanak-kanak, saya dan kakak saya selalu diceritakan tentang kerabat kami yang selamat dari tragedi Titanic.”

“Selama Perang Dunia II, beberapa barang milik pribadi keluarga Danby disembunyikan di dalam sebuah gudang di Amsterdam. Termasuk surat Titanic itu.”

“Baru sesudah kematian Dr. Margaret Danby pada 1990, surat Titanic itu ditemukan tersembunyi di dalam sebuah kotak sepatu di loteng rumah Margaret.”

“Ibu saya, Ellen Burka-Danby, terkenang mengunjungi ‘Paman Adolphe’ yang tinggal di rumah besar di seberang Kew Gardens.”

“Bersama dengan orangtuanya, Paul dan Rose Danby, ibu ingat mengunjunginya dan mencari telur-telur Paskah di halaman Adolphe. Hari itu sangat cerah dan telur yang terbuat dari cokelat itupun meleleh.”

Juru lelang Andrew Aldridge mengatakan, “Surat ini sangat istimewa karena beberapa alasan, tapi terutama karena merupakan yang pertama kalinya dikirimkan dari kapal.”

“Paul Danby memang hanya sebentar saja mengunjungi Titanic, tapi ia sempat mengunjungi kamar mewah pamannya dan menulis sepucuk surat menggunakan kertas dengan kepala surat.”

Pada 1990 surat Titanic dari Paul untuk Rose ditemukan tersembunyi di dalam sebuah kotak sepatu di loteng rumah ahli waris pemiliknya.

“Surat ini dilelang bersama dengan sebuah foto Pak Danby dan istrinya, Rose, yang menjadi penerima surat ini. Ini adalah foto yang mengesankan ketika kita kaitkan dengan apa yang terjadi pada mereka sesudahnya.”

“Setelah Perang Dunia I, Paul mendapatkan pekerjaan sebagai menajer restoran di Amsterdam dimana ia tinggal hingga meletusnya Perang Dunia II.”

“Putri tertua yang bernama Margaret, yang diduga berusia 30-an saat itu, disembunyikan oleh keluarganya di suatu keluarga Katholik. Tapi, orangtua, adik perempuan, dan neneknya ditangkap oleh pihak Nazi.”

“Ellen dikirim ke kamp di Chekoslowakia dan dibebaskan. Ia berjalan kaki ke Belanda dan hijrah ke Kanada. Ia menjadi pelatih seluncur es dan koreografer terkenal dunia, bahkan mengikuti Olimpiade Musim Dingin selama 7 kali.”

“Pada 1978, ia meraih penghargaan tertinggi Kanada dan diangkat menjadi Member of Order of Canada untuk karyanya dalam bidang seluncur es. “

“Putrinya yang bernama Petra sekarang berusia 69 dan menjadi juara dunia seluncur perorangan pada 1965 serta meraup perunggu di Olimpiade 1964 di Innsbruck.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.