Sukses

Tak Terduga, Ini Sejarah Kakus dari Masa ke Masa

Ternyata, perkembangan sistem pembuangan itu didahului dengan awal yang kurang sedap.

Liputan6.com, London - Di era modern ini, toilet yang nyaman juga didukung oleh keberadaan sistem pembuangan yang baik. Namuhn, perkembangan sistem itu rupanya didahului dengan awal yang kurang sedap.

Dikutip dari Allday, Senin (4/4/2016), ada sejumlah tahapan dalam pengelolaan limbah air besar maupun air kecil hingga mencapai bentuk yang nyaman di masa kini. 

Tak terduga, untuk mendapatkan sistem pembuangan manusia hingga secanggih seperti sekarang, ada sejarah 'kelam' dan bau di dalamnya. Berikut kisah kakus dari masa ke masa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jamban Pertama hingga Pengangkut Kotoran

Petani 'Gong'

Dulu ada istilah 'kotoran malam', yaitu tinja padat manusia yang harus diangkut tiap malam dari kolam penampungan. Pekerjaan ini dilakukan oleh sejumlah 'pekerja kotoran malam'. Mereka mengeruk dari kolam-kolam penampungan di sejumlah pusat pengumpulan dalam kota.

Jamban pertama

Sepanjang sejarah, ada beragam teknik penyingkiran tinja. Bangsa Mesir Kuno memiliki sistem awal toilet di rumah-rumah mereka dengan menggunakan sistem aliran yang baru dipakai lagi sekitar seribu tahun kemudian.

Kalangan kelas atas bangsa Romawi Kuno juga memiliki kamar mandi pribadi dengan menggunakan pergerakan saluran air (aqueduct).

Bangsa Mesir Kuno memiliki sistem awal peturasan di rumah-rumah mereka. (Sumber History)

Toilet Ratu Elizabeth

Sebelum urbanisasi pada abad ke-19 menambah kepadatan penduduk kota, para pekerja malam melakukan sebagian besar tugas penyingkiran kotoran manusia di sejumlah kota Eropa dan Amerika Utara.

Ratu Elizabeth I merupakan orang pertama memiliki toilet siram setelah ayah, Sir John Harrington, menciptakan toilet yang dijulukinya 'The John'. Walaupun mulai dipergunakan kalangan ningrat, perlu 200 tahun hingga akhirnya dipergunakan menjadi sanitasi umum.

Pengangkut Kotoran Manusia

Menjadi pekerja malam kotoran manusia bukanlah jenis pekerjaan yang paling mewah. Namun bayarannya cukup tinggi dan bisa dilakukan paruh waktu sehingga menjadi tambahan penghasilan pekerjaan lain yang ‘lebih bersih’.

Menjadi pekerja malam kotoran manusia bukanlah jenis pekerjaan yang paling mewah, tapi bayarannya cukup tinggi.

Para pekerja biasanya terbagi dalam tim yang terdiri dari empat orang, yakni pekerja lobang, pekerja tali, dan dua pekerja bak penampung. Pekerja lobang bertugas merangkak ke kolam penampungan untuk menyendok kotoran-kotoran ke dalam ember atau keranjang. Pekerja tali mengerek ember ke permukaan dan memberikannya kepada petugas bak yang membawa ember-ember itu ke kereta.

Selain risiko kesehatan, para pekerja ini bisa juga tercekik oleh uap kotoran.

3 dari 3 halaman

Kolam Kotoran hingga Jaringan Limbah Pertama di Dunia

Kolam kotoran

Kolam kotoran adalah sebuah ruang berdinding bata sedalam 1,8 meter dengan lebar kira-kira 1,2 meter. Idealnya, kolam tampungan ini ditempatkan sejauh mungkin dari rumah. Namun permukiman yang padat memaksa penempatan di ruang bawah tanah.

Kolam kotoran adalah sebuah ruang berdinding bata sedalam 1,8 meter dengan lebar kira-kira 1,2 meter. Sekarang dibuat di bawah tanah, dikenal sebagai tangki septik. (Sumber Allday)

Peraturan mengharuskan para pekerja malam kotoran manusia untuk memulai tugasnya setelah hari sudah malam agar tidak mengganggu penduduk sekitar dengan bebauan dari kolam penampungan ini. Di masa kini, kerap dikenal sebagai tangki septik.

Dung Wharf

Sejak abad pertengahan, kotoran malam hari ini memainkan peran penting untuk berkebun. Setelah diletakkan dalam kereta dorong, kotoran itu dibawa ke pinggiran kota untuk diolah menjadi pupuk.

Di London, ada sebuah kawasan yang dikenal sebagai Dung Wharf, yaitu tempat penampungan limbah untuk keperluan tanaman jualan.

Ada sejumlah perkakas khusus untuk melakukan tugas ini agar kotorannya meresap ke dalam tanah. Kotoran malam ini kerap dipadatkan menjadi bongkahan yang mudah dicacah dan disebarkan.

Kotoran hewan

Tentunya bukan hanya kotoran manusia yang bertebaran di jalan-jalan kota utama pada saat itu. Secara khusus, kotoran kuda termasuk yang sukar dibersihkan. Sebelum 1890-an, ada 1.000 ton kotoran kuda bertebaran di jalan-jalan Kota London setiap hari. Untuk kotoran kuda, anak-anak jalananlah yang berperan melakukan pembersihan.

Sistem Limbah

Kloset siraman air dipatenkan oleh Alexander Cummings pada 1775 dan mulai dipakai di rumah-rumah pribadi, tapi malah menambah persoalan penyingkiran limbahnya.

Toilet siram pertama dipatenkan oleh Alexander Cummings pada 1775. (Sumber Allday)

Kloset air mula-mula terhubung langsung dengan kolam tinja karena tidak ada sistem utama untuk limbah. Dengan demikian, tugas pembersihan lagi-lagi dilakukan oleh para pekerja malam.

The Great Stink

Setelah orang makin menyadari hubungan antara pembuangan limbah secara ceroboh dengan penyakit, muncullah ketakutan berurusan dengan kotoran malam hari.

Pada 1872, pihak kota New York membayar Manhattan Odorless Excavating Company untuk memompa kotoran malam hari, tapi mesin mereka tidak banyak berguna di daerah-daerah yang sempit.

Pada 1858, kejadian The Great Stink di London memaksa pemerintah kota untuk menerapkan sistem limbah yang lebih efisien. The Great Stink adalah kejadian di mana bau tinja manusia di Sungai Thames yang membelah Kota London sudah keterlaluan sehingga pihak parlemen tidak tahan lagi. Sebagai catatan, gedung parlemen Inggris terletak tengah Kota London, di tepi Sungai Thames tersebut.

Pembangunan Sistem Pengelolaan Limbah

Di akhir Abad ke-19, kebanyakan kota besar telah membangun jaringan limbah. Chicago merupakan kota utama AS pertama yang menerapkan sistem limbah pada 1855. Disusul oleh New York dengan saluran limbah sepanjang 844 mil (1358 km) pada 1890-an. Kloset siram yang jauh lebih efisien memasuki pasar pada 1920-an sehingga para pekerja malam tidak diperlukan lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.