Sukses

12 Hal yang Paling 'Disesali' Pengantin Wanita

Meski lama dipersiapkan, tak jarang pesta pernikahan tak sesempurna harapan, bahkan meninggalkan penyesalan.

Liputan6.com, Jakarta - Orang bijak mengatakan, "The marriage is more important than the wedding" -- makna pernikahan sejatinya lebih penting dari sekadar resepsi perkawinan.

Namun, faktanya, tak mudah untuk mempersiapkan pesta pernikahan, yang dianggap istimewa bagi mayoritas orang.

Tak jarang persiapan matang, hingga berbulan-bulan lamanya, dilakukan agar 'peristiwa sekali seumur hidup' itu berlangsung sempurna dan berkesan.

Uang dalam jumlah besar, rangkaian bunga, gedung tempat resepsi, desain undangan, makanan istimewa, gaun cantik, dekorasi, dan banyak lagi hal detil disiapkan.

Tak jarang proses mempersiapkan pesta perkawinan justru bikin mumet calon pengantin dan pihak keluarga.

Untuk menghindari kekecewaan, ada baiknya calon pengantin yang sedang mempersiapkan pesta pernikahan, mendengarkan pengalaman dari perempuan lain yang duluan menikah.

Misalnya yang satu ini. Jen Glantz, pendiri Bridesmaid for Hire bertanya pada 12 pengantin perempuan yang telah menikah pada 2015, meminta mereka berbagi pengalaman tentang apa yang paling disesali dalam pesta pernikahan.

Apa saja? Berikut 12 kisahnya, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Sabtu (19/3/2016)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Biaya dan Gaun yang Menyiksa


1. Biaya selangit

Jenna K dan pasangannya membiayai sendiri pesta pernikahan mereka. Total, mereka menghabiskan uang US$ 65 ribu atau Rp 851 juta.

"Akibatnya, pada hari pernikahan, yang kupikirkan adalah betapa mahalnya biaya untuk mengadakan pesta itu," kata dia.

Ilustrasi uang | Via: ist.



"Tak mungkin aku menikmati hari istimewaku dengan membayangkan harga mahal yang harus dibayar."

Seandainya waktu bisa diulang, perempuan 29 tahun itu pasti akan mengurangi pengeluaran untuk hal-hal yang terlalu penting.

2. Bridesmaid atau pengiring pengantin

Clarissa H punya banyak sahabat perempuan. Maka, dalam hari pernikahannya ia memilih 10 dari mereka untuk menjadi pengiring pengantin atau bridesmaid.

Yang terjadi, perempuan 32 tahun itu justru pusing bukan kepalang. Punya 10 gadis pengiring itu sungguh berlebihan.

Kamu bisa melihat bagaimana inginnya mereka untuk mendapat bunga hahaha.


"Serasa didampingi tim penasihat," kata dia. Masing-masing pengiring tentu saja punya pendapat yang berbeda.

"Aku lebih suka jika mereka jadi sekedar tamu dalam pestaku," kata Clarissa. "Jika bisa, itu akan mengurangi stres yang kurasakan pada hari perkawinan."Tak hanya itu, cara itu juga bisa 'menyelamatkan' para gadis -- yang tentu saja tak semua suka mengenakan seragam pengiring pengantin.

3. Gaun menyiksa

Saat mempersiapkan pernikahan, Marissa K merasa sungguh beruntung bisa menemukan gaun impiannya. Maka, tanpa ragu, ia langsung membelinya.

Model memperagakan busana Yohannes Bridal saat fashion show gaun pengantin bertema


"Aku tak menyadari hingga pada hari pernikahan, gaun itu membuatku sulit bergerak," kata perempuan 34 tahun itu.

"Acara dansa bak mimpi buruk. Bahkan untuk buang air seni pun susah."

3 dari 5 halaman

Pengeluaran Mubazir


4. Rangkaian bunga tak berguna

Sarah L menghabiskan banyak uang untuk menghiasi tempat resepsi pernikahannya dengan rangkaian bunga.

Shanghaiist

 

"Saat mempersiapkan pernikahan, orang mengira, bunga adalah hal yang sangat penting. Ibarat bukan pesta kawin jika ada rangkaian kembang,"kata perempuan 28 tahun itu.

"Faktanya, tak ada yang peduli soal bunga. Meniadakan atau menguranginya justru akan menghemat ribuan dolar."

5. Lelah berfoto

Monica J ingin punya kenang-kenangan indah pada hari perkawinannya. Maka, ia ingn berfoto dengan semua anggota keluarga yang hadir dalam acara tersebut.

"Aku menghabiskan banyak waktu sebelum upacara untuk menunggu fotografer menemukan seluruh anggota keluarga demi bisa berfoto bersama mereka semua," kata perempuan 32 tahun itu.

Sesi foto berlangsung 2 jam penuh. Monica mengaku, jika bisa, ia lebih memilih menenangkan diri alih-alih berdiri di depan kamera selama itu.

"Stresnya bukan main, mencoba menemukan orang-orang dan membuat mereka untuk berdiri tenang ke arah kamera."

6. Terlalu banyak masukan

Sonia M menikah untuk kali pertamanya pada usia 40 tahun. Karena merasa belum berpengalaman, ia banyak mencari masukan dari teman maupun keluarga.

Semua orang memberi nasihat tentang apa yang boleh dan yang tak seharusnya -- tentu saja sesuai dengan versi masing-masing.

"Pada akhir proses perencanaan pernikahan, aku baru sadar bahwa hanya 20 persen pesta pernikahanku sesuai dengan apa yang kuinginkan, 80 persen lainnya adalah keinginan orang lain."

4 dari 5 halaman

Kelaparan di Tengah Pesta

7. Kelaparan di tengah pesta

Makanan disediakan melimpah dalam pesta pernikahan. Pertanyaannya, apakah pasangan pengantin sempat menikmatinya?

5 hidangan ini selalu ada ketika kamu kondangan.


"Pengantin terlalu sibuk memperhatikan apakah orang lain menikmati makanan yang dihidangkan. Pastikan Anda duduk dan makan apa yang dihidangkan di depan Anda," demikian nasihat Teresa W (37).

8. Hal yang lupa direncanakan

Dana F tak ingin pesta perkawinannya berlangsung singkat, demikian juga dengan para tamunya.

Saat malam kian larut, semua yang datang menanyakan tentang after-party. "Aku tak merencanakan apapun. Sungguh stres mencoba untuk menemukan lokasi yang bisa dikunjungi 50 orang sekaligus, yang ingin terus berpesta hingga pukul 04.00 pagi," kata perempuan 25 tahun itu.

9. Suvenir mubazir

Patricia E tak punya banyak dana untuk membeli suvenir pernikahan. Maka, ia memutuskan untuk membuatnya sendiri.

Butuh tiga minggu untuk membuat 175 buah tangan yang akan diberikan pada para tetamu yang datang. "Pada akhir pesta, hampir 100 di antaranya masih tersisa. Sungguh percuma," kata perempuan 29 tahun itu.

5 dari 5 halaman

Bukan Wonderwoman

10. Kartu ucapan terimakasih

Rachel T memutuskan menunda untuk menulis kartu ucapan terimakasih, hingga bulan madu berakhir.

"Jika bisa memutar waktu, aku akan melakukannya bahkan sebelum pesta pernikahan dimulai. Seandainya seperti itu, aku tak akan menghadapi 200 kartu kosong yang harus diberi tulisan setelah pesta dan bulan madu berakhir," kata perempuan 33 tahun itu.

11. Terlalu fokus pada orang lain

Debby R tak menikmati momentum pesta pernikahan yang telah ia persiapkan jauh-jauh hari.

Gara-garanya, perempuan 24 tahun itu sibuk memikirkan apa yang dipikirkan orang, apakah semua tetamu menikmati pestanya, dan masih banyak lagi...

Karenanya, ia bahkan tak ingat apa yang terjadi pada momentum pernikahannya itu.

Pesta pernikahan di tepi pantai (Foto:Thinkstockphotos.com)



"Aku berharap tak terlalu peduli tentang apa yang dirasakan tamu-tamu dan lebih fokus pada diriku sendiri."

12. Bukan 'wonderwoman'

Katrina J (29) ingin mempersiapkan sendiri hari bahagianya, hingga urusan terkecil. Akibatnya, ia justru menghadapi banyak masalah dengan pihak katering, gedung, dekorasi, semuanya.

"Itu sangat memakan waktu. Aku berharap saat itu membayar orang lain untuk membantuku mempersiapkan pesta perkawinanku."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.