Sukses

Seekor Babi Kabur Nyaris Memicu Perang 2 Negara

Tersangka menolak bayar ganti rugi kepada pihak pemilik babi tersebut, maka sang pemilik babi mengacam menangkap penembak mati babinya.

Liputan6.com, San Juan - Seorang petani warga Amerika kesal ketika memergoki seekor babi memakan kentang di kebunnya. Ia mengambil senapan dan menembak babi tersebut hingga mati. Ternyata pemilik hewan itu tidak terima. Warga Inggris itu mengancam mengusir semua warga AS dari wilayah sekitar pertanian.

Dikutip dari Military History pada Jumat (18/3/2016), asal muasal “Perang Babi” merujuk kepada perjanjian 1846 tentang penetapan batas wilayah Amerika Serikat dan Britania Raya pada sebuah wilayah di sebelah barat Rocky Mountain.

Perjanjian itu menetapkan garis sejajar 49 derajat sebagai batas antara AS dan Kanada. Garis itu membentang hingga ke kanal pemisah benua Amerika dengan Vancouver Island. Tujuannya adalah agar seluruh Vancouver Island menjadi wilayah Inggris.

Tapi ada perdebatan tentang ‘kanal’ utama dalam perjanjian. Pihak Inggris merujuk kepada Haro Straight di sebelah timur pulau San Juan. Sebaliknya pihak AS merujuk kepada Rosario Straight di sebelah barat pulau San Juan.

Sumber Google Maps

Kepemilikan pulau San Juan menjadi rancu. Hudson’s Bay Company mengaku memiliki pulau itu pada 1845. Pengolahan ikan salmon dibangun pada 1850, diikuti dengan peternakan domba para 1853.

Pada tahun yang sama, Washington Territory didirikan dan pulau San Juan dimasukkan sebagai bagian dari Whatcom County di dalam Washington Territory. Pada 1859 ada sekitar 29 warga AS yang tinggal di pulau San Juan dan dipandang tidak sah oleh pihak Inggris.

Di suatu pagi pada 15 Juni 1859, pemukim warga AS bernama Lyman Cutlar menembak mati seekor babi milik Hudson’s Bay Company ketika hewan itu mengacaukan kebunnya. Ketika Cutler menolak membayar ganti rugi kepada pengelola pertanian perusahaan tersebut, maka sang penyelia bernama Charles Griffin mengacam menangkap warga AS itu.

Seekor babi milik perusahaan Hudson's Bay Company ditembak mati oleh petani AS sehingga hampir terjadi Perang Babi. (Sumber ahctv.com)

Beberapa warga Amerika di San Juan mengirim petisi kepada Brigadir Jenderal William S. Harney, komandan Departemen Oregon yang dikenal sebagai seseorang yang anti-Inggris.

Komandan gahar itu kemudin mengirim pasukan Infantri ke-9 di bawah komando George Pickett ke pulau San Juan. Pickett tiba di sana pada 27 Juli.

Di lain pihak, Gubernur Koloni Kerajaan British Columbia mengirim pasukan laut untuk melindungi kepentingan Inggris. Walaupun geram ia meminta Kapten Geffrey Hornby untuk sebisa mungkin menghindari konlfik bersenjata.

Hornby memutuskan untuk tidak gegabah hingga atasannya, Laksamana Muda Robert L. Baynes tiba. Baynes terhenyak ketika tiba di tempat setelah mengetahui bahwa dua negara itu hampir berperang hanya karena seekor babi.

Hingga musim panas 1859, dua negara itu terus menambah kekuatan di wilayah tersebut. Sebelum 31 Agustus , ada 461 pasukan AS didukung oleh 14 meriam berhadapan dengan 5 kapal perang Inggris yang membawa 167 meriam serta 2.000 tentara.

Pasukan AS dan Inggris hampir berperang karena seekor babi mati tertembak. (Sumber ahctv.com)

Ketika kabar tentang pertikaian ini sampai ke Washington DC, Presiden Buchanan mengirimkan Jenderal Winfield Scott untuk mendinginkan suasana. Scott dan Douglas saling bertukar pesan dan sepakat untuk sama-sama menarik hampir semua pasukan masing-masing.

Pada pertengahan September, London dan Washington menyepakati pendudukan militer bersama atas pulau San Juan hingga masalahnya selesai melalui arbitrase.

Selama 12 tahun ke depan, dua negara itu sama-sama memiliki markas di sisi berseberangan di pulau sengketa. Bekas kedua markas itu sekarang menjadi Taman Nasional Bersejarah.

Pada 1871, pihak AS dan Inggris menyampaikan masalahnya kepada Kaiser Jerman untuk arbitrase. Kaiser mengirimkan masalahnya kepada panitia 3 orang yang pada 21 Oktober 1872 memutuskan memberikan San Juan kepada AS. Sebulan kemudian pasukan Inggris menarik diri. Sebelum 1874, pasukan terakhir AS juga meninggalkan San Juan.

Satu-satunya korban kehilangan nyawa dalam 'Perang Babi' ini adalah seekor babi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini