Sukses

Ramalan 'Kiamat' Gerhana Matahari dan Asteroid Gagal Total

Asteroid 2013 TX68 terhadap Bumi terjadi pada 7 Maret 2016 pukul 13.42 GMT atau 21.42 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Asteroid selebar 100 kaki atau 30 meter melintas dekat Bumi dalam jarak 2,5 juta mil atau 4 juta kilometer, lebih jauh dari perkiraan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Batu angkasa tersebut tak menimbulkan potensi bahaya bagi manusia.

Minor Planet Center menyebut, jarak terdekat Asteroid 2013 TX68 terhadap Bumi terjadi pada 7 Maret 2016 pukul 13.42 GMT atau 21.42 WIB.

"Kami sudah mengetahui bahwa TX68 akan melintasi Bumi dalam jarak aman pada awal Maret," kata Paul Chodas, manajer Center for Near Earth Objects Studies NASA, seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (9/3/2016). "Tak ada kekhawatiran soal asteroid tersebut, kecuali Anda berniat melihatnya lewat teleskop." Batu angkasa itu tak bakal terlihat jelas.


Berdasarkan kalkulasi sebelumnya, 2013 TX68 diperkirakan melintas dalam jarak 11 ribu mil atau 17 ribu km, lebih dekat dari orbit geostasioner di mana satelit buatan manusia berada -- juga 21 kali lebih rapat dari jarak Bumi ke Bulan.

Meski melintasnya asteroid dekat Bumi adalah hal biasa, namun karena momentumnya berdekatan dengan gerhana matahari total dan supermoon, sejumlah orang mengklaim, itu adalah tanda 'kiamat'.

Sejumlah video beredar di dunia maya, di mana sejumlah orang yang mengaku 'ahli' atau 'peramal' menjelaskan tentang ancaman yang bakal menimpa Bumi.

Para Peramal Kiamat

Linon Anderson, peramal kiamat mengatakan, gerhana matahari total dan mendekatnya asteroid ke planet manusia adalah tanda kehancuran.

Menurut dia, meski batu angkasa tersebut mungkin tak akan menubruk Bumi, namun, ia bisa merusak semua bentuk komunikasi atau berdampak pada medan geomagnetik planet manusia. 

Di lokasi berbeda, Anita Fuentes dan suaminya Ignacio mengaku, 'kiamat' terjadi bertepatan dengan ulangtahunnya.

Menurut dia, bisa jadi, saat menyanyikan lagu Selamat Ulangtahun hal luar biasa terjadi pada Matahari, Bulan, dan bintang-bintang. "Asteroid mungkin melintas dan meniup lilin untukku."

Dalam video mereka, juga ditampilkan gambar Bulan yang merah, juga keterangan, "Kita sedang menjalani saat-saat terakhir."

NASA (The National Aeronautics and Space Administration) membentuk tim untuk mencegah terjadinya tabrakan asteroid yang bikin kiamat.



Kanal BPEarthWatch di situs berbagi video juga merilis video kekhawatiran terhadap ketidakpastian. Menurut pengunggahnya, karena berada di antara Bumi dan Matahari asteroid tersebut tak akan terlihat.

"Kita tak akan bisa melacak asteroid tersebut dengan teleskop karena datangnya dari sisi Matahari."

Sementara, seperti dikutip Express.co.uk, seorang peramal sebelumnya memprediksi sebuah asteroid atau benda angkasa liar yang misterius akan menabrak Bumi pada Maret 2016.

Apapun rumor yang beredar di dunia maya, warga Indonesia pagi tadi antusias menyaksikan gerhana matahari total yang langka.  

Berikut penampakan gerhana matahari parsial di langit Jakarta:

 

Puncak gerhana matahari terlihat dari langit Jakarta, Rabu (9/3/2016). Di Jakarta, gerhana matahari terjadi sebesar 88,76 persen selama sekitar 2 jam yang dimulai pukul 06.19 WIB dan berakhir pada 08.31 WIB. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.