Sukses

Diduga Gawai Iblis, Pemilik Toko Melakukan Pemberkatan iPhone

Kecemasan warga tertuju kepada lambang Apple, mengaitkannya dengan buah terlarang yang dimakan oleh Adam dan Hawa.

Liputan6.com, Tbilisi - Pengelola sebuah toko telepon genggam menggelar upacara pemberkatan seluruh barang dagangannya. Manajer toko iPhone+ Georgiy Machavariani mengatakan upacara suci itu telah meredakan rasa takut dan kecemasan warga tentang iPhone sebagai barang iblis.

"Banyak pelanggan yang enggan membeli iPhone karena mereka mengatakan gawai tersebut adalah milik iblis," ungkap Machavariani.

"Dalam upaya untuk meredakan kecemasan itu, kami memutuskan untuk menyucikan toko dan memberkati semua persediaan iPhone."

Dikutip Oddity Central, Jumat 19 Februari 2016, belakangan diketahui kecemasan warga tertuju kepada lambang Apple di handphone itu. Mereka mengaitkannya dengan buah terlarang yang dimakan oleh Adam dan Hawa.

Pengelola toko merekam dan merilis upacara penyucian itu ke viral. Video itu memperlihatkan seorang pendeta menyiram air suci di toko dan memberkati persediaan iPhone mereka.

Walau agak tidak masuk akal, langkah itu telah memberikan efek menenangkan pembeli. Warga setempat berbondong-bondong untuk membeli ponsel yang telah diberkati tersebut.

Upacara pemberkatan telah meredakan rasa takut dan cemas warga tentang iPhone sebagai gawai iblis. (odditycentral)

"Aku senang sekali mendapat kabar bahwa pengelola toko akhirnya memutuskan untuk menyucikan tokonya," ungkap Anna Aslanishvilli, salah seorang pertama yang melakukan pembelian iPhone di toko itu.

Mendapatkan reaksi yang baik, pengelola toko berencana untuk mengundang kembali pendeta . Mereka ingin pendeta itu juga memberkati persediaan iPhone mereka selanjutnya.

Langkah kontroversial ini dengan cepat menjadi viral setelah rekaman dirilis oleh pengelola toko yang disaksikan ribuan kali.

Dihubungi oleh media, pendeta tersebut mengatakan langkah itu dilakukan oleh iPhone+ sebagai strategi pemasaran, dan ia mengaku hanya melakukan pemberkatan terhadap toko serta karyawan, dan bukan persediaan ponsel mereka.

Kepada media online setempat Info9, pendeta tersebut mengungkapkan, jika ia mengetahui tujuan penyucian dari awal, ia tak akan mengizinkan upacara untuk direkam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.