Sukses

Kampanye Donald Trump Dituding Mirip Propaganda Korut, Benarkah?

Penampilan anak kecil dalam kampanye Donald Trump dibandingkan dengan propaganda Korut. Apa yang dilakukan oleh anak-anak tersebut?

Liputan6.com, Florida - Penampilan lucu sekaligus kontroversial dalam pembukaan kampanye calon presiden Donald Trump memicu perdebatan di media sosial.

Hal ini terjadi sebelum kandidat Partai Republik itu itu naik ke atas panggung pada 13 Januari 2016.

Kampanye Trump di Florida diawali dengan penampilan anak-anak kecil yang menari dan bernyanyi. Hal ini membuat netizen membandingkannya dengan propaganda Korea Utara dan mencapnya sebagai sesuatu yang "menyedihkan."

Mendapatan julukan USA Freedom Kids, trio anak-anak kecil berpakaian gaun bendera Amerika terlihat menari mendukung pencalonan kepresidenan Trump. Mereka adalah Alexis yang berusia 8 tahun, serta Bianca dan Izzy--keduanya berumur 11 tahun.

Menurut laporan, Manajer USA Freedom Kids menghubungi semua kandidat. Namun hanya pihak Trump yang memberikan reaksi terhadap penawaran tersebut.

Dilansir CNN, Minggu (17/01/2016) anak-anak perempuan menari dan menyanyi tentang Amerika di atas panggung itu. Mereka melontarkan lirik lagu yang membingungkan, tapi dianggap tepat untuk menggambarkan miliuner nyentrik itu dan para pendukungnya.

"Musuh... dari kebebasan... sudahlah ...ayo, tumbangkan mereka... Presiden Donald Trump tahu caranya... untuk membuat Amerika jaya kembali... hadapi kekuatan ini atau kau akan hancur setiap kalinya..." teriakan mereka terdengar di seantero ruangan yang disesaki sekitar 10.000 pendukung. 

Namun, ketika media Polictio membagikan rekaman penampilan itu melalui Facebook, berbagai macam reaksi muncul.

Seperti Rob Lane, yang mengatakan, " Ini seperti sesuatu yang akan kau lihat di Korea Utara...menyedihkan sekali."

Sementara pengguna Ashley Abedini menulis, "Menggemaskan sekali melihat anak-anak kecil menari dan mempromosikan seseorang yang rasis, homofobia, dan penghasut perang. Menyenangkan, bukan?"

Di sisi lain, pada Senin, 18 Januari 2016, anggota parlemen Inggris dijadwalkan akan membahas larangan Donald Trump ke Inggris selama 3 jam.

Hal ini dilakukan sejak lebih dari 570.000 orang menandatangani petisi meminta untuk dilakukan perundingan antar anggota parlemen.

Simak video kampanye Donald Trump yang belum lama ini digelar. Benarkah mirip dengan propaganda Korut?

**

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.