Sukses

Detik-detik Musnahnya Hoverboard Rp 8,3 Juta

Perangkat 'hoverboard' sedang naik daun dan dicari di mana-mana, tapi ternyata mengandung bahaya serius. Bisa terbakar dan meledak.

Liputan6.com, Los Angeles - Perangkat hoverboard sedang berada di bawah sorotan. Walaupun menyodorkan suatu pengalaman mobilitas baru, perangkat ini belum bisa dipastikan keamanannya. Seperti misalnya kebakaran hoverboard di Los Angeles ini.

Dinas pemadam kebakaran Los Angeles menghadapi peristiwa pertama kebakaran hoverboard pada Rabu, 30 Desember 2015 lalu, persis beberapa hari sebelum dimulainya larangan membawa perangkat ini dalam kereta Metrolink di seluruh California bagian selatan.

Dikutip dari Los Angeles Times pada Senin (04/01/2016), dalam sebuah video yang diberikan kepada stasiun KTLA tampak sebuah hoverboard di tepi jalan di kawasan Koreatown mengeluarkan asap tebal dari pinggiran roda-rodanya. Beberapa saat kemudian terdengar letupan, suara berdesis, dan jilatan api.

Sebentar kemudian, petugas polisi bermotor dari LAPD yang melintas melihat kobaran api dan memanggil pemadam kebakaran. Menurut Erik Scott, jurubicara dinas tersebut, “Inilah pertama kalinya ketahuan adanya kejadian kebakaran hoverboard di kota dan untungnya tidak ada yang cedera.”

Sudah ada sejumlah laporan mengenai terbakarnya alat ini. Pihak yang berwenang memperingatkan para pengguna untuk menjauhkan alat itu dari bahan mudah terbakar dan tidak berlebihan mengisi baterainya.

Terhitung mulai Senin ini, pihak pengelola layanan mengeluarkan tweet agar para penumpang jasa layanan kereta Metrolink tidak diperbolehkan untuk menjalankan atau membawa hoverboard atau perangkat serupa lainnya ke dalam kereta.

Di awal bulan Desember 2015, penerbangan Delta, United, American dan British Airways mengumumkan larangan membawa hoverboard.

Perusahaan penerbangan Delta mengatakan bahwa baterai perangkat itu tidak diberi label semestinya dan bisa saja melewati batas daya 160-watt-jam yang diwajibkan pemerintah terkait baterai yang boleh dibawah dalam penerbangan.

“Walaupun kejadiannya memang jarang, baterai-baterai ini dapat mendadak kepanasan dan memungkinkan risiko bahaya kebakaran,” demikian bunyi pernyataan situs web perusahaan penerbangan tersebut.

Sementara itu, perusahaan penerbangan British Airways juga mengatakan melarang hoverboard dalam tas jinjing maupun tas bagasi “terkait dengan laporan pers tentang potensi risiko kebakaran sehubungan dengan baterai lithium yang dipakai pada hoverboard."

Dalam kejadian di Koreatown tersebut, kerusakan hanya terjadi pada jalur pejalan kaki. Dalam video terlihat petugas pemadam kebakaran dengan tenang membawa perangkat itu ke tengah jalan dan memadamkan apinya menggunakan APAR.

Sang pemilik perangkat itu, Delvon Simmons, meratapi kerugiannya, katanya, “Lihatlah alat itu meleleh seluruhnya. Wow, ludeslah $600.” Angka itu senilai kira-kira Rp 8,3 juta.

Komisi Keselamatan Produk Konsumen—sejenis Yayasan Lembaga Konsumen di Indonesia—mengeluarkan pengumuman di awal bulan Desember 2015 lalu bahwa mereka sedang mengkaji penyebab utama kebakaran hoverboard.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.