Sukses

'Sepupu' Jerapah Afrika Ditemukan di Eropa

Awalnya mereka menyimpulkan itu fosil yang ditemukan di Eropa itu nenek moyang rusa, namun karakteristiknya jauh berbeda.

Liputan6.com, Madrid - Para ahli menemukan fosil-fosil Jerapah Tanduk Tiga Xenokeryx amidalae di tengah Spanyol. Mereka memprediksi hewan itu mempunyai hubungan kerabat dengan jerapah leher panjang modern.

Awalnya para ahli curiga bahwa fosil itu adalah nenek moyang rusa. Namun, tidak ditemukannya kesamaan DNA.

Selama lebih dari 40 juta tahun, hewan pemamahbiak adalah binatang mayoritas dalam keseluruhan herbivora. Hewan itu antara lain, sapi, kerbau, kambing , jerapah, antelop, unta, dan beberapa spesies lain yang telah punah.

Palaeomerycids, yang kini punah, adalah hewan pemamahbiak dengan tanduk tiga dan muka aneh ditemukan di banyak area. Dari Spanyol hingga China, 5-23 juta tahun lalu. Saat itu mereka hidup di Periode Miocene.

Peneliti Israel Sanchez dan tim dari Museum Nacional de Ciencias Naturales di Madrid, mempelajari fosil sisa dari Palaeomerycids, hewan Xenokeryx amidalae.

Tengkoraknya lumayan utuh termasuk gigi dan tiga tanduknya. Salah satu tanduknya berbentuk T.

Hal itu membuat tim dapat menyimpulkan bahwa Palaeomerycids tidak bersaudara dengan nenek moyang rusa-- dromomerycids.

Konsekuensinya, Sanchez dan timnya harus menggambar ulang pohon keluarga dari para hewan pemamahbiak dan meletakkan Palaeomerycids satu gurp dengan jerapah modern.

"Jerapah sekarang memiliki karakteristik Afrika. Namun di masa Miocene ada jerapah di Euroasia dan Afrika. Asal hewan itu mungkin dari Asia, tepatnya di Pakistan," terang Sanchez seperti dilansir BBC, Sabtu 4 Desember 2015.

"Menyimpulkan bahwa Palaeomerycids nenek moyang jerapah membuat pengetahuan penting tentang sejarah evolusi hewan berleher panjang bertanduk itu telah menguasai Euroasia dan Afrika," tambahnya.

Tambahan lagi, Sanchez menjelaskan bahwa mengapa hewan pemamahbiak itu ditemukan di seluruh penjuru dunia dan sangat sensitif dengan habitatnya. Evolusi mereka juga membawa petunjuk perubahan sejarah ekosistem yang membuat mereka punah. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini