Sukses

Segel Kuno Raja Israel Berusia Ribuan Tahun Ditemukan

Menurut tim arkeolog penemuan itu sangatlah penting, mengkukuhkan kisah raja sang pemiliki segel.

Liputan6.com, Yerusalem - Para arkelogis menemukan segel kuno dari abad ke-8 Sebelum Masehi di tempat sampah penggalian artefak kuno di Yerusalem.

Segel itu diperkirakan berusia 2.700 tahun dengan tanda tangan Raja Hizkia ditemukan di Yarusalem. Segel tersebut dipercaya adalah segel pertama yang pernah dibuat-- dikenal sebagai 'bulla,- dari Israel atau Kerajaan Yehuda.

"Segel raja adalah benda yang sangat penting. Ini persoalan hidup atau mati. Jadi, susah dibayangkan jika ada orang lain sembarangan menggunakannya," kata Eilat Mazar, yang juga kepala penggalian di pertemuan 'City of David' di Israel kepada CNN, Kamis 3 Desember 2015.

"Namun, ada alasan masuk akal kalau pada masa itu, cincin raja juga bisa dijadikan segel," ujarnya. "Ini adalah penemuann terbesar yang pernah kami temukan," tambah Mazar.

Dalam segel itu tertulis, 'Hizkia (anak dari) Ahaz, Raja dari Yehuda'.

Menurut tim arkelogi, bulla dengan nama Raja Hizkia pernah ditemukan di pasar barang antik. Namun, dianggap tidak penting karena tidak ditemukan oleh para arkeologi bahkan kemungkinan itu palsu.

"Menurut Alkitab, Raja Hizkia adalah raja penting setelah Raja David," kata Mazar. "Hizkiah digambarkan sebagai raja yang kaya, penyayang serta raja yang sangat impresif," tambahnya.

Hizkia menurut Alkitab

Ia berumur 25 tahun pada waktu ia menjadi raja dan 29 tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia mulai memerintah pada tahun ke-3 zaman Hosea bin Ela, raja Israel.

Hizkia menyaksikan pengasingan paksa Kerajaan Israel Utara oleh Kerajaan Asyur pada tahun 721 SM. Dia menjadi raja Yehuda selama invasi dan pengepungan Yerusalem oleh Sanherib pada 700 SM. Ia diharuskan membayar upeti. Alkitab mencatat bahwa pengepungan dihentikan oleh Tuhan dengan membunuh tentara-tentara Sanherib sebanyak 185.000 orang.

Hizkia adalah seorang raja yang kuat dan secara internasional diakui bijaksana. Di dalam soal politik luar negerinya ia berhadapan dengan persoalan, apakah harus menggabungkan diri pada Asyur ataukah pada Mesir. Setelah ia bersikap netral selama 10 tahun, kemudian ia menggabungkan dirinya pada suatu persekutuan yang memusuhi Asyur pada tahun 712 di bawah pimpinan Asydod.

Tepat pada waktunya ia dapat mengundurkan diri. Pada tahun 702 ia menggabungkan diri pada Mesir untuk melawan Asyur dan dikalahkan oleh Sanherib di dekat Elteko. Ia diharuskan membayar upeti. Hizkia lalu memperkuat Yerusalem memperkuat persediaan air kota dengan membangun terowongan untuk mengalirkan air ke kolam Siloam. Politik dalam negerinya ditandai suatu pembaharuan religius dengan menghancurkan kebaktian di bukit, tugu peringatan Asyura, bahkan kebaktian ular tembaga Arad atau dikenal sebagai Nehuztan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini