Sukses

PM Kanada Tarik Dukungan Serangan Udara Terhadap ISIS di Suriah

Kanada akan fokus ke bantuan kemanusiaan seperti menerima pengungsi, hal yang enggan dibahas oleh PM sebelumnya.

Liputan6.com, Toronto- PM Kanada yang baru saja terpilih, Justin Trudeau memastikan bahwa ia akan menarik pilot dan pesawat jet milik pemerintahnya untuk tidak lagi memerangi ISIS di Suriah dan Irak.

Treudeau telah berbincang lewat telepon secara langsung dengan Presiden AS Barack bahwa Kanada akan menarik misinya dan memilih untuk fokus kepada bantuan kemanusiaan.

Sebelumnya, Gedung Putih berharap bahwa pemerintahan Kanada yang baru tetap pada dukungannya kepada AS untuk memerangi ISIS di Suriah dan Irak.

"Obama mengerti tentang komitmen yang saya buat saat memilih untuk menghentikan misi ini," kata Trudeau seperti dilansir Reuters, Rabu (21/10/2015). Ia memberitahukan rencananya itu, sekian jam setelah Partai Liberal dipastikan memenangkan pemilihan.

Dalam kampanyenya, perdana menteri yang juga mantan guru ini menjanjikan perubahan pada Kanada. Salah satunya adalah membawa pulang jet pemburu CF-18 yang sebelumnya disiagakan di kedua wilayah hingga Maret 2016. Baca: Kanada Gabung AS Gempur ISIS Lewat Serangan Udara

"Saya berjanji akan terus bertanggung jawab betapa pentingnya Kanada untuk membasmi ISIS. Namun, Obama mengerti keputusan saya untuk menghentikan misi kombatan ini," tuturnya lagi.

Namun, ia memastikan pelatihan militer di utara Irak oleh militer Kanada maasih akan berlangsung.

Mantan atlet petinju ini juga berjanji menerima 25 ribu pengungsi Suriah pada akhir tahun ini. Sebuah komitmen yang bertentangan dengan kepemimpinan sebelumnya PM Stephen Harper yang enggan berurusan dengan isu ini.

Dalam teleponnya dengan Obama, ayah tiga anak ini juga bercerita bahwa orang nomor satu AS itu menggodanya karena dia belum memiliki uban di rambut tebalnya itu. "Saya jawab, mungkin sebentar lagi akan ada," gelaknya.

Justin Trudeau mengatakan bahwa Kanada akan meningkatkan hubungannya dengan AS terutama di bidang lingkungan hidup.

Gedung Putih dalam pernyataannya akan menunggu langkah-langkah kebijakan perubahan iklim antar kedua negara di antaranya terget untuk menurunkan emisi karbon. (Rie/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.