Sukses

Mengerikan, Puluhan Batita AS Jadi 'Pelaku' Penembakan

Karena penyimpanan senjata api yang seringkali sembarangan, anak-anak sekecil 3 tahun bisa mengaksesnya.

Liputan6.com, Washington DC - Seorang anak berusia 2 tahun di Carolina Selatan menemukan senjata api di mobil milik orangtuanya. Ketika sedang berkendara bersama sang nenek, bocah itu tak sengaja menekan pelatuk dan peluru mengenai punggung sang nenek.

Kemungkinan besar, senjata api itu tidak dalam keadaan terkunci, sehingga memudahkan siapa saja untuk melepaskan tembakan. 

Kisah yang tragis, namun, jauh lebih tragis lagi mengetahui itu bukan satu-satunya kasus penembakan tak sengaja yang dilakukan anak balita di Amerika Serikat. Dampaknya pun bermacam-macam, dari si anak melukai diri mereka sendiri, atau merusak properti. Kendati demikian, jarang berita muncul ke permukaan, kecuali yang memakan korban jiwa.

Kasus ini terjadi lebih sering dari dugaan rakyat AS. Menurut laporan Washington Post, di tahun 2015 ada 43 kasus di mana seorang anak batita tidak sengaja menembakkan senjata api. Dalam 31 dari seluruhnya, yang tertembak adalah si anak itu sendiri. Sejumlah 13 dari mereka kehilangan nyawa, sementara 18 lainnya terluka. Dari korban jiwa orang lain, 10 terluka dan 2 tewas.

Contohnya, pada bulan Agustus lalu. Seorang anak berusia 21 bulan di daerah St. Louis menemukan pistol terisi peluru di rumah neneknya. Ia tak sengaja menembak bagian tubuh atas dirinya. Si anak pun tidak tertolong dan meregang nyawa.

Sedangkan, si awal tahun, seorang anak laki-laki usia 3 tahun dari Michigan menemukan senjata tangan kaliber .40. Ia tidak sengaja menembak kepalanya sendiri.

Kisah-kisah selanjutnya tidak jauh berbeda. Seorang anak bahkan melukai kedua orangtuanya saat mereka berlibur dan sedang menginap di motel.

Penembakan oleh anak-anak telah terjadi di 24 negara bagian pada tahun ini. Sebagian besar dari Missouri, dengan lima kasus. Diikuti oleh Florida dengan empat kasus dan Texas dengan jumlah tiga.

Kampanye pengendalian senjata (gun control). (gambar: Moms Demands Action)

Laporan dari media menyebut kasus serupa ini dengan 'kecelakaan'. Walaupun, menurut argumen dari Everytown for Gun Safety, sebuah organisasi advokasi hukum pemilikan senjata api, kasus ini bisa dihindari. Diperkirakan, dua pertiga dari kasus bisa dihindari jika pemilik senjata menyimpannya dengan hati-hati, jauh dari jangkauan anak-anak.

Ada kebijakan dan respon teknik atas kematian dari senjata api. Otoritas dari negara bagian dan kota bisa mengeluarkan kewajiban untuk menyimpan senjata di ruang terkunci di rumah. Kebijakan ini pun disetujui oleh 67 persen penduduk AS.

Berbagai jenis teknologi senjata yang cerdas, yang menghindari seseorang yang bukan pemilik untuk menembakkan peluru, juga ada. Namun teknologi ini ditentang oleh National Rifle Association dan 'sekutunya'.

Perhatian atas fenomena ini bukan hal yang teramat baru. Sebuah kampanye yang dilaksanakan tahun lalu turut menyinggungnya.

Kampanye menjauhkan senjata dari jangkauan anak-anak. (foto: Safe Kids Wordwide)

Organisasi global Safe Kids Worldwide didedikasikan untuk menghindari anak-anak terkena cedera. Bukan cedera pada umumnya, namun karena kasus yang sesungguhnya bisa dihindarkan, dikutip dari situs resmi organisasi. Salah satunya dari cedera yang bisa dihindarkan, adalah penembakan tidak sengaja.

Kampanye mewanti orangtua untuk berhati-hati dalam meletakkan senjata api. Tidak boleh ada di jangkauan anak-anak.

"Jika mereka bisa meraih kue, mereka bisa meraih senjata." Tulis peringatan yang tertera pada pamflet kampanye. (Ikr/Rie)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.