Sukses

MER-C akan Bangun Pusat Kesehatan Indonesia di Myanmar

Tim ke-3 MER-C untuk Myanmar atas fasilitasi dari KBRI Yangon sudah bergerak ke Minbya pada Jumat 28 Agustus pekan lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi kegawatdaruratan kesehatan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia berencana membangun "Indonesia Health Center" di Myanmar.

"Pemerintah Negara Bagian Rakhine, Myanmar sejauh ini telah menyediakan sebidang lahan, tepatnya di wilayah Mrauk U untuk pembangunan sarana kesehatan ini," kata Ketua Tim ke-3 MER-C untuk Myanmar Joserizal Jurnalis seperti dikutip dari Antara News di Jakarta, Rabu (2/9/2015).

MER-C Indonesia juga sedang menyiapkan peresmian "Rumah Sakit Indonesia" di Jalur Gaza, Palestina, setelah inisiatif itu disiapkan sejak 6 tahun silam dan kini berwujud rumah sakit.

Menurut anggota Presidium MER-C Indonesia ini, tim ke-3 MER-C untuk Myanmar atas fasilitasi dari KBRI Yangon sudah bergerak ke Minbya pada Jumat 28 Agustus pekan lalu. Mereka berangkat usai serah terima bantuan ambulans untuk penduduk Rakhine dari Sittwe, ibukota Rakhine.

Kunjungan itu dilakukan untuk meninjau dan memastikan rencana lokasi pembangunan "Indonesia Health Center" yang telah mendapat respons positif dari pemerintah Myanmar.

Selain meninjau lahan untuk "Indonesia Health Center", tim MER-C didampingi oleh Staf KBRI Yangon dan staf pemerintah negara bagian Rakhine juga akan mengunjungi bantuan sekolah yang telah dibangun oleh pemerintah Indonesia di Minbya. Sekolah ini dibangun pada Februari 2015 dengan donasi dari rakyat Indonesia, MER-C telah menyumbangkan dua unit genset untuk membantu kegiatan belajar mengajar di sekolah ini.

Tujuan pertama tim adalah mengunjungi dua sekolah bantuan dari pemerintah Indonesia.

"Anak-anak, baik di sekolah Buddha maupun Muslim terlihat ceria menyambut kedatangan tim," kata dia.

Menurut Jose, pemerintah Rakhine telah menyiapkan sebidang lahan seluas 4.000 meter persegi untuk membangun "Indonesia Health Center". Ia menjelaskan, lokasinya cukup strategis karena dapat diakses dengan dua sarana moda transportasi, yaitu di pinggir jalan raya Yangon-Sittwe dan di bagian belakangnya terdapat sungai besar yang berfungsi sebagai sungai transportasi.

Setelah mempertimbangkan lokasi lahan yang cukup strategis, dan wilayah ini pun adalah wilayah pascabencana yang masih sangat membutuhkan sarana kesehatan, tim MER-C langsung membebaskan lahan dengan membayar ganti rugi kepada para petani penggarap. (Tnt/Rie)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini