Sukses

Enigma, Mesin Kode Rahasia Hitler Senilai Rp 3,1 M

Seorang peserta lelang yang tidak disebutkan namanya membeli benda bersejarah itu dengan harga 149 ribu poundsterling.

Liputan6.com, London - Ketika Perang Dunia II berkecamuk, pihak Sekutu sempat kelabakan lantaran Jerman memiliki teknologi sandi rahasia yang cukup maju pada masanya, dikenal dengan mesin Enigma.

Lelang mesin Enigma oleh Sotheby's

Mesin yang mulanya diciptakan pada 1918 ini sepintas mirip dengan mesin ketik biasa, namun ada sejumlah kode pengetikan yang harus diketahui baik oleh pengirim maupun penerima berita supaya pesannya dapat dimengerti sebagaimana seharusnya. Pasukan Sekutu akhirnya mendapatkan sejumlah mesin Enigma dan membongkar rahasianya.

Kebanyakan mesin ini dihancurkan selama perang, namun ada beberapa mesin yang masih utuh. Salah satu mesin Enigma buatan 1943 yang masih utuh akhirnya dibawa ke meja lelang Sotheby’s.

Seperti dikutip dari laman Sotheby’s , Minggu (19/7/2015), mesin langka ini menggunakan 3 rotor dan dijual lengkap berikut koper untuk membawanya.

Lelang mesin Enigma oleh Sotheby's

Dalam lelang tersebut, seorang peserta lelang yang tidak disebutkan namanya membeli benda bersejarah itu dengan harga 149 ribu poundsterling, setara dengan lebih dari Rp 3,1 miliar, walaupun pada awalnya ditaksir akan laku pada 50 hingga 70 ribu poundsterling saja. Angka itu setara dengan Rp 1 miliar hingga Rp 1,46 miliar.

Untuk menggunakan mesin Enigma, seorang operator mengetik pesannya, lalu mengacaknya menggunakan 3, 4, atau 5 rotor bertakik (notch), yang masing-masing memiliki 26 kemungkinan susunan. Penerima pesan harus menggunakan setelan yang persis sama dengan setelah rotor sang pengirim supaya dapat membaca kodenya. Dengan susunan demikian, ada 159 juta kemungkinan setelan yang diganti setiap hari.

Lelang mesin Enigma oleh Sotheby's

Pada awalnya, ada dugaan kode Enigma tidak akan dapat dipecahkan. Namun demikian, intelijen Polandia dan para pemecah sandi di Bletchley Park di Inggris bekerja keras memecahkan kode sandinya.

Tidak mengherankan, bila kemudian ahli matematika Gordon Welchman dan Alan Turing turut dilibatkan di dalam tugas ini. Mereka menggunakan mesin pemecah kode seberat 1 ton yang dijuluki dengan British Bombes. Ada 200 mesin demikian yang dipakai selama puncak perang. (Alx/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.