Sukses

Lautan Pelayat di Vatikan

Hanya beberapa jam setelah Basilika Santo Petrus dibuka, hampir setengah juta pelayat telah memberi penghormatan terakhir kepada Paus Yohanes Paulus II. Mereka mengantre di bawah suhu 5 derajat Celsius.

Liputan6.com, Vatikan: Para pelayat yang hendak memberi penghormatan terakhir kepada mendiang Paus Yohanes Paulus II terus berdatangan ke Basilika Santo Petrus di Kota Vatikan, Vatikan, Selasa (5/4). Mereka mengantre di bawah suhu sedingin 5 derajat Celsius sebelum sampai ke depan persemayaman jenazah Sri Paus, 84 tahun.

Basilika Santo Petrus kembali dibuka untuk publik pukul 05.00 waktu setempat atau pukul 10.00 WIB. Hanya beberapa jam setelah Basilika Santo Petrus dibuka untuk umum, hampir setengah juta orang telah memberi penghormatan terakhir dan melihat langsung Sri Paus untuk terakhir kalinya [baca: Umat Berduyun Memberikan Penghormatan Terakhir pada Paus].

Basilika Santo Petrus sempat ditutup selama satu jam lebih pada Selasa dini hari waktu setempat. Namun, para pelayat terus berdatangan dan dengan tertib ikut mengantre. Selama ditutup, para pelayat hanya duduk dalam diam menunggu hingga basilika dibuka kembali. Juru Bicara Vatikan Joaquin Navarro-Valls menyatakan, Basilika Santo Petrus akan dibuka selama 22 jam setiap hari hingga pemakaman Paus, Jumat mendatang.

Pemerintah Italia mempersiapkan sambutan khusus bagi para pelayat. Pelayanan angkutan gratis diberikan di beberapa titik Kota Roma menuju Gereja Santo Petrus. Beberapa tenda kesehatan juga telah dipersiapkan di sekitar basilika.

Di Polandia, negara kelahiran Paus bernama asli Karol Jozef Wojtyla ini, banyak warga yang harus berupaya keras untuk mendapatkan transportasi ke Roma. Semua penerbangan dari Polandia menuju Roma telah habis terjual hingga Jumat nanti. Tidak sedikit warga dari negara Eropa Timur ini menggunakan angkutan darat ke Roma yang memakan waktu sekitar 30 jam.

Ucapan belasungkawa atas kepergian Sri Paus tak berhenti mengalir dari berbagai belahan dunia. Pernyataan dukacita juga datang dari Kuba yang melarang pendirian sekolah Katolik. Presiden Fidel Castro ikut menulis buku dukacita yang disediakan Kedutaan Besar Tahta Suci Vatikan untuk Kuba di Havana. Dalam tulisan tangannya, Castro menyebut Paus sebagai pahlawan bagi persahabatan manusia dan musuh peperangan.

Castro memerintahkan pemasangan bendera setengah tiang selama tiga hari sejak kematian Sri Paus. Pemimpin negara komunis ini juga meneken dekrit untuk menunda semua perayaan dan acara olahraga selama masa berkabung.(TNA/Uri)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.