Sukses

Teror Bom Meningkat Menjelang Pemilu Irak

Sebuah roket menghantam rumah penduduk di kawasan Azamiyah, Baghdad, Irak. Tembakan diperkirakan bertujuan menyerang markas tentara AS dan Irak, namun meleset dan melukai tiga warga sipil Irak.

Liputan6.com, Baghdad: Teror bom menjelang pemilihan umum di Irak 30 Januari mendatang terus meningkat. Senin (17/1), serangan roket menghantam rumah di permukiman Azamiyah, Baghdad, Irak. Tembakan ini diperkirakan untuk menyerang markas tentara Amerika Serikat dan Irak, namun meleset dan melukai tiga warga sipil Irak.

Pada saat hampir bersamaan, sebuah bom mobil yang diduga bom bunuh diri meledak di dekat markas polisi di Baiji, Irak bagian Utara. Sedikitnya 10 orang tewas dan 20 lainnya luka. Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu [baca: Bom Mobil Meledak di Baiji, Sepuluh Tewas ].

Sementara itu atmosfer pemilu mulai terasa di kalangan warga Irak, terutama yang berada di luar negeri. Ribuan warga Irak di 14 negara mulai mendaftarkan diri sejak kemarin. Pihak komisi pemilihan umum Irak telah meminta bantuan organisasi migrasi internasional untuk memungut suara warga Irak di luar negeri. Organisasi yang bermarkas di Jenewa itu akan mengadakan pemungutan suara di 14 negara dengan jumlah warga Irak terbanyak.

Antusiasme warga Irak dalam mengikuti pmilu independen pertama sejak 50 tahun teakhir juga terlihat di Inggris. Sekitar 150 ribu warga Irak di sana akan menyalurkan suaranya di tiga tempat pemungutan suara. Antara lain di Glasgow, Manchester, dan London. Kendati bersemangat, mereka umumnya belum memiliki unggulan karena peta politik Irak yang tak menentu.

Australia menjadi tempat pertama yang membuka pendaftaran pemilu bagi warga Irak. Di Negeri Kangguru diperkirakan sekitar 80 warga Irak akan menyalurkan suara mereka di sembilan tempat pemungutan suara yang tersebar di Negara Bagian New South Wales dan Victoria.

Pendaftaran pemilih juga terlihat di Iran. Sebagian besar warga Irak yang berada di sana menganggap bahwa partisipasi mereka dalam pemilu tak ubahnya seperti ibadah sehari-hari. Sejauh ini, negara lain yang juga akan menggelar pemungutan suara untuk warga Irak adalah Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Turki, dan Uni Emirat Arab.(YAN/Ijx)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini