Sukses

Keledai Menjadi Korban Konflik di Sudan

Keledai yang berada di Sudan tinggal 1.300 ekor. Sebelum konflik berkecamuk, populasi keledai di Sudan mencapai 12 ribu ekor. Masyarakat perlindungan satwa melatih seratus dokter hewan untuk menyelamatkan keledai.

Liputan6.com, Abu Shawk: Konflik berkepanjangan di Sudan tidak hanya menimbulkan korban manusia. Keledai yang biasa terdapat di daerah Abu Shawk, sebelah utara Darfur, Sudan, kini terancam punah. Enam bulan silam, keledai yang hidup di sana berkisar 12 ribu ekor. Kini jumlahnya tinggal 1.300 ekor akibat kelaparan dan serangan penyakit.

Berbagai organisasi penyayang satwa prihatin dengan fakta tersebut. Padahal, menurut Organisasi Pangan dan Agrikultur Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), keledai sangat penting bagi para pengungsi. Setiap keluarga memerlukan bantuan sedikitnya dua ekor keledai untuk membajak tanah, mengangkut makanan, dan bahan bakar.

Saat ini daerah Abu Shawk dijadikan perkampungan sementara yang dihuni sekitar 50 ribu pengungsi. Padahal, sebelum pengungsi berdatangan, daerah itu adalah tempat tinggal kawanan keledai.

Untuk menghindarkan kepunahan keledai Sudan, masyarakat perlindungan satwa yang berbasis di Inggris, bergabung dengan kelompok pengembangan teknologi menengah Darfur dan sebuah yayasan amal. Mereka melatih sekitar seratus dokter hewan untuk dikirim ke berbagai lokasi di Sudan selama tiga tahun mendatang. Mereka bertugas menyelamatkan sekitar 15 sampai dengan 20 persen satwa per tahun.(YAN/Nlg)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini